Iran Terima MiG-29 dari Rusia sebagai Jet Interim Menanti Kedatangan Su-35 - Indomiliter
Dunia Internasional
Pasca digempur oleh serangan udara Israel, Angkatan Udara Iran kini mulai bangkit, sembari menanti kesiapan jet tempur Sukhoi Su-35, ada kabar Angkatan Udara Iran (IRIAF) kedatangan pesawat tempur dari Rusia, bukan ‘barang’ baru, yang dimaksud adalah pesawat tempur MiG-29 Fulcrum.
Mengutip dari Iranintl.com (23/9/2025), disebut Iran telah menerima jet tempur MiG-29 dari Rusia, yang kini ditempatkan di kota Shiraz di selatan Iran, dan sedang menunggu pengiriman pesawat Su-35 yang lebih canggih.
Pangkalan Udara Shahid Dastgheib, adalah salah satu pangkalan udara paling penting di Iran selatan. Lokasinya yang strategis menjadikannya pusat yang ideal untuk operasi dan pelatihan.
Abolfazl Zohrevand, anggota Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri parlemen Iran, menyebut MiG-29 sebagai langkah sementara dan mengonfirmasi bahwa Iran mengandalkan Su-35 untuk kebutuhan jangka panjang. Ia juga mengatakan Teheran telah memperoleh sistem pertahanan udara HQ-9 dari Cina dan S-400 Rusia, meskipun kedua pembelian tersebut belum dikonfirmasi secara resmi.

Meski diwartakan baru menerima MiG-29 dari Rusia, namun sejatinya Iran sudah memiliki armada MiG-29.Armada MiG-29 yang saat ini dioperasikan oleh Angkatan Udara Republik Islam Iran sudah sangat tua dan tidak terawat. Jet-jet ini diterima pada akhir 1980-an dan awal 1990-an.
Iran saat itu mencapai kesepakatan dengan Uni Soviet untuk pembelian jet tempur dengan jumlah berkisar antara 40 hingga 50 unit. Namun, kontrak bertepatan dengan gejolak dan keruntuhan Uni Soviet pada tahun 1991. Perubahan politik, ekonomi, dan restrukturisasi industri pertahanan Rusia menyebabkan banyak kontrak ekspor terhenti atau dibatalkan. Pada akhirnya, Iran hanya menerima sekitar 20 hingga 30 unit MiG-29 dari kontrak awal tersebut,
Sementara, pengiriman MiG-29 baru-baru ini adalah bagian dari kesepakatan militer yang lebih besar antara Rusia dan Iran. Jet-jet ini, meskipun mungkin bukan model terbaru, berfungsi sebagai pengganti atau tambahan penting untuk armada Iran yang menua. Mereka kemungkinan dalam kondisi yang jauh lebih baik dan datang dengan pasokan suku cadang serta dukungan teknis yang sangat dibutuhkan.
Informasi mengenai jumlah pasti unit MiG-29 yang dikirimkan tidak diumumkan secara resmi. Angka-angka yang beredar di media pertahanan dan intelijen bersifat perkiraan.
Berdasarkan laporan dari berbagai sumber media pertahanan, Iran diperkirakan telah menerima gelombang pertama yang terdiri dari satu skuadron jet tempur. Jumlah ini biasanya berkisar antara 12 hingga 15 unit. Namun, angka pastinya masih dirahasiakan oleh kedua negara.
Pengiriman MiG-29 dari Rusia ke Iran dilakukan melalui jalur udara, menggunakan pesawat angkut berat. Metode yang paling mungkin digunakan adalah mengangkut jet-jet tersebut dalam keadaan sebagian dibongkar di dalam pesawat angkut militer besar, seperti Ilyushin Il-76 atau Antonov An-124 milik Rusia.
Pengiriman kecil kemungkinan dengan penerbangan langsung (ferry flight) karena risiko keamanan dan kebutuhan untuk mengangkut peralatan pendukung.
Pengiriman MiG-29 ini diyakini sebagai bagian dari kesepakatan barter yang lebih besar, bukan pembelian langsung atau hibah.
Analis pertahanan dan laporan intelijen meyakini bahwa Rusia menukar jet-jet tempur ini dengan dukungan militer dari Iran, terutama pasokan drone Shahed dan amunisi yang telah digunakan Rusia dalam konflik yang sedang berlangsung. Barter ini menguntungkan kedua pihak: Rusia mendapatkan pasokan yang sangat dibutuhkan, sementara Iran dapat memperbarui armada udaranya yang sudah usang. (Gilang Perdana)