Rusia Ketahuan Pakai Senjata Nazi, Barat Yakin Stok Amunisi Moskwa Kian Menipis - Kompas
Dunia Internasional,
Rusia Ketahuan Pakai Senjata Nazi, Barat Yakin Stok Amunisi Moskwa Kian Menipis
KYIV, KOMPAS.com – Rusia dilaporkan menggunakan senjata peninggalan Nazi Jerman dari era Perang Dunia II dalam perang yang masih berlangsung di Ukraina.
Dugaan ini mencuat setelah unit pengintai Ukraina menemukan detonator bermotif simbol Nazi di sebuah gudang amunisi Rusia.
Unit pengintai Ukraina bernama “Tur” mempublikasikan foto-foto detonator berbentuk kerucut yang bertuliskan lambang elang Reichsadler dan swastika, lengkap dengan cap tahun 1934.
“Senjata Nazi masih digunakan untuk membunuh orang,” tulis unit tersebut di Telegram, seperti dikutip dari New York Post, Rabu (17/9/2025).
“Meskipun rezim Hitler dan Stalin sudah tumbang, rezim Putin kini menggantikannya; namanya berbeda, tetapi esensinya tetap sama,” tambah pernyataan tersebut.
Jejak Stalin dan Hitler
Penemuan detonator itu mengingatkan kembali pada perjanjian rahasia antara Uni Soviet dan Nazi Jerman menjelang Perang Dunia II.
“Pada 17 September 1939, Uni Soviet secara licik menyerang Polandia, yang saat itu sudah lemah akibat pertempuran dengan Wehrmacht,” tulis unit Tur.
Mereka juga menyebut bahwa pada Agustus 1939, Soviet dan Jerman menandatangani perjanjian dagang, kemudian diperbarui Februari 1940.
“Berdasarkan perjanjian itu, Uni Soviet menerima peralatan militer, mesin, teknologi, serta bahan mentah — termasuk detonator peluru dengan tanda swastika,” ungkap mereka.
Unit tersebut meyakini detonator Nazi yang ditemukan adalah peninggalan dari masa itu, yang “tetap tersimpan di depot Rusia hingga kini.”
Rusia andalkan senjata usang

Fenomena ini bukan kali pertama Rusia menggunakan persenjataan kuno, menurut Mayor Oleh Shyriaiev, komandan Resimen Serbu Terpisah ke-225 Ukraina.
“Kami telah sering melihat Rusia menggunakan peralatan dari era Perang Dunia II,” ujarnya kepada The Washington Post.
Menurutnya, perang yang sudah berlangsung hampir empat tahun membuat stok amunisi Rusia menipis.
“Apa pun stok yang dimiliki Rusia, kini sudah mulai habis,” katanya.
Shyriaiev bahkan menyebut pasukan Rusia memakai senapan Mosin–Nagant yang dikembangkan pada akhir 1800-an.
“Senapan Mosin dipakai di Perang Dunia I dan II, lalu digantikan SKS, sebelum akhirnya muncul AK-47. Jadi Mosin itu dua generasi sebelum AK, yang sebenarnya juga sudah tidak modern,” jelasnya.
Selain itu, Rusia juga diketahui memanfaatkan meriam kapal era Perang Dunia II yang dipasang di trailer berlapis baja ringan, serta mencoba memodernisasi kendaraan tempur infanteri tua dari gudang penyimpanan.
“Fakta intelijen juga menunjukkan Korea Utara memasok amunisi ke Rusia karena mereka kekurangan persediaan,” tambah Shyriaiev.
Mengambil tank dari museum
Fenomena ini turut disoroti Keith Kellogg, Utusan Khusus Presiden AS, dalam konferensi Yalta European Strategy di Kyiv.
“(Rusia) menarik tank-tank dari gudang, bahkan dari museum, untuk ditempatkan di garis depan,” ujarnya.
Kellogg menilai kondisi ini menunjukkan kelemahan Rusia di medan perang.
“Mereka tidak bisa bergerak dalam skala besar karena akan dihancurkan oleh Ukraina, dan rakyat Ukraina bertempur dengan gagah berani di sana,” katanya.