RIYADH, KOMPAS.TV - Arab Saudi membangun proyek kereta cepat senilai USD7 miliar atau Rp116 triliun yang menghubungkan Laut Merah dan Teluk Arab.

Pembangunan kereta cepat itu disebut sebagai inisiatif transformatif yang bertujuan menghubungkan kota-kota besar di Arab Saudi.

Selain itu, mendefinisikan ulang masa depan transportasi dan perdagangan di seluruh Jazirah Arab.

Dikutip dari Gulf News, Minggu 19/10/2025), banyak yang menganggap proyek pembangunan kereta cepat bertajuk “Jembatan Darat” tersebut sebagai “keajaiban padang pasir”, akan menghubungkan Jeddah di Laut Merah ke Dammam di Teluk melewati Riyadh, membentang hampir 1.500km jalur kereta api.

Setelah selesai, proyek ini akan memangkas waktu tempuh antara Riyadh dan Jeddah.

Dari sebelumnya sekitar 12 jam dengan mobil, menjadi kurang dari empat jam dengan kereta api.

Proyek ini merupakan landasan dari Visi Saudi 2030, bertujuan memperluas jaringan kereta api nasional dari 5.300km, menjadi lebih dari 8.000km.

Selain itu akan memposisikan Kerajaan Arab Saudi sebagai pusat logistic dan transportasi utama bagi kawasan Teluk dan kawasan Arab lebih luas.

Perusahaan Kereta Api Saudi (SAR) berencana membangun jaringan stasiun barang dan penumpang yang menghubungkan Pelabuhan Raja Abdullah dengan kota-kota industri besar, khususnya Yanbu.

Sebagai bagian dari upaya modernisasinya, SAR telah memesan 15 kereta baru yang mampu melaju hingga 200km per jam.

Selain proyek Jembatan Darat, Arab Saudi juga bersiap meluncurkan proyek “Mimpi Padang Pasir”, sebuah pengalaman kereta mewah sejauh 1.290km yang menawarkan wisatawan menikmati pemandangan alam Arab Saudi, dari Riyadh hingga Qurayyat.

Rencana ini juga mencakup kereta api bertenaga hydrogen yang mencerminkan komitmen Arab Saudi terhadap energi bersih dan transportasi berkelanjutan.

Apalagi, antusiame terhadap perjalaan kereta api di Arab Saudi sudah terlihat jelas, dengan lebih dari 2,6 juta penumpang menaiki kereta api Saudi pada kuartal kedua tahun 2025.

Penulis : Haryo-Jati