Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Gusdurian Istimewa Soeharto Spesial

    Jaringan Gusdurian Tolak Pemberian Gelar Pahlawan Nasional Soeharto: Ini Pengkhianatan Demokrasi! - Viva

    5 min read

     

    Jaringan Gusdurian Tolak Pemberian Gelar Pahlawan Nasional Soeharto: Ini Pengkhianatan Demokrasi!

    Selasa, 11 November 2025 - 07:54 WIB
    Oleh :


    Bingkai foto para tokoh yang mendapat gelar Pahlawan Nasional, ada Presiden ke-2 RI Soeharto dan aktivis buruh Marsinah
    Bingkai foto para tokoh yang mendapat gelar Pahlawan Nasional, ada Presiden ke-2 RI Soeharto dan aktivis buruh Marsinah
    Sumber :
      Photo Mini 1Photo Mini 2

      Prabowo Subianto

      Share :

      Jakarta, VIVA – Direktur Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid menegaskan pihaknya menolak pemberian gelar pahlawan nasional untuk Presiden ke-2 RI Soeharto.

      Baca Juga :

      Alissa menilai, pemberian gelar tersebut merupakan bentuk pengkhianatan terhadap demokrasi dan reformasi.

      "Menolak secara tegas pemberian gelar pahlawan pada Soeharto dan menganggapnya sebagai sebuah pengkhianatan terhadap demokrasi dan reformasi," kata Alissa dalam keterangannya, dikutip Selasa, 11 November 2025.

      Baca Juga :

      Selama berkuasa, dia menyebut Soeharto telah melakukan berbagai tindakan yang mencederai nilai-nilai kepahlawanan. Maka dari itu, dia menyayangkan keputusan Presiden RI Prabowo Subianto yang memberikan gelar pahlawan tersebut kepada Soeharto. 

      "Menyayangkan kepada Presiden Prabowo Subianto dan jajaran pemerintah karena memberikan gelar bukan karena alasan yang arif, namun lebih karena relasi keluarga dan politik," ungkap dia.

      Baca Juga :

      Alissa lantas mempertanyakan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto yang berkuasa secara otoriter sebagai Presiden RI selama 32 tahun patut dipertanyakan. 

      Meskipun, Soeharto dianggap memiliki jejak dalam perjuangan kemerdekaan, melakukan pembangunan dan swadaya pangan, hingga menjadi pemimpin yang membuat situasi politik dan ekonomi stabil, akan tetapi memori kolektif bangsa Indonesia menunjukkan hal sebaliknya. 

      "Mendesak pemerintah untuk selektif dalam memberikan gelar pahlawan di masa mendatang. Gelar tersebut hanya diberikan kepada tokoh yang tepat dan layak, yaitu mereka yang teguh memegang nilai moral, yang mengorbankan diri untuk kemaslahatan rakyat, dan bukan sebaliknya, mengorbankan rakyat atas nama kekuasaan," ungkap dia. 

      "Kami menegaskan bahwa bukan jabatan dan kekuasaan yang menentukan seseorang dapat disebut pahlawan, melainkan karakter moral etis, terutama berkait dengan tindakan yang mengangkat kemaslahatan masyarakat dan menjaga harkat martabat manusia," pungkas Alissa.

      Sebelumnya diberitakan, Presiden Prabowo Subianto menyerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 Republik Indonesia Soeharto, yang diterima oleh putri sulungnya Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut Soeharto selaku ahli waris, di Istana Negara, Jakarta, Senin.

      Presiden Prabowo Subianto menyerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto

      Photo :

        Berdasarkan tayangan langsung kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin, dalam prosesi penyerahan gelar pahlawan tersebut, Tutut didampingi oleh sang adik yaitu Bambang Trihatmodjo.

        Penganugerahan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional. Soeharto menerima gelar sebagai pahlawan di bidang Perjuangan Bersenjata dan Politik, atas jasa dan peran menonjolnya sejak masa kemerdekaan.

        Sebagai wakil komandan BKR Yogyakarta, Jenderal Soeharto tercatat memimpin pelucutan senjata pasukan Jepang di Kota Baru pada tahun 1945.

        Komentar
        Additional JS