Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dedi Mulyadi Featured Istimewa Spesial

    Polemik Sumber Air Aqua, Pakar Hidrogeologi Meluruskan Pendapat KDM - Media Indonesia

    3 min read

     

    Polemik Sumber Air Aqua, Pakar Hidrogeologi Meluruskan Pendapat KDM

    Sugeng Sumariyadi
    23/10/2025 10:20


    Polemik Sumber Air Aqua, Pakar Hidrogeologi Meluruskan Pendapat KDM
    Kawasan produksi air minum dalam kemasan Aqua di Kabupaten Subang.(ISTIMEWA)

    AIR pegunungan kerap diklaim sebagai sumber utama industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Sebagian orang, banyak yang menafsirkan bahwa air pegunungan itu langsung diambil dari sumber mata air permukaan yang ada di pegunungan.

    Hal itu juga yang dimunculkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi alias KDM saat mengunjungi pabrik Aqua di Subang, awal pekan ini.
     
    “Saya sempat mengira bahwa Aqua memanfaatkan air dari mata air pegunungan sebagaimana yang sering digambarkan dalam iklan. Namun kenyataannya berbeda. Artinya di dalam pikiran saya bahwa airnya adalah air mata air. Karena namanya air pegunungan kan? Tapi kenapa dibor,” ujar KDM dalam kunjungannya tersebut.
     
    Penafsiran ini tidak seluruhnya benar. Pakar hiedrogeologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Profesor Lambok M Hutasoit meluruskannya.

    Dia menjelaskan yang dimaksud air pegunungan yang digunakan industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) itu bukanlah langsung dari mata air yang muncul di permukaan daerah pegunungan.

    Baca juga : 

    Sumber air pegunungan itu, lanjutnya, berada dalam sistem akuifer yang dihasilkan dari proses alami di pegunungan, yaitu hujan yang meresap ke dalam tanah, lalu mengalir ke sumber air dan diambil dari akuifer bawah tanah di pegunungan.Air
     
    Dia menegaskan ada alasan ilmiah mengapa industri besar memilih sumber air dari pegunungan dibanding air tanah biasa. Pasalnya, tidak semua air tanah aman untuk dikonsumsi meski air tanah sering mengandung mineral.

    “Salah satunya ada Kromium VI yang sangat beracun. Jadi, tidak sembarangan menggunakan air tanah untuk air minum. Harus dianalisis kimianya terlebih dahulu,” ujar Lambok.
     
    Selain kandungan kimia, kualitas air juga sangat bergantung pada lapisan batuan. Dari berbagai jenis batuan, yang dianggap baik sebagai sumber air adalah batu pasir, kapur, dan gamping.

    Sementara itu, batu lumpur dinilai kurang baik karena mudah tercemar.

    “Batuan yang mengandung air bisa ditemukan di kedalaman dangkal maupun dalam. Tapi yang dangkal biasanya lebih rawan kontaminasi, baik dari toilet, selokan, maupun limbah lain,” tandas Lambok.

    Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
    Editor : Sugeng
    Komentar
    Additional JS