Dicecar DPR Soal Siswa SMP Tak Bisa Berhitung, Abdul Mu'ti: Masalah Ini Sedang Kami Perbaiki | SINDONEWS
Dicecar DPR Soal Siswa SMP Tak Bisa Berhitung, Abdul Mu'ti: Masalah Ini Sedang Kami Perbaiki | Halaman Lengkap
Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Selasa, 26 Agustus 2025 - 20:38 WIB
Mendikdasmen Abdul Muti buka suara terkait banyaknya siswa SMP yang belum menghitung penjumlahan dasar. Foto/BKHM.
- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen),
Abdul Mu'tibuka suara terkait banyaknya siswa SMP yang belum bisa
berhitungpenjumlahan dasar. Ia mengaku Kemendikdasmen kini tengah berusaha memperbaiki pendidikan numerasi dan literasi bagi anak sekolah.
Hal ini menjawab sejumlah pertanyaan dari Anggota DPR RI dalam Rapat Kerja Bersama Komisi X dan Mendikdasmen, Selasa (26/8/2025).
Baca juga: Mau Mahir Berhitung? Ini 13 Contoh Soal Matematika Kelas 3 SD Beserta Kunci Jawabannya
"Terkait dengan beberapa hal yang bersifat kebijakan strategis, menyangkut koding kurikulum dan sebagainya. Ini memang masalah sedang kami perbaiki, untuk meningkatkan literasi dan numerasi," ungkap Abdul Mu'ti dalam rapat itu, Selasa (26/8/2025).
Dirinya menjelaskan bahwa Kemendikdasmen tengah melakukan Gerakan Literasi dan Numerasi Nasional untuk menjawab temuan-temuan terkait masalah akademik. Ia pun berharap program ini nantinya dapat mengatasi masalah kurikulum yang ada termasuk banyaknya siswa SMP yang belum bisa penjumlahan.
Baca juga: 7 Cara Ajari Anak SD Belajar Berhitung Cepat dan Efektif
"Kita ada gerakan literasi nasional dan untuk numerasi itu sudah kami lakukan gerakan numerasi nasional sehingga permasalahan yang bapak bapak sampaikan mudah-mudahan dapat kami atasi," lanjut dia.
Mu'ti juga menjelaskan Kemendikdasmen akan memulai Tes Kemampuan Akademik (TKA) terhadap siswa di tingkat SD dan SMP. Tes Kemampuan Akademik ini akan dimulai pada Maret 2026 mendatang.
"Karena nanti mulai tahun depan, Maret 2026 itu SD dan SMP ada tes kemampuan akademik yang tes kemampuan akademik itu di antaranya adalah mengukur kemampuan akademik terutama yang berkaitan dengan kemampuan membaca, menulis dan mata pelajaran tertentu," tutur dia.
Pada tahun ini juga Kemendikdasmen juga melakukan asesmen terhadap murid-murid sejak di Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Tes ini bertujuan untuk mengetahui seberapa mampu siswa membaca, menulis dan mempunyai bakat minat apa.
"Bahkan beberapa sudah melakukan tes untuk mendeteksi bakat minat anak anak kita dengan tes psikologi dan lainnya dan tes ini tidak berbayar, tidak menentukan kelulusan," tutur dia.
"Hanya untuk mengetahui sebenarnya kemampuan mereka ketika memulai pelajaran sudah pada tingkat apa sehingga yang dikhawatirkan bapak ibu sekalian mudah-mudahan tidak terulang lagi dengan tes itu," ungkap dia.
Sebelumnya, Anggota DPR RI, Dedi Wahidi meminta Mendikdasmen Abdul Mu'ti untuk melakukan evaluasi. Hal ini berkaitan dengan temuan banyaknya siswa di tingkat SMP yang tidak bisa melakukan perhitungan dasar.
Dedi awalnya mengungkap temuan itu banyak terjadi di Jawa Barat. Bahkan menurutnya, Gubernur dan Bupati juga menyoroti hal ini.
Ia menyinggung temuan di Kabupaten Indramayu yang ramai di publik di mana tidak bisa menghitung penjumlahan dasar. Dedi pun meminta Abdul Mu'ti untuk segera melakukan evaluasi.
"Kemarin di Indramayu ramai, anak SMP belum bisa menghitung, hanya 12 +3 aja gak tahu," kata Dedi.
Ia pun mempertanyakan apakah masalah ini muncul lantaran berkaitan dengan kurikulum yang diterapkan. Menurutnya, kurikulum itu harus memperhatikan dasar-dasar pendidikan yakni calistung (baca, tulis, hitung).
"Ini salah siapa, apa salah kurikulum, seolah-olah mengejar kurikulum barat calisung ditingkalkan, padahal yang pokok dasar itu calistung," tandas dia.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Infografis

Khamenei: Negosiasi dengan AS Tak akan Selesaikan Masalah Iran