Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Amerika Serikat Donald Trump Dunia Internasional Featured Venezuela

    Trump Bicara Opsi AS Invasi Venezuela: Kita Lihat Saja Apa yang Terjadi - Sindonews

    6 min read

    Dunia Internasional. 

    Trump Bicara Opsi AS Invasi Venezuela: Kita Lihat Saja Apa yang Terjadi





    Presiden Amerika Serikat Donald Trump merespons dengan samar pertanyaan tentang kemungkinan Amerika menyerang Venezuela. Foto/Gedung Putih
    WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merespons dengan samar pertanyaan tentang kemungkinan Amerika menyerang Venezuela serta kapal-kapal penyelundup narkoba tambahan di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara. Washington saat ini telah mengerahkan banyak kapal perang dan jet tempur siluman F-35 ke kawasan Karibia.

    Trump menjawab beberapa pertanyaan tentang Venezuela saat berbicara kepada para wartawan di Morristown, New Jersey, pada hari Minggu—termasuk kemungkinan menyerang negara itu dan apakah dia khawatir akan eskalasi dari Presiden Nicolás Maduro.

    "Kita lihat saja apa yang terjadi," kata Trump menjawab pertanyaan tentang kemungkinan serangan AS terhadap negara Amerika Latin tersebut.

    Baca Juga: 5 Jet Tempur Siluman F-35 AS Mendarat di Puerto Riko, Bakal Menginvasi Venezuela?

    "Lihat, Venezuela mengirimkan anggota geng mereka, pengedar narkoba mereka, dan narkoba. Itu tidak dapat diterima," ujar Trump, seperti dikutip dari Fox News, Senin (15/9/2025).

    Presiden AS tersebut juga mengatakan bahwa jumlah kapal yang terlihat di lepas pantai Venezuela, tempat pemerintahannya baru-baru ini memperkuat kehadiran Angkatan Laut AS, telah menurun secara signifikan.

    "Kita lihat saja nanti," kata Trump kepada wartawan untuk kedua kalinya ketika ditanya apakah dia berniat melancarkan serangan tambahan terhadap kapal-kapal penyelundup narkoba Venezuela. "Jelas tidak banyak kapal di luar sana. Lalu lintas kapal sangat sedikit," imbuh Trump.

    Ketika ditanya apakah dia khawatir tentang kemungkinan eskalasi dari Maduro, yang telah menyebut beberapa tindakan Trump ilegal, Trump merujuk pada jutaan kematian akibat narkoba yang terjadi di AS tahun lalu.

    "Yang ilegal adalah narkoba di kapal, dan narkoba yang dikirim ke negara kita, dan fakta bahwa 300 juta orang meninggal tahun lalu karena narkoba, itulah yang ilegal," jawab Trump.

    Pernyataan Trump ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan setelah serangan militer AS awal bulan ini menghancurkan sebuah kapal narkoba Venezuela di Karibia selatan, yang menewaskan hampir selusin tersangka teroris narkotika Tren de Aragua (TdA). Pada hari Sabtu, menteri luar negeri Venezuela menuduh personel Angkatan Laut AS menaiki kapal tuna yang membawa sembilan nelayan di perairan Venezuela, menurut The Associated Press.

    Rekaman video menunjukkan kapal tersebut sesaat sebelum dihancurkan.

    "Banyak narkoba yang keluar dari Venezuela. Banyak sekali Tren de Aragua," kata Trump kepada para wartawan. "Mereka berusaha keluar, tetapi kami berhasil menghentikan mereka di perbatasan Venezuela."

    Pada bulan Februari, pemerintahan Trump juga menetapkan kelompok kartel narkoba seperti Tren de Aragua, Kartel Sinaloa, dan lainnya sebagai organisasi teroris asing.

    Maduro bersikeras bahwa pemerintahnya telah memberantas semua jaringan perdagangan narkoba utama dan mengalahkan geng-geng terkemuka. Berbicara kepada Russia Today pada Kamis lalu, dia mengatakan bahwa Washington menggunakan perang melawan pengedar narkoba sebagai dalih untuk mendapatkan akses ke sumber daya alam negara yang melimpah.

    Menurut Maduro, tindakan-tindakan AS sesuai dengan "rencana perang" yang lebih luas yang bertujuan untuk menundukkan dunia di bawah kehendak AS.

    Hubungan antara kedua negara telah tegang selama bertahun-tahun. Washington menolak untuk mengakui terpilihnya kembali Maduro pada tahun 2018 dan menjatuhkan sanksi besar-besaran sambil mendukung oposisi.

    Baru-baru ini, ketegangan militer meningkat dengan AS menenggelamkan sebuah kapal Venezuela, yang diklaim membawa anggota geng Tren de Aragua. Setelah insiden tersebut, dua jet Venezuela melakukan penerbangan udara di atas sebuah kapal perang AS. Trump mengatakan pesawat-pesawat Venezuela bisa ditembak jatuh jika mereka menimbulkan ancaman bagi kapal-kapal Amerika.

    Bulan lalu, Caracas mengerahkan 15.000 tentara di dekat Kolombia dan kemudian meningkatkan jumlahnya menjadi 25.000 di negara-negara perbatasan dan pesisir yang digambarkan sebagai "rute perdagangan narkoba."

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova sebelumnya memperingatkan bahwa situasi di sekitar Venezuela sedang "meningkat secara tidak dapat diterima", dengan potensi konsekuensi yang luas bagi keamanan regional dan global.
    (mas)
    Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
    Komentar
    Additional JS