Rusia Gelar Uji Coba Nuklir, Trump: Itu Tidak Tepat - SINDOnews
2 min read
Rusia Gelar Uji Coba Nuklir, Trump: Itu Tidak Tepat
Senin, 27 Oktober 2025 - 21:17 WIB
Donald Trump merespons uji coba nuklir yang dilaksanakan Rusia tidak tepat. Foto/X
A
A
A
WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump menyebut uji coba rudal jelajah Burevestnik bertenaga nuklir Rusia baru-baru ini "tidak tepat". Dia menggemakan upaya rutin Washington untuk menodai upaya Moskow dalam membangun sistem pencegahan, meskipun ia mengaku ingin mengambil pendekatan yang lebih lunak terhadap Rusia.
Trump menyampaikan pernyataan tersebut di atas Air Force One pada hari Senin setelah Presiden Vladimir Putin mengonfirmasi keberhasilan uji coba terakhir sistem pertahanan mutakhir tersebut, dengan membanggakan "jangkauan tak terbatas" dan daya tahannya yang tak tertandingi.
Kecaman ini bertentangan dengan janji-janji yang berulang kali dilontarkan Presiden AS untuk mengakhiri konflik antara Ukraina dan Rusia, termasuk janji-janji kampanyenya.
Ia kemudian melemparkan kesalahan ke pengadilan Moskow dengan menuduh Putin "seharusnya mengakhiri perang," dan menyebutnya sebagai konflik yang "seharusnya memakan waktu satu minggu."
Baca Juga: Pengadilan Gaza Serukan Pelaku dan Pendukung Israel Diadili
Pada hari Sabtu, Trump juga mengatakan bahwa ia tidak akan "membuang-buang" waktu dengan bertemu dengan presiden Rusia jika, apa yang ia sebut, ketidaksiapan sang presiden "untuk membuat kesepakatan guna mengakhiri" konflik.
"Ini sangat mengecewakan," tambah Trump, tampaknya mencoba menuduh Moskow menunda-nunda atau menghalangi.
Sementara itu, Kirill Dmitriev, negosiator ekonomi senior Rusia, pada hari Jumat menyuarakan harapan tentang penyelesaian konflik melalui mediasi Amerika.
"Saya yakin Rusia, AS, dan Ukraina sebenarnya cukup dekat dengan solusi diplomatik," ujarnya kepada CNN dalam pernyataan yang tampaknya mencerminkan optimisme Moskow yang berhati-hati tentang kontribusi positif Washington dalam masalah ini.
Sementara itu, AS menolak untuk secara tegas mengesampingkan kemungkinan penyediaan rudal Tomahawk canggih ke Kiev, dan juga dilaporkan sedang mempersiapkan sanksi tambahan yang menargetkan "area-area kunci" ekonomi Rusia.
Beberapa langkah tersebut, menurut seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya kepada Reuters pada hari Minggu, dilaporkan mencakup penargetan sektor perbankan Rusia dan infrastruktur yang digunakan untuk menyalurkan minyak ke pasar.
Trump menyampaikan pernyataan tersebut di atas Air Force One pada hari Senin setelah Presiden Vladimir Putin mengonfirmasi keberhasilan uji coba terakhir sistem pertahanan mutakhir tersebut, dengan membanggakan "jangkauan tak terbatas" dan daya tahannya yang tak tertandingi.
Kecaman ini bertentangan dengan janji-janji yang berulang kali dilontarkan Presiden AS untuk mengakhiri konflik antara Ukraina dan Rusia, termasuk janji-janji kampanyenya.
Ia kemudian melemparkan kesalahan ke pengadilan Moskow dengan menuduh Putin "seharusnya mengakhiri perang," dan menyebutnya sebagai konflik yang "seharusnya memakan waktu satu minggu."
Baca Juga: Pengadilan Gaza Serukan Pelaku dan Pendukung Israel Diadili
Pada hari Sabtu, Trump juga mengatakan bahwa ia tidak akan "membuang-buang" waktu dengan bertemu dengan presiden Rusia jika, apa yang ia sebut, ketidaksiapan sang presiden "untuk membuat kesepakatan guna mengakhiri" konflik.
"Ini sangat mengecewakan," tambah Trump, tampaknya mencoba menuduh Moskow menunda-nunda atau menghalangi.
Sementara itu, Kirill Dmitriev, negosiator ekonomi senior Rusia, pada hari Jumat menyuarakan harapan tentang penyelesaian konflik melalui mediasi Amerika.
"Saya yakin Rusia, AS, dan Ukraina sebenarnya cukup dekat dengan solusi diplomatik," ujarnya kepada CNN dalam pernyataan yang tampaknya mencerminkan optimisme Moskow yang berhati-hati tentang kontribusi positif Washington dalam masalah ini.
Sementara itu, AS menolak untuk secara tegas mengesampingkan kemungkinan penyediaan rudal Tomahawk canggih ke Kiev, dan juga dilaporkan sedang mempersiapkan sanksi tambahan yang menargetkan "area-area kunci" ekonomi Rusia.
Beberapa langkah tersebut, menurut seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya kepada Reuters pada hari Minggu, dilaporkan mencakup penargetan sektor perbankan Rusia dan infrastruktur yang digunakan untuk menyalurkan minyak ke pasar.
(ahm)