Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home China Featured

    Imbas Perang Harga Mobil, Pesta Produsen Eropa Berakhir di China - PAGE ALL : Okezone Ototekno

    3 min read

     

    Imbas Perang Harga Mobil, Pesta Produsen Eropa Berakhir di China - PAGE ALL : Okezone Ototekno

    Kamis, 11 September 2025 |12:41 WIB


    Imbas Perang Harga Mobil, Pesta Produsen Eropa Berakhir di China (Ilustrasi/Reuters)

    JAKARTA - Produsen asal China terus mendominasi penjualan mobil listrik di berbagai negara. Bahkan, harga yang sangat rendah membuat brand-brand asal Eropa menyerah untuk bersaing dengan mereka.

    1. Penjualan Mobil Eropa Lesu

    Baca Juga :
    https://img.okezone.com/okz/100/content/2025/09/02/52/3167075/mobil-fVzC_large.jpg

    Kehadiran mobil listrik asal China, ditambah dengan permintaan mobil Eropa yang semakin lesu, serta tarif impor Amerika Serikat (AS), diibaratkan seperti "pesta" yang akan berakhir bagi brand-brand asal Eropa.

    "Pesta yang telah kita rayakan di industri otomotif selama beberapa dekade telah berakhir dalam bentuknya saat ini. Sekarang semua tentang reorientasi," kata CEO Volkswagen, Oliver Blume, produsen mobil terbesar di Eropa, dan divisi mewahnya Porsche AG dikutip dari Reuters.

    Blume mengungkapkan, saat ini Porsche mencatat penurunan penjualan mobil baru di pasar China hingga 27,9 persen. Hal tersebut berlangsung pada semester pertama 2025. Ini diakibatkan banyaknya konsumen setia mereka yang beralih ke mobil asal China.

    Baca Juga :
    https://img.okezone.com/okz/100/content/2025/08/19/52/3163860/giias_2025-cY0h_large.jpeg

    Sementara BMW menaruh harapan pada model iX3 terbarunya untuk kembali tumbuh di Tiongkok. Kepala pemasaran BMW Jochen Goller mengatakan BMW memantau "perang harga yang brutal" di China saat menentukan harga untuk model baru tersebut. Model baru itu rencananya diluncurkan pada musim panas 2026.

    Mercedes-Benz, yang meluncurkan sekitar 40 model baru hingga 2027 dan mengandalkan GLC listriknya untuk merebut kembali pangsa pasar di China. Mereka juga memangkas biaya produksi hingga miliaran euro. CEO Ola Kaellenius mengatakan persaingan ketat di China akan terus berlanjut.

    Baca Juga :
    https://img.okezone.com/okz/100/content/2025/08/08/52/3161361/giias_2025-wCf4_large.jpg

    Sementara Renault, yang keluar dari pasar China sekitar lima tahun lalu, akan memperkenalkan baterai yang lebih terjangkau untuk kendaraan listrik dan mempercepat waktu pengembangan untuk semua model.

    "Pesaing kami dari China adalah yang terbaik di kelasnya, kami telah menggunakan mereka sebagai tolok ukur," kata CEO Renault Francois Provost.
     

    (Erha Aprili Ramadhoni)

    Komentar
    Additional JS