Harga Emas Tembus Rekor Baru - Merdeka
Harga Emas Tembus Rekor Baru
Harga emas mencapai titik tertinggi baru, melewati angka USD 3.700 per ons, yang merupakan rekor pertama dalam sejarah perdagangan logam mulia ini.

Harga emas telah menembus angka USD 3.700 per ons untuk pertama kalinya dalam sejarah pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta).
Kenaikan harga emas global ini dipicu oleh meningkatnya ekspektasi akan penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), yang dijadwalkan berlangsung minggu ini.
Hal ini memicu reli harga emas yang disebabkan oleh tingginya permintaan untuk aset safe haven, pembelian oleh bank sentral, dan melemahnya nilai dolar AS.
Dikutip dari CNBC pada Rabu (17/9), harga emas hari ini di pasar spot mengalami kenaikan sebesar 0,2% menjadi USD 3.687,67 per ons, setelah sebelumnya mencapai rekor tertinggi USD 3.702,95 di awal sesi perdagangan.
Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember juga naik 0,1% menjadi USD 3.724.
"Ketidakpastian dalam pertumbuhan global dan risiko geopolitik terus menjaga permintaan terhadap aset safe haven tetap tinggi. Namun, reli harga emas ini sebagian besar didorong oleh antisipasi penurunan suku bunga yang agresif dari Federal Reserve," ungkap Analis MarketPulse by OANDA, Zain Vawda.
Para trader memperkirakan bahwa penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin hampir pasti akan terjadi pada akhir pertemuan The Fed pada 17 September, dengan kemungkinan kecil untuk penurunan sebesar 50 basis poin, berdasarkan analisis dari CME FedWatch.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump juga mengungkapkan melalui media sosial pada hari Senin bahwa ia mendesak Ketua Fed, Powell, untuk melakukan penurunan suku bunga yang lebih besar.
Nilai tukar dolar mengalami penurunan

Emas batangan, yang tidak memberikan imbal hasil, biasanya menunjukkan performa yang baik ketika suku bunga berada di level rendah.
Saat ini, kurs dolar AS mengalami penurunan ke titik terendah dalam lebih dari dua bulan dibandingkan dengan mata uang utama lainnya.
Penurunan nilai dolar ini membuat harga emas menjadi lebih terjangkau bagi pemegang mata uang asing.
"Harga emas melonjak karena dolar melemah tajam, mencapai titik terendah yang belum pernah terlihat sejak Juli," ungkap Tai Wong, seorang Pedagang Logam Independen.
Dia juga menambahkan, "Meskipun demikian, kewaspadaan mungkin diperlukan menjelang keputusan penting Fed besok, jadi sedikit aksi ambil untung seharusnya tidak mengejutkan."
Emas batangan, yang dikenal sebagai aset lindung nilai terhadap ketidakpastian, telah mengalami lonjakan sekitar 41% sejak awal tahun ini. Pada tanggal 8 September, harga emas bahkan menembus angka USD 3.600 per ons.
Harga emas saat ini menunjukkan tren yang signifikan

Menurut para analis, reli harga emas saat ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk pembelian berkelanjutan dari bank sentral, meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven, serta pergeseran global dari penggunaan dolar AS yang terus mengalami pelemahan.
"Harga emas di pasar spot melonjak 27% pada tahun 2024 dan menembus angka USD 3.000 untuk pertama kalinya pada bulan Maret, karena ketidakpastian atas kebijakan perdagangan Trump mendorong investor beralih ke aset safe haven," ungkap salah satu analis.
Hal ini menunjukkan bahwa investor semakin mencari perlindungan terhadap risiko yang ada di pasar.
Di sisi lain, harga perak mengalami penurunan sebesar 0,6% dan diperdagangkan pada USD 42,44 per ons, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi sejak September 2011 di awal sesi perdagangan.
Selain itu, harga platinum juga mengalami penurunan sebesar 0,8%, mencapai USD 1.389,50, sementara paladium turun 0,6% menjadi USD 1.176,97.
Penurunan harga logam-logam berharga ini menunjukkan adanya fluktuasi yang terjadi di pasar, meskipun emas tetap menunjukkan tren positif yang signifikan.
[FULL] Prabowo Reshuffle Kabinet: Menko BG, Menpora hingga Menkeu Sri Mulyani - merdeka