Korban Tewas Serangan Israel di Yaman Bertambah Jadi 46 Orang - Inilah
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah
Korban Tewas Serangan Israel di Yaman Bertambah Jadi 46 Orang
Kobaran api disertai kepulan asap hitam tampak terlihat dari lokasi serangan udara Israel di Sana'a, Yaman, Rabu (10/9/2025). (Foto: Associated Press)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Serangan udara brutal Israel yang menyasar ibu kota Sana'a dan Provinsi Al Jawf di Yaman, pada Rabu (10/9/2025) lalu, telah memakan banyak korban jiwa. Jumlah korban tewas terus bertambah, kini mencapai angka 46 orang.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Yaman, Anis al-Asbahi, menyampaikan data terkini tersebut pada Kamis (11/9/2025).
"Jumlah korban tewas akibat agresi Israel di ibu kota Sana'a dan Al Jawf bertambah menjadi 46 korban tewas dan 165 korban luka, termasuk sejumlah besar perempuan dan anak-anak," tulisnya di platform X.
Baca Juga:
Al-Asbahi menambahkan, data yang ia sampaikan bukanlah angka final. Ia menduga jumlah korban akan terus bertambah seiring dengan proses evakuasi dan identifikasi yang masih berlangsung.
Ini adalah tragedi kemanusiaan yang sangat menyedihkan. Serangan yang menargetkan fasilitas militer justru berujung pada gugurnya warga sipil tak bersalah.
Serangan Terencana, Taktik 'Bumi Hangus' Israel
Baca Juga:
Militer Israel (IDF) tak membantah. Mereka secara terbuka mengakui telah melancarkan serangan baru terhadap fasilitas militer milik gerakan Ansar Allah Yaman, yang lebih dikenal sebagai Houthi.
Menurut IDF, target yang mereka serang adalah infrastruktur milik Houthi, termasuk kamp militer dan gudang bahan bakar. Namun, serangan yang disebut sebagai tindakan militer terukur ini justru menimbulkan korban sipil dalam jumlah besar.
Ini adalah taktik lama. Israel sering kali berdalih menyerang target militer, padahal kenyataannya bom-bom mereka juga menghantam permukiman warga. Kondisi ini sudah menjadi pola berulang dalam setiap konflik di kawasan tersebut.
Baca Juga:
Serangan ini menunjukkan betapa ringkihnya perdamaian di Timur Tengah. Di tengah berbagai upaya diplomasi untuk meredakan ketegangan, Israel justru memilih jalan kekerasan yang berujung pada jatuhnya korban jiwa.
Kekerasan tak pernah menyelesaikan masalah, ia hanya melahirkan lingkaran dendam yang tak berkesudahan. Kini, dunia hanya bisa berharap agar tidak ada lagi nyawa yang melayang sia-sia di tengah konflik yang tak berujung ini.