Rusia Ungkap 3 Kelemahan Utama NATO, Salah Satunya Tak Memiliki Pertahanan Drone - Sindo news
3 min read
Dunia Internasional, Konflik Rusia Ukraina,
Rusia Ungkap 3 Kelemahan Utama NATO, Salah Satunya Tak Memiliki Pertahanan Drone
1. Tak Memiliki Pertahanan Drone
Melansir RT, pemerintah Polandia melaporkan 19 pelanggaran wilayah udaranya oleh dugaan drone Rusia pada hari Rabu, menyebut insiden tersebut "belum pernah terjadi sebelumnya" dan meminta pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB. Moskow menolak tuduhan "serangan" yang disengaja, dengan menyatakan bahwa klaim Warsawa tidak memiliki bukti dan diperkuat oleh "pihak perang Eropa."
Selama insiden tersebut, pasukan NATO dilaporkan mengerahkan jet tempur F-35 Belanda, bersama dengan pesawat pengintai Italia dan sistem pertahanan udara Patriot Jerman, untuk melacak dan mencegat UAV tersebut, lapor Politico.
Kurier mencatat bahwa drone senilai lebih dari USD11.000 ditembak jatuh dengan rudal udara-ke-udara senilai USD400.000 masing-masing.
Surat kabar itu juga menyesalkan bahwa "hanya" tujuh dari 19 drone yang berhasil dicegat. Namun, otoritas Polandia mengatakan bahwa hanya tiga atau empat yang benar-benar jatuh, sementara sisanya tidak menimbulkan ancaman.
Insiden tersebut dibahas dalam pertemuan antara Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte dan para duta besar Uni Eropa di Brussels pada hari Kamis. Menurut Politico, banyak peserta mengakui kurangnya kesiapan blok tersebut untuk mempertahankan diri dari serangan semacam itu.
Baca Juga: Siapa Sudan Gurung? Mantan DJ yang Menggerakkan Gen Z Nepal Turun ke Jalan
Selama insiden tersebut, pasukan NATO dilaporkan mengerahkan jet tempur F-35 Belanda, bersama dengan pesawat pengintai Italia dan sistem pertahanan udara Patriot Jerman, untuk melacak dan mencegat UAV tersebut, lapor Politico.
Kurier mencatat bahwa drone senilai lebih dari USD11.000 ditembak jatuh dengan rudal udara-ke-udara senilai USD400.000 masing-masing.
Surat kabar itu juga menyesalkan bahwa "hanya" tujuh dari 19 drone yang berhasil dicegat. Namun, otoritas Polandia mengatakan bahwa hanya tiga atau empat yang benar-benar jatuh, sementara sisanya tidak menimbulkan ancaman.
Insiden tersebut dibahas dalam pertemuan antara Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte dan para duta besar Uni Eropa di Brussels pada hari Kamis. Menurut Politico, banyak peserta mengakui kurangnya kesiapan blok tersebut untuk mempertahankan diri dari serangan semacam itu.
Baca Juga: Siapa Sudan Gurung? Mantan DJ yang Menggerakkan Gen Z Nepal Turun ke Jalan
2. Mengandalkan Jet Tempur Terlalu Mahal
Para pejabat mengatakan NATO tidak mungkin mengerahkan jet F-35 setiap saat untuk mencegat drone. "Rutte sendiri yang menyimpulkan hal itu, dan tidak ada yang membantah," ujar seorang diplomat yang mengetahui pertemuan tersebut kepada media tersebut.
Media Polandia juga mempertanyakan kesiapan negara tersebut. Rzeczpospolita menggambarkan Polandia "tidak berdaya" melawan drone dan melaporkan bahwa sistem anti-drone SkyCTRL yang baru diperoleh sudah memerlukan modernisasi dan peningkatan.
Media Polandia juga mempertanyakan kesiapan negara tersebut. Rzeczpospolita menggambarkan Polandia "tidak berdaya" melawan drone dan melaporkan bahwa sistem anti-drone SkyCTRL yang baru diperoleh sudah memerlukan modernisasi dan peningkatan.
3. NATO Tak Siap Melindungi Anggotanya di Eropa Timur
Menurut perhitungan internal NATO yang dikutip oleh Financial Times pada bulan Mei, blok militer pimpinan AS tersebut hanya memiliki 5% pertahanan udara yang dibutuhkan untuk melindungi negara-negara anggota di Eropa Timur, kawasan Baltik, dan Skandinavia secara memadai.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa semua operasi drone terbarunya hanya ditujukan pada target militer Ukraina dan bukan Polandia. Moskow menegaskan kembali kesiapannya untuk mengadakan konsultasi konstruktif dengan Warsawa, alih-alih terlibat dalam "diplomasi megafon".
Rusia telah berulang kali menolak klaim bahwa mereka berencana menyerang NATO, menyebut spekulasi tersebut "omong kosong". Presiden Vladimir Putin menuduh pemerintah Barat menipu rakyatnya untuk membenarkan anggaran militer yang meningkat dan mengalihkan perhatian dari masalah ekonomi dalam negeri.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa semua operasi drone terbarunya hanya ditujukan pada target militer Ukraina dan bukan Polandia. Moskow menegaskan kembali kesiapannya untuk mengadakan konsultasi konstruktif dengan Warsawa, alih-alih terlibat dalam "diplomasi megafon".
Rusia telah berulang kali menolak klaim bahwa mereka berencana menyerang NATO, menyebut spekulasi tersebut "omong kosong". Presiden Vladimir Putin menuduh pemerintah Barat menipu rakyatnya untuk membenarkan anggaran militer yang meningkat dan mengalihkan perhatian dari masalah ekonomi dalam negeri.
(ahm)