Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Istimewa Kasus Komisi XI DPR Spesial

    Pimpinan Komisi XI DPR Kompak Bungkam soal Kunjungan Tertutup ke Austria yang Menelan Korban Jiwa - Republik Merdeka

    4 min read

     Kasus, 

    Pimpinan Komisi XI DPR Kompak Bungkam soal Kunjungan Tertutup ke Austria yang Menelan Korban Jiwa



    Translate Berita Bahasa Inggris
     LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
    Mukhamad Misbakhun (depan tengah), Fauzi Amroh (belakang kiri) dan Mohamad Hekal. (Foto: wikipedia/fraksigerindra.id/nasdemdprri.id)
    rmol news logo
    Pimpinan Komisi XI DPR kompak memilih bungkam saat diminta keterangan terkait kunjungan tertutup ke Austria di saat situasi Jakarta memanas akibat aksi massa memprotes tunjangan anggota dewan. Diketahui, seorang mahasiswa Indonesia bernama Muhammad Athaya Helmi Nasution meninggal dunia saat bertugas mendampingi rombongan.

    "Aku nggak mau jawab yang itu, ya," ucap Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun kepada RMOL di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 9 September 2024.

    Di hari yang sama permintaan klarifikasi disampaikan kepada Wakil Ketua Komisi XI DPR Fauzi Amroh. Dari ujung telepon politisi Partai Nasdem yang kabarnya ikut berangkat ke Austria ini berkilah akan memberikan pernyataan lewat rilis.

    Wakil Ketua Komisi XI DPR lainnya Mohamad Hekal yang bahkan disebut-sebut memimpin rombongan malah sama sekali tidak memberikan respons. Hekal yang juga anggota Fraksi Partai Gerindra enggan mengangkat telepon dan membalas pesan elektronik permintaan klarifikasi.

    Kunjungan dan peleserian belasan anggota Komisi XI DPR bersama mitra kerja dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan ke Wina, Austria pada 25-27 Agustus 2025 berbuntut panjang. Seorang mahasiswa Indonesia bernama Muhammad Athaya Helmi Nasution meninggal dunia saat bertugas mendampingi rombongan.

    Kabar meninggalnya Athaya dikonfirmasi kebenarannya oleh Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha.

    “Kementerian Luar Negeri menyampaikan duka cita atas wafatnya seorang mahasiswa Indonesia atas nama Muhammad Athaya Helmi Nasution di Wina, Austria pada tanggal 27 Agustus 2025,” kata Judha.

    Menurut informasi yang diterima dari otoritas setempat, hasil otopsi menunjukkan bahwa Athaya meninggal karena dugaan kejang (suspected seizure).

    Judha menyebut KBRI Wina telah memberikan bantuan kekonsuleran mulai dari pengurusan dokumen, koordinasi dengan otoritas setempat hingga pemulasaran jenazah bersama Komunitas Islam Indonesia di Wina.

    “Sesuai permintaan keluarga, jenazah almarhum telah dipulangkan ke Tanah Air pada tanggal 4 September 2025,” jelasnya.

    Athaya yang baru berusia 18 tahun merupakan mahasiswa Universitas Hanze, Groningen, Belanda, sekaligus anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Groningen.

    Ia ditugaskan sebagai pemandu rombongan dalam rangkaian pertemuan delegasi Indonesia dengan otoritas Austria. Namun, penugasan para mahasiswa yang dilibatkan sepenuhnya dikelola pihak event organizer (EO) dari Indonesia.

    Selama tiga hari Athaya mendampingi berbagai kegiatan yang bersifat tertutup, diikuti oleh belasan anggota Komisi XI DPR, OJK, dan BI.  Ia disebut bekerja dari pagi hingga malam. Pada hari terakhir kunjungan, ia mengalami kondisi medis darurat dan kemudian dinyatakan meninggal dunia.

    "Turut berduka atas meninggalnya salah satu anggota kami, Muhammad Athaya Helmi Nasution, yang merupakan anggota PPI Groningen, dalam rangka mendampingi sebuah kunjungan tertutup yang melibatkan pejabat publik (DPR, BI dan OJK) pada 25-27 Agustus 2025 di Wina, Austria," tulis pernyataan PPI ditandatangani Sekjen PPI Belanda Vadaukas Valubia Laudza dan Ketua PPI Groningen Yosafat Berltsazar yang diunggah di Instagram @ppibelanda.
    rmol news logo article
    Komentar
    Additional JS