BNPB: 300 orang dievakuasi setelah Gunung Semeru meletus - Antara News
2 min read
BNPB: 300 orang dievakuasi setelah Gunung Semeru meletus
19 November 2025 20:36 WIB
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sampai Rabu malam, ada 300 orang di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dievakuasi ke pengungsian menghindari potensi bahaya dari material vulkanik letusan Gunung Semeru.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dikonfirmasi di Jakarta, Rabu malam, mengatakan bahwa
ratusan warga tersebut merupakan warga dari Desa Supit Urang, Desa Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo, dan Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro.
Baca juga: Gunung Semeru erupsi lima kali hingga Selasa Siang
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, polisi tutup akses jalan Malang-Lumajang
BNPB mengkonfirmasi warga dievakuasi sementara ke pengungsian yang disiapkan oleh tim petugas gabungan menempati Balai Desa Oro-oro Ombo, Balai Desa Penanggal dan gedung SD 2 Supiturang di Pronojiwo.
"Data sementara sebanyak 300 warga mengungsi. Namun, pendataan masih dilakukan tim di lapangan," kata dia.
BNPB memastikan akan terus memonitor perkembangan aktivitas Gunung Semeru sekaligus mendampingi pemerintah daerah dalam penanganan dampak darurat bencana.
Sebagaimana informasi yang dihimpun dari Pusat Pengendalian Operasi BNPB, Pemerintah Kabupaten Lumajang sedang menyusun penetapan Status Tanggap Darurat yang akan berlangsung selama tujuh hari terhitung mulai 19 - 26 November 2025.
"Hal ini diharapkan pos komando segera diaktifkan dan penanganan darurat bencana dapat berjalan secara efektif," kata Abdul Muhari.
Badan Geologi Kementerian ESDM sebelumnya melaporkan Gunung Semeru meletus pada pukul 16.00 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak.
Baca juga: Balai Besar TNBTS tutup jalur pendakian Semeru akibat erupsi
Dalam letusan itu, Gunung Semeru menghembuskan awan panas yang memiliki jarak luncur mencapai tujuh kilometer dari arah puncak dengan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut.
Erupsi terekam di seismogram pos pemantauan gunung api di Lumajang memiliki amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sekitar 16 menit 40 detik.
Badan Geologi secara resmi menaikkan status aktivitas Gunung Semeru menjadi Awas dari sebelumnya Siaga akibat letusan tersebut.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dikonfirmasi di Jakarta, Rabu malam, mengatakan bahwa
ratusan warga tersebut merupakan warga dari Desa Supit Urang, Desa Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo, dan Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro.
Baca juga: Gunung Semeru erupsi lima kali hingga Selasa Siang
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, polisi tutup akses jalan Malang-Lumajang
BNPB mengkonfirmasi warga dievakuasi sementara ke pengungsian yang disiapkan oleh tim petugas gabungan menempati Balai Desa Oro-oro Ombo, Balai Desa Penanggal dan gedung SD 2 Supiturang di Pronojiwo.
"Data sementara sebanyak 300 warga mengungsi. Namun, pendataan masih dilakukan tim di lapangan," kata dia.
BNPB memastikan akan terus memonitor perkembangan aktivitas Gunung Semeru sekaligus mendampingi pemerintah daerah dalam penanganan dampak darurat bencana.
Sebagaimana informasi yang dihimpun dari Pusat Pengendalian Operasi BNPB, Pemerintah Kabupaten Lumajang sedang menyusun penetapan Status Tanggap Darurat yang akan berlangsung selama tujuh hari terhitung mulai 19 - 26 November 2025.
"Hal ini diharapkan pos komando segera diaktifkan dan penanganan darurat bencana dapat berjalan secara efektif," kata Abdul Muhari.
Badan Geologi Kementerian ESDM sebelumnya melaporkan Gunung Semeru meletus pada pukul 16.00 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak.
Baca juga: Balai Besar TNBTS tutup jalur pendakian Semeru akibat erupsi
Dalam letusan itu, Gunung Semeru menghembuskan awan panas yang memiliki jarak luncur mencapai tujuh kilometer dari arah puncak dengan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut.
Erupsi terekam di seismogram pos pemantauan gunung api di Lumajang memiliki amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sekitar 16 menit 40 detik.
Badan Geologi secara resmi menaikkan status aktivitas Gunung Semeru menjadi Awas dari sebelumnya Siaga akibat letusan tersebut.
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Tags: