Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Istimewa Keuangan Prabowo Subianto Saham Spesial

    Ini Sektor Saham Potensial Terdorong Paket Stimulus Ekonomi Prabowo - Bisnis

    5 min read

     Keuangan 

    Ini Sektor Saham Potensial Terdorong Paket Stimulus Ekonomi Prabowo



    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan paket stimulus ekonomi September 2025. Paket stimulus tersebut dinilai mampu mendorong sejumlah sektor saham seperti sektor konsumer hingga ritel.

    Dalam pengumuman pemerintah, paket stimulus ekonomi September 2025 terdiri dari delapan program akselerasi di 2025, empat program yang dilanjutkan di 2026, dan lima program terkait andalan pemerintah untuk penyerapan tenaga kerja.

    Program akselerasi di 2025 memiliki nilai total sebesar Rp16,2 triliun:

      Terdapat pula empat program yang dilanjutkan di 2026, secara rinci:

        Pemerintah juga menyiapkan lima program penyerapan tenaga kerja sebagai bagian dari paket stimulus ekonomi September 2025.

        Kelima program prioritas itu ditargetkan dapat menyerap tenaga kerja hingga mencapai 3,56 juta pekerja selama periode 2025-2027. Secara rinci:

          Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan paket stimulus itu jelas akan menjadi angin segar buat pasar saham karena membawa ekspektasi pertumbuhan domestik lebih kuat. Apalagi, kondisi pasar saham Indonesia saat ini sedang dalam tren menanjak.

          Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan sebesar 1,06% ke level 7.937,12 pada perdagangan hari ini, Senin (15/9/2025). IHSG pun menguat 12,11% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.

          “Sektor yang bisa kecipratan langsung [paket stimulus ekonomi 2025] biasanya konstruksi–infrastruktur, perbankan, sampai consumer staples karena daya beli ikut terbantu,” kata Felix kepada Bisnis pada Senin (15/9/2025).

          Baca Juga :

          Apabila terdapat porsi ke energi transisi, tambang logam pun bisa ikut naik daun. Akan tetapi menurutnya terdapat tantangan dalam penerapan paket stimulus ekonomi tersebut yakni soal soal eksekusi.

          “Kalau realisasinya lambat atau malah bikin defisit fiskal melebar, pasar bisa balik waspada. Jadi sentimennya positif, tapi tetap perlu dibuktikan di lapangan,” ujar Felix.

          Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan mengatakan paket stimulus yang diumumkan pemerintah tentu memberikan sinyal positif bagi pasar saham secara keseluruhan. Program ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat, memperluas lapangan kerja, dan mendorong produktivitas lintas sektor.

          “Beberapa sektor diperkirakan mendapat dampak langsung dari program-program ini. Sektor konsumsi dan ritel berpotensi menguat karena adanya bantuan pangan, subsidi iuran BPJS, dan insentif PPh 21 yang dapat meningkatkan disposable income masyarakat,” kata Ekky pada Senin (15/9/2025).

          Sektor saham lainnya yang bisa terdongkrak adalah sektor perbankan, khususnya himpunan bank milik negara (Himbara). Deretan saham bank pelat merah diproyeksikan akan diuntungkan jika program ini bersinergi dengan penyaluran kredit UMKM dan KUR.

          Sektor properti dan perumahan juga berpeluang terdorong melalui program perluasan manfaat layanan tambahan BPJS Ketenagakerjaan serta potensi stimulus KUR perumahan.

          Angin Segar ke Pasar Saham

          Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Hari Rachmansyah mengatakan paket stimulus berpotensi memberikan dampak positif terhadap pasar saham Indonesia.

          Stimulus senilai Rp16,23 triliun pada 2025 ditambah kelanjutan program di 2026 diperkirakan akan meningkatkan likuiditas perekonomian dan daya beli masyarakat, mengingat konsumsi rumah tangga jadi mayoritas bobot terbesar pada produk domestik bruto (PDB) nasional. Hal ini akan menjadi katalis bagi kinerja emiten di sektor konsumsi, pariwisata, properti, serta transportasi.

          “Selain itu, pasar saham berpotensi mendapatkan sentimen positif jangka pendek melalui short-term rally, terutama pada sektor-sektor yang secara langsung terdampak oleh stimulus fiskal tersebut,” kata Hari kepada Bisnis pada Senin (15/9/2025).

          Menurutnya, sejumlah saham yang diuntungkan di antaranya saham di sektor konsumsi dan ritel. Bantuan pangan diproyeksikan bisa meningkatkan penjualan emiten consumer staples seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), PT Mayora Indah Tbk. (MYOR), PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR).

          Baca Juga :

          Kemudian kebijakan stimulus bagi UMKM dan koperasi berpotensi mendorong distribusi produk FMCG dan ritel. Lalu kebijakan PPh 21 DTP ke sektor pariwisata dan ojol BPU bisa membantu daya saing dan konsumsi ke sejumlah saham seperti PT Bukalapak Tbk. (BUKA), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), PT Bayu Buana Tbk. (BAYU), dan PT Panorama Sentrawisata Tbk. (PANR).

          Selain itu, paket stimulus juga memberikan dorongan bagi saham properti dan infrastruktur seperti PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA), PT Adhi Karya Tbk. (ADHI), serta PT PP (PTPP).

          Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

          Komentar
          Additional JS