0
News
    Home Dunia Internasional Featured Israel Istimewa Konflik Timur Tengah Qatar Spesial

    PM Qatar Sebut Israel Lakukan Terorisme Negara dan Netanyahu Delusi Narsis - Sindo news

    2 min read

     Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah, 

    PM Qatar Sebut Israel Lakukan Terorisme Negara dan Netanyahu Delusi Narsis

    Rabu, 10 September 2025 - 08:21 WIB

    Serangan Israel targetkan delegasi Hamas di Qatar. Foto/rekaman video
    A
    A
    A
    DOHA - Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani menyatakan serangan Israel di Doha telah menjadi "momen penting" bagi seluruh kawasan. Dia mengecam serangan tersebut sebagai tindakan "terorisme negara".

    Sebelumnya pada hari Selasa (9/9/2025), Pasukan Israel (IDF), berkoordinasi dengan dinas keamanan Shin Bet (ISA), menyerang satu kompleks di ibu kota Qatar yang digunakan Hamas.

    Kelompok pejuang Palestina tersebut mengklaim pimpinannya berhasil selamat dari serangan tersebut.

    “Serangan mendadak ini tidak akan diabaikan, dan Qatar berhak untuk menanggapi serangan terang-terangan ini," ujar PM dalam konferensi pers.

    Dia menyebut tindakan Israel tersebut sebagai tindakan "terorisme negara".

    "Hari ini, kita telah mencapai titik balik untuk mendapatkan tanggapan dari seluruh kawasan terhadap tindakan biadab semacam itu," tegasnya.

    PM tersebut secara pribadi menyerang PM Israel Benjamin Netanyahu, menuduhnya mengganggu stabilitas regional demi "delusi narsis" dan keuntungan pribadi.

    Qatar akan melanjutkan upaya mediasinya untuk menyelesaikan permusuhan yang berkepanjangan antara Hamas dan Israel, menurut al-Thani.

    PM mengakui ruang untuk diplomasi kini menjadi sangat sempit dan serangan itu kemungkinan menggagalkan putaran negosiasi yang didedikasikan untuk proposal terbaru yang dilontarkan Presiden AS Donald Trump.

    "Berkaitan dengan perundingan saat ini, saya rasa tidak ada yang valid saat ini setelah kita melihat serangan seperti itu," ujar dia.

    Serangan Israel terjadi dua hari setelah presiden AS mengeluarkan "peringatan terakhir" lainnya kepada Hamas, mengklaim Israel telah menerima persyaratan yang tidak ditentukan dari kesepakatan yang diusulkannya dan menuntut kelompok Hamas membebaskan sandera Israel yang masih ditahan di Gaza.

    Tak lama kemudian, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, juga memberikan "peringatan terakhir" kepada Hamas, mengancam dengan pemusnahan dan menuntut para pejuang meletakkan senjata mereka.

    Menyusul ancaman tersebut, Hamas menyatakan siap untuk "segera duduk di meja perundingan" setelah mendengar apa yang disebutnya sebagai "beberapa gagasan dari pihak Amerika yang bertujuan mencapai kesepakatan gencatan senjata."

    Baca juga: Israel Serang Qatar, Bom Permukiman dan Targetkan Pimpinan Hamas
    (sya)
    Komentar
    Additional JS