Ekonomi China Diprediksi Lampaui Rp399.000 Triliun dalam 5 Tahun ke Depan - SINDOnews
2 min read
Ekonomi China Diprediksi Lampaui Rp399.000 Triliun dalam 5 Tahun ke Depan
Jum'at, 07 November 2025 - 07:37 WIB

Ekonomi diproyeksikan akan melampaui USD23,9 triliun dalam lima tahun ke depan. FOTO/AP
A
A
A
SHANGHAI - Perdana Menteri China Li Qiang memproyeksikan ekonomi negaranya akan melampaui USD23,9 triliun atau setara Rp399.000 triliun dalam lima tahun ke depan. Ia menyampaikan optimisme tersebut saat membuka Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) di Shanghai, Rabu (5/11), yang dihadiri para pemimpin pemerintahan dan pelaku bisnis global.
Li menegaskan bahwa ekspansi ekonomi tersebut akan menjadi kontribusi besar bagi pertumbuhan global, sekaligus menunjukkan ketahanan dan kapasitas ekonomi China di tengah dinamika perdagangan internasional. Ia menggambarkan negaranya sebagai pasar yang terus tumbuh dan menjadi tujuan penting bagi perusahaan global.
Li menegaskan bahwa ekspansi ekonomi tersebut akan menjadi kontribusi besar bagi pertumbuhan global, sekaligus menunjukkan ketahanan dan kapasitas ekonomi China di tengah dinamika perdagangan internasional. Ia menggambarkan negaranya sebagai pasar yang terus tumbuh dan menjadi tujuan penting bagi perusahaan global.
Menurut Li, Pemerintah China akan memusatkan kebijakan ekonomi pada perluasan permintaan domestik, dengan fokus pada peningkatan konsumsi masyarakat. "Kami akan terus memperkuat konsumsi dalam negeri untuk membuka potensi pasar yang luar biasa besar," ujarnya dikutip The Edge Malaysia dari Bloomberg, Jumat (7/11/2025).
Baca Juga: Demi Gencatan Dagang, China Minta AS Hindari 4 Isu Sensitif Ini
Pernyataan tersebut disampaikan tidak lama setelah Beijing dan Washington mencapai kesepakatan gencatan senjata dagang dalam pertemuan di Korea Selatan. Dalam KTT tersebut, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat menurunkan tarif serta mencabut sebagian pembatasan ekspor dan hambatan perdagangan lainnya.
Menanggapi ketegangan perdagangan yang sempat meningkat, Li mengingatkan bahaya proteksionisme. "Tindakan unilateral dan proteksionis telah menimbulkan dampak serius terhadap tatanan ekonomi dan perdagangan global," katanya. Ia menambahkan, China akan terus memperkuat kerja sama internasional untuk menjaga rantai pasokan dunia tetap stabil dan terbuka.
Kebijakan tersebut sejalan dengan arah rencana lima tahun China berikutnya yang akan dimulai pada 2026. Pemerintah China berkomitmen membangun model ekonomi baru yang lebih ditopang oleh permintaan domestik ketimbang bergantung pada ekspor.
Baca Juga: Ini Rahasia Taiwan Maju Meski Hanya Diakui 12 Negara Saja
Dalam risalah resmi yang dirilis pekan lalu, Beijing menyatakan akan meningkatkan kontribusi konsumsi terhadap PDB secara signifikan, memperbesar belanja publik, dan memperluas lapangan kerja sebagai upaya memperkuat daya beli masyarakat.
Langkah tersebut mencerminkan tekad pemerintah China untuk meningkatkan konsumsi 1,4 miliar penduduknya, di tengah tekanan internasional atas melimpahnya produk-produk murah China di pasar global. Transformasi ekonomi ini diharapkan dapat menjadikan China motor pertumbuhan global yang lebih berimbang dan berkelanjutan.
(nng)