Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Ansor Jatim Featured Pesantren Spesial Trans7

    Jatim Marah Besar Kiai dan Pesantren Dilecehkan, Laporkan Trans7 ke Polda! - Barometer Jatim,

    3 min read

     

    Ansor Jatim Marah Besar Kiai dan Pesantren Dilecehkan, Laporkan Trans7 ke Polda!


    Masrur dan Son Banner

    SURABAYA | Barometer Jatim – PW GP Ansor Jatim marah besar melihat kiai dan pondok pesantren (ponpes) diduga dilecehkan. Langkah hukum ditempuh dengan melaporkan stasiun televisi Trans7 ke Polda Jatim, Selasa (14/10/2025).

    Laporan teregister dengan nomor polisi LP/B/1468/X/2025/SPKT/POLDA JAWA TIMUR. Adapun pasal yang disangkakan yakni Pasal 45 ayat (2) juncto Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas UU ITE.

    “Kita melaporkan terkait pelecehan dan provokasi terhadap kiai, pesantren, dan dunia santri. Media itu seharusnya untuk mencerdaskan publik, bukan malah menjadi provokasi,” kata Ketua PW GP Ansor Jatim, Musaffa Safril.

    “Kita melaporkan pelecehan tersebut agar menjadi pelajaran bagi siapa pun, terutama kepada media yang seharusnya mencerdaskan publik bukan malah menjadi provokator,” tandasnya.

    Terkait alat bukti yang dibawa, Safril menyebut video dalam program Xpose Uncensored yang ditayangkan Trans7 pada Senin, 13 Oktober 2025.

    Selain membuat laporan, Ansor Jatim juga mendesak pihak Trans7 supaya meminta maaf secara terbuka dan langsung kepada para kiai serta masyarakat luas.

    “Kita juga menuntut kepada Trans7 untuk minta maaf secara langsung, baik kepada kiai, masyarakat, secara terbuka dan langsung,” tegasnya.

    Sebelumnya ramai diberitakan, Trans7 banjir kecaman dari masyarakat setelah salah satu programnya, Xpose Uncensored menayangkan segmen yang menyinggung pengasuh Ponpes Lirboyo beserta pengasuhnya, KH Anwar Manshur. Tagar #BoikotTRANS7 pun bergema di media sosial.

    Barometer Indonesia

    Tayangan tersebut dihujat lantaran judulnya saja sudah dinilai provokatif: Santrinya Minum Susu Aja Kudu Jongkok, Emang Gini Kehidupan Pondok?

    “Ketemu kiainya masih ngesot dan cium tangan. Dan ternyata yang ngesot itulah yang ngasih amplop. Netizen curiga bahwa bisa jadi inilah kenapa sebagian kiai makin kaya raya,” ucap narator dari tayangan tersebut.

    “Padahal kan harusnya kalau kaya raya mah umatnya yang dikasih duit enggak sih?” imbuh pengisi suara.

    Di sisi lain, setelah ramai dihujat masyarakat, Trans7 akhirnya meminta maaf yang disampaikan Production Director, Andi Chairil melalui kanal YouTube maupun lewat stasiun televisi Trans7.{*}

    | Baca berita Pesantren. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

    Komentar
    Additional JS