Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Ahmed al-Sharaa Dunia Internasional Featured Gedung Putih Suriah

    Gedung Putih Siap Sambut Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa, Padahal Dulu Teroris Bernilai Rp166 Miliar - SINDOnews

    3 min read

     

    Gedung Putih Siap Sambut Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa, Padahal Dulu Teroris Bernilai Rp166 Miliar

    Minggu, 09 November 2025 - 13:19 WIB

    Gedung Putih siap sambut kunjungan Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa. Padahal dia dulu dianggap teroris bernilai Rp166 miliar. Foto/Anadolu
    A
    A
    A
    WASHINGTON - Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa telah tiba di Amerika Serikat (AS) pada hari Sabtu untuk kunjungan resmi bersejarah, sehari setelah Washington menghapusnya dari daftar hitam terorisme. Gedung Putih bersiap menyambutnya sebagai tamu Presiden Donald Trump pada Senin (10/11/2025) besok.

    Ini jadi perubahan dramatis bagi al-Sharaa. Sebab, dulunya dia dianggap teroris oleh AS dan institusi internasional ketika jadi pemimpin Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) yang berafiliasi dengan al-Qaeda.

    Bahkan, AS pernah menawarkan hadiah sekitar USD10 juta (lebih dari Rp166 miliair) untuk informasi yang mengarah pada penangkapan al-Sharaa alias Abu Mohammed al-Jolani.

    Baca Juga: Menteri Israel Serukan Pembunuhan Presiden Al-Sharaa, Geng Elite Suriah Janjikan Sungai Darah

    Pada Desember 2024 setelah pasukan al-Sharaa menggulingkan rezim Bashar al-Assad, AS mengumumkan bahwa mereka akan mencabut sayembara penangkapan untuk al-Sharaa usai pembicaraan di Damaskus.

    Menurut para analis, kunjungan al-Sharaa ke Gedung Putih akan menjadi kunjungan pertama presiden Suriah sejak negara itu merdeka pada tahun 1946.

    Al-Sharaa bertemu Trump untuk pertama kalinya di Riyadh selama kunjungan regional presiden AS pada bulan Mei lalu.

    Utusan AS untuk Suriah, Tom Barrack, mengatakan awal bulan ini bahwa al-Sharaa diharapkan akan menandatangani perjanjian untuk bergabung dengan aliansi internasional yang dipimpin AS melawan ISIS.

    "Amerika Serikat berencana untuk mendirikan pangkalan militer di dekat Damaskus untuk mengoordinasikan bantuan kemanusiaan dan memantau perkembangan antara Suriah dan Israel," kata seorang sumber diplomatik di Suriah kepada AFP, Minggu (9/11/2025).

    Keputusan Departemen Luar Negeri AS pada hari Jumat untuk menghapus al-Sharaa dari daftar hitam sudah diperkirakan sebelumnya.

    Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Tommy Pigott mengatakan pemerintah al-Sharaa telah memenuhi tuntutan AS, termasuk berupaya menemukan warga Amerika yang hilang dan memusnahkan senjata kimia yang tersisa.

    “Tindakan-tindakan ini diambil sebagai pengakuan atas kemajuan yang ditunjukkan oleh kepemimpinan Suriah setelah lengsernya Bashar al-Assad dan lebih dari 50 tahun penindasan di bawah rezim al-Assad,” kata Pigott.

    Juru bicara tersebut menambahkan bahwa pencabutan daftar hitam AS akan mendorong keamanan dan stabilitas regional serta proses politik yang inklusif, dipimpin dan dimiliki oleh Suriah.

    Kunjungan al-Sharaa ke Washington dilakukan setelah kunjungan bersejarahnya ke Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan September—pertama kalinya dia berada di tanah AS—di mana dia menjadi presiden Suriah pertama dalam beberapa dekade yang berpidato di hadapan Majelis Umum PBB di New York.

    Pada hari Kamis, Washington memimpin pemungutan suara oleh Dewan Keamanan PBB untuk mencabut sanksi PBB terhadapnya.

    Sebelumnya berafiliasi dengan al-Qaeda, kelompok pimpinan al-Sharaa; HTS, telah dihapus dari daftar kelompok teroris oleh Washington pada bulan Juli.

    Sejak berkuasa, para pemimpin baru Suriah telah berusaha melepaskan diri dari masa lalu mereka yang penuh kekerasan dan menampilkan citra moderat yang lebih dapat ditoleransi oleh rakyat Suriah dan kekuatan asing.

    "Kunjungan ke Gedung Putih merupakan bukti lebih lanjut atas komitmen AS terhadap Suriah yang baru dan momen yang sangat simbolis bagi pemimpin baru negara tersebut, yang dengan demikian menandai langkah selanjutnya dalam transformasinya yang menakjubkan dari pemimpin militan menjadi negarawan global," ujar Direktur Program AS di International Crisis Group, Michael Hanna.

    Al-Sharaa diperkirakan akan mencari dana untuk Suriah, yang menghadapi tantangan signifikan dalam pembangunan kembali setelah 13 tahun perang saudara yang brutal.

    Pada bulan Oktober, Bank Dunia menetapkan "perkiraan terbaik konservatif" untuk biaya pembangunan kembali Suriah sebesar USD216 miliar.
    (mas)
    Komentar
    Additional JS