Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Bom Molotov Featured Kasus

    3 Bocah Bawa 5 Bom Molotov ke Aksi di DPRD Solo, Dalangnya Remaja Putus Sekolah Berusia 16 Tahun - Tribunsolo

    6 min read

    Kasus, 

    3 Bocah Bawa 5 Bom Molotov ke Aksi di DPRD Solo, Dalangnya Remaja Putus Sekolah Berusia 16 Tahun - Tribunsolo.com

    Penulis: Andreas Chris Febrianto | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya


    TribunSolo.com/Andreas Chris
    BAWA MOLOTOV - Sebanyak 3 remaja diamankan pihak kepolisian usai kedapatan akan membuat kerusuhan di tengah aksi demonstrasi yang digelar BEM Solo Raya pada Senin (1/9/2025) sore kemarin. Di momen tersebut ternyata mereka hendak menyusup dan membuat onar dengan membawa bom molotov. 

    Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto

    TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Tiga remaja diamankan polisi usai kedapatan membawa bom molotov di tengah aksi demonstrasi BEM Solo Raya di depan Gedung DPRD Kota Surakarta, Senin (1/9/2025) sore.

    Aksi mereka dipimpin MS (16), remaja asal Pasar Kliwon yang sudah putus sekolah.

    MS disebut kerap terlihat di sejumlah kericuhan sebelumnya, termasuk pembakaran di Simpang Gladag dan depan DPRD Solo.

    BARANG BUKTI - Penampakan barang bukti bom molotov. 3 remaja diamankan pihak kepolisian usai kedapatan akan membuat kerusuhan di tengah aksi demonstrasi yang digelar BEM Solo Raya pada Senin (1/9/2025) sore kemarin. Di momen tersebut ternyata mereka hendak menyusup dan membuat onar dengan membawa bom molotov.
    BARANG BUKTI - Penampakan barang bukti bom molotov. 3 remaja diamankan pihak kepolisian usai kedapatan akan membuat kerusuhan di tengah aksi demonstrasi yang digelar BEM Solo Raya pada Senin (1/9/2025) sore kemarin. Di momen tersebut ternyata mereka hendak menyusup dan membuat onar dengan membawa bom molotov. (TribunSolo.com/ Andreas Chris)

    “MS ini setiap ada kejadian pembakaran selalu terlihat. Pada insiden di Gladag ada, di gedung DPRD juga ada. Termasuk yang terakhir ini, ia kembali muncul dengan membawa bom molotov. Jadi dari data yang kami miliki, dia memang cukup aktif dalam kericuhan sebelumnya,” ungkap Wakapolresta Solo, AKBP Sigit, mewakili Kapolresta Kombes Pol Catur Cahyono Wibowo.

    Selain MS, dua remaja lain yang diamankan adalah FIV (15) dan MPP (15), warga Mojolaban, Sukoharjo.

    Keduanya masih berstatus pelajar dan disebut hanya ikut-ikutan tanpa motif ideologi maupun keterlibatan organisasi tertentu.

    Penangkapan bermula saat polisi mencurigai gerak-gerik ketiganya yang berusaha menyusup ke massa aksi dengan sepeda motor Yamaha Jupiter Z putih.

    Setelah digeledah, petugas menemukan dua botol kaca bersumbu kain biru di dalam jok motor, yang rencananya diisi bensin sebagai bom molotov.

    “Tim kemudian bergerak ke kawasan Pasar Kliwon dan menemukan lagi tiga botol kaca dengan sumbu kain serupa. Total ada lima bom molotov yang berhasil diamankan,” lanjut Sigit.

    Dari pemeriksaan, terungkap bahwa ketiganya belajar merakit bom molotov melalui video tutorial di media sosial.

    Polisi menegaskan tidak ada jaringan anarko di balik kasus ini.

    “Jadi tidak ada kelompok atau jaringan. Mereka berteman, berkomunikasi lewat WhatsApp, dan akhirnya ikut aksi. Semuanya spontan dan tidak terorganisir,” jelas Sigit.

    Atas perbuatannya, para remaja ini dijerat Pasal 187 jo 53 KUHP tentang percobaan dengan sengaja menyebabkan kebakaran atau ledakan, dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.

    Sebelumnya, ribuan pengemudi ojek online (ojol) di Kota Solo menggelar aksi solidaritas atas meninggalnya rekan mereka, Affan Kurniawan, yang tewas setelah dilindas mobil rantis milik Brimob pada Kamis (28/8/2025) di Jakarta.

    Aksi dimulai pukul 13.00 WIB, saat para driver ojol berkumpul di Plaza Stadion Manahan Solo.

    Affan Kurniawan adalah seorang pengemudi ojek online (ojol) berusia 21 tahun yang meninggal dunia pada Kamis malam, 28 Agustus 2025, setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) milik Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat.

    Saat itu, Affan sedang mengantar pesanan makanan dan tidak terlibat dalam aksi demonstrasi yang berlangsung di sekitar Gedung DPR RI.

    Ketika kericuhan terjadi dan aparat mulai membubarkan massa, sebuah kendaraan barracuda melaju cepat di tengah kerumunan dan menabrak dua pengemudi ojol—Affan dan Moh Umar Amarudin.

    Affan tewas di tempat, sementara Umar mengalami luka serius.

    Aksi solidaritas meluas hingga menimbulkan kerusakan di beberapa lokasi di kota Solo, termasuk kawasan Gladak dan gedung DPRD Solo.

    (*)

    Komentar
    Additional JS