Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Istimewa Pesantren PKB Spesial Trans7

    Maman PKB Semprot Trans7: Kiai Bukan Tukang Amplop, Jangan Hina Pesantren! - inilah

    3 min read

     

    Maman PKB Semprot Trans7: Kiai Bukan Tukang Amplop, Jangan Hina Pesantren!



    LOleh
    Share

    Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

    Kecil
    Besar

    Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Maman Imanulhaq, mengecam keras tayangan salah satu program di stasiun televisi Trans7 yang dinilai melecehkan dan merendahkan martabat kiai serta pesantren.

    Menurut Maman, narasi yang ditampilkan dalam tayangan tersebut sangat tidak pantas dan menyesatkan publik karena menggambarkan kiai seolah-olah hidup bermewah-mewahan, meminta uang dari jemaah atau santri, dan menjadikan pesantren sebagai tempat eksploitasi.

    “Narasi seperti itu jelas sangat merugikan dan menyakitkan bagi para kiai, santri, serta masyarakat pesantren. Kiai adalah figur moral dan spiritual yang telah berjasa besar bagi bangsa ini. Menyudutkan mereka sama saja dengan melecehkan tradisi keilmuan dan keagamaan yang menjadi fondasi masyarakat Indonesia,” tegas Maman, Selasa (14/10/2025) dikutip dari laman resmi PKB.

    Politisi PKB asal Majalengka ini menilai tayangan tersebut menunjukkan ketidakpekaan dan ketidaktahuan media terhadap kultur pesantren. Ia mendesak pihak Trans7 untuk segera meminta maaf secara terbuka kepada publik, khususnya kepada kalangan kiai dan pesantren, serta mempertanggungjawabkan perbuatannya.

    Baca Juga:

    > “Trans7 harus meminta maaf secara terbuka dan melakukan evaluasi internal terhadap tim kreatif maupun redaksi yang memproduksi tayangan itu. Media memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga etika dan sensitivitas terhadap nilai-nilai keagamaan,” ujar Maman.

    Maman menegaskan, insiden ini harus menjadi pembelajaran penting bagi seluruh perusahaan media agar lebih berhati-hati dalam menayangkan konten yang bersinggungan dengan simbol-simbol keagamaan.

     “Kebebasan pers tidak boleh digunakan untuk melecehkan simbol agama dan tokoh-tokoh yang dihormati masyarakat. Media justru harus menjadi sarana edukasi dan perekat sosial,” pungkasnya.

    Baca Juga:

    Sebelumnya, program Xpose Trans7 menayangkan video yang menampilkan para santri dan jemaah sedang menyalami seorang kiai. 

    Dalam potongan lain, terlihat seorang kiai turun dari mobil, disertai narasi suara yang menyebut santri rela ngesot demi menyalami dan memberikan amplop kepada kiai. 

    Narator juga menyebut bahwa seharusnya kiai yang kaya yang memberi amplop kepada santri.

    Cuplikan tersebut memicu reaksi keras publik, khususnya dari kalangan santri dan pesantren. 

    Baca Juga:

    Tagar #BoikotTrans7 pun menggema di berbagai platform media sosial sebagai bentuk protes terhadap tayangan yang dianggap melecehkan ulama dan pesantren itu.

    0 suka
    0 bookmark
    Komentar
    Additional JS