Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Gen Z Nepal PBB

    Polisi Tembak Mati 19 Demonstran Gen Z di Nepal, Kantor HAM PBB: Selidiki! - inews

    2 min read

     Dunia Internasional, 

    Polisi Tembak Mati 19 Demonstran Gen Z di Nepal, Kantor HAM PBB: Selidiki!

    Anton Suhartono


    Kantor HAM PBB mendesak penyelidikan atas tewasnya 19 demonstran Nepal yang ditembak mati polisi (Foto: AP)

    KATHMANDU, iNews.id - Aksi unjuk rasa generasi muda di Nepal berakhir tragis. Sedikitnya 19 demonstran tewas ditembak aparat keamanan di luar gedung parlemen Kathmandu, Senin (8/9/2025). Tragedi ini langsung memicu kecaman internasional dan desakan penyelidikan dari Kantor HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Kerusuhan dipicu kekecewaan atas memburuknya kondisi ekonomi, praktik korupsi yang merajalela, hingga pemblokiran platform media sosial.

    Dari total korban, 17 orang tewas di Kathmandu dan 2 lainnya meninggal di Kota Itahari. Sejumlah video yang beredar memperlihatkan aparat menembakkan gas air mata, water cannon, bahkan peluru tajam untuk membubarkan massa.

    Kantor HAM PBB menyatakan keterkejutan atas jumlah korban jiwa yang begitu besar. Lembaga itu menegaskan adanya laporan penggunaan kekuatan yang berlebihan seraya mendesak pemerintah Nepal melakukan penyelidikan independen serta transparan.

    “Penggunaan kekuatan mematikan terhadap pengunjuk rasa yang tidak menimbulkan ancaman langsung berupa kematian atau luka serius merupakan pelanggaran berat hukum internasional,” tegas Amnesty International dalam pernyataan resminya.

    PM Nepal Beri Respons

    Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli menyampaikan belasungkawa dan mengeklaim pemerintah tidak menutup diri terhadap aspirasi anak muda. Namun, ia belum memberikan kejelasan apakah akan menindak aparat yang menggunakan kekerasan mematikan dalam demonstrasi tersebut.

    Tragedi ini memperlihatkan jurang besar antara generasi muda Nepal yang menuntut perubahan dengan pemerintah yang dianggap gagal mengelola krisis ekonomi. Tekanan internasional kini menguat agar insiden berdarah ini tidak berhenti hanya sebagai catatan kelam, melainkan diusut tuntas demi keadilan para korban.

    Editor : Anton Suhartono
    Komentar
    Additional JS