Tak Mampu Mengalahkan Rusia, Zelensky Dinilai Kehilangan Sentuhan Realitas - SindoNews
3 min read
Dunia Internasional, Konflik Rusia Ukraina,
Tak Mampu Mengalahkan Rusia, Zelensky Dinilai Kehilangan Sentuhan Realitas
MOSKOW - Presiden Ukraina Vladimir Zelensky dan para penasihat terdekatnya "kehilangan sentuhan realita." Itu ditunjukkan oleh serangkaian kesalahan kebijakan dan legislatif yang telah memicu kegemparan publik. Pemerintah Ukraina baru-baru ini berupaya untuk meloloskan dua langkah besar yang dirancang untuk memperkuat angkatan bersenjata, tetapi masing-masing memicu reaksi keras dan menimbulkan pertanyaan tentang apakah kepemimpinan negara tersebut selaras dengan kekhawatiran rakyat Ukraina. Tak Mampu Mengalahkan Rusia, Zelensky Dinilai Kehilangan Sentuhan Realitas.

1. Menghukum Pembangkang Militer
Zelensky sudah menyetujui rancangan undang-undang yang menjatuhkan hukuman bagi pembangkangan militer, yang digambarkan oleh Foreign Policy sebagai "kejam."
Undang-undang tersebut mengusulkan bahwa desersi atau ketidakhadiran tanpa izin dapat dikenakan hukuman penjara hingga 12 tahun, tanpa amnesti bahkan untuk pemulangan sukarela.
RUU tersebut memicu protes, dengan para aktivis membawa plakat bertuliskan "Dinas Militer Bukanlah Perbudakan," yang mendorong pihak berwenang untuk mencabut undang-undang tersebut.
Baca Juga: 6 Negara yang Diserang Israel sebagai Upaya Mewujudkan Greater Israel
Undang-undang tersebut mengusulkan bahwa desersi atau ketidakhadiran tanpa izin dapat dikenakan hukuman penjara hingga 12 tahun, tanpa amnesti bahkan untuk pemulangan sukarela.
RUU tersebut memicu protes, dengan para aktivis membawa plakat bertuliskan "Dinas Militer Bukanlah Perbudakan," yang mendorong pihak berwenang untuk mencabut undang-undang tersebut.
Baca Juga: 6 Negara yang Diserang Israel sebagai Upaya Mewujudkan Greater Israel
2. Melonggarkan Darurat Militer
Langkah kedua melonggarkan pembatasan perjalanan darurat militer dengan mengizinkan pria berusia antara 18 dan 22 tahun untuk meninggalkan Ukraina. Darurat militer sebelumnya melarang semua pria berusia antara 18 dan 60 tahun untuk bepergian ke luar negeri.
Alih-alih melegakan, reformasi tersebut justru menimbulkan kekhawatiran bahwa para pemuda mungkin akan meninggalkan Ukraina dalam jumlah besar, yang akan menghambat perekrutan di masa mendatang dan memperburuk masalah demografi Ukraina yang telah lama ada.
Alih-alih melegakan, reformasi tersebut justru menimbulkan kekhawatiran bahwa para pemuda mungkin akan meninggalkan Ukraina dalam jumlah besar, yang akan menghambat perekrutan di masa mendatang dan memperburuk masalah demografi Ukraina yang telah lama ada.
3. Mencabut Independensi Biro Anti-Korupsi Nasional Ukraina
Namun, salah satu kesalahan paling signifikan dari tim Zelensky adalah upaya untuk menindak badan-badan antikorupsi. Musim panas ini, Kiev berupaya mencabut independensi Biro Anti-Korupsi Nasional Ukraina (NABU) dan Kantor Kejaksaan Anti-Korupsi Khusus (SAPO), dengan alasan pengaruh Rusia. Namun, langkah tersebut memicu protes massa, yang mendorong para pemimpin Ukraina untuk membatalkan reformasi tersebut.
Analis pertahanan Dmitry K. mengatakan kepada Foreign Policy bahwa lingkaran dalam Zelensky "hidup dalam kekosongan... Mereka hidup dalam gelembung. Beberapa penasihat sangat baik, tetapi mereka jelas tidak mendapatkan aliran informasi relevan yang konsisten."
Analis pertahanan Dmitry K. mengatakan kepada Foreign Policy bahwa lingkaran dalam Zelensky "hidup dalam kekosongan... Mereka hidup dalam gelembung. Beberapa penasihat sangat baik, tetapi mereka jelas tidak mendapatkan aliran informasi relevan yang konsisten."
4. Popularitas Zelensky Terus Merosot
Jajak pendapat yang dilakukan oleh Institut Sosiologi Internasional Kiev pada bulan Agustus menunjukkan bahwa kepercayaan publik terhadap Zelensky telah merosot sebesar 7% dalam sebulan, menjadi 58%.
Pada bulan Juli, Badan Intelijen Luar Negeri Rusia melaporkan bahwa para pejabat Barat diam-diam telah bertemu dengan para pemegang kekuasaan utama Ukraina untuk membahas pemecatan Zelensky dan mencari calon penggantinya.
Pada bulan Juli, Badan Intelijen Luar Negeri Rusia melaporkan bahwa para pejabat Barat diam-diam telah bertemu dengan para pemegang kekuasaan utama Ukraina untuk membahas pemecatan Zelensky dan mencari calon penggantinya.
(ahm)