Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Danantara Featured Istimewa Menkeu Prabowo Subianto Spesial

    Prabowo Perintahkan Menkeu & CEO Danantara Cari Solusi, - Kontan

    4 min read

     

    Prabowo Perintahkan Menkeu & CEO Danantara Cari Solusi

    Jumat, 31 Oktober 2025 |  13:27 WIB


    Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto

    KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pimpinan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Koordinator bidang Perekonomian dan Danantara diminta menemukan solusi utang proyek  Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCBJ). Berapa utang dan beban bunga proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang dibangun era Presiden Jokowi tersebut?

    Diberitakan Kompas.com, Presiden Prabowo Subianto meminta kepada Danantara dan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa untuk mencari rumusan terbaik dalam menyelesaikan utang proyek KCJB atau Whoosh kepada China.

    BAIC Indonesia Resmi Kenalkan BJ30 Hybrid, Kendaraan Bertenaga yang Efisien
    BAIC Indonesia Resmi Kenalkan BJ30 Hybrid, Kendaraan Bertenaga yang Efisien

    Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan, perintah itu disampaikan saat rapat terbatas (ratas) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (29/10/2025). Selain Danantara dan Menkeu, Prabowo juga memberikan perintah yang sama kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

    "Ya, kemarin dibahas, kemudian Pak Airlangga, Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, kemudian CEO Danantara (Rosan Roeslani) diminta untuk sebagaimana tadi yang saya sampaikan, menghitung lagi detailnya," ujar Prasetyo di Antara Heritage Center, Jakarta, Kamis (30/10/2025), dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

    "Kemudian opsi-opsi untuk meminta misalnya perpanjangan masa pinjaman, bagian nanti dari skenario-skenario skema yang terbaik," lanjutnya.

    TERPOPULER

    Prasetyo menjelaskan, dalam ratas tersebut dibicarakan soal pencarian skema terbaik untuk menyelesaikan utang kereta cepat, termasuk perhitungan-perhitungan tematis dan potensi pelonggaran waktu pembayaran utang.

    "Kemarin di dalam ratas juga itu bagian dari salah satu yang dibicarakan, pemerintah sedang mencari skema yang terbaik, termasuk perhitungan-perhitungan angkanya, termasuk kemungkinan-kemungkinan untuk kita bisa meminta kelonggaran dari sisi waktu pembayaran utang," kata Prasetyo.

    Rincian utang kereta cepat Whoosh

    Diberitakan KOMPAS.com, jumlah investasi pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung menembus sekitar 7,27 miliar dollar AS atau Rp 120,38 triliun (kurs Rp 16.500). Dari total investasi tersebut, sekitar 75 persen dibiayai melalui pinjaman dari China Development Bank (CDB), dengan bunga sebesar 2 persen per tahun.

    Utang pembangunan Whoosh dilakukan dengan skema bunga tetap (fixed) selama 40 tahun pertama. Bunga utang KCJB ini jauh lebih tinggi dari proposal Jepang yang menawarkan 0,1 persen per tahun.

    Selain itu, total utang tersebut belum menghitung tambahan penarikan pinjaman baru oleh KCIC karena adanya pembengkakan biaya (cost overrun) yang mencapai 1,2 miliar dollar AS, bunga utang tambahan ini juga lebih tinggi, yakni di atas 3 persen per tahun.

    Sebagian besar pembiayaan proyek Whoosh memang ditopang dari pinjaman CDB, ditambah penyertaan modal pemerintah lewat APBN, serta kontribusi ekuitas konsorsium BUMN Indonesia dan perusahaan China sesuai porsi sahamnya masing-masing di KCIC.

    Lebih dari separuh biaya untuk menutup cost overrun berasal dari tambahan utang CDB. Sisanya berasal dari patungan modal BUMN Indonesia dan pihak China yang menggarap proyek ini. Cost overrun itu ditanggung oleh kedua belah pihak, di mana 60 persen ditanggung oleh konsorsium Indonesia dan 40 persen ditanggung oleh konsorsium China.

    Mengutip pemberitaan KOMPAS.com pada 9 Januari 2024, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) kala itu, Didiek Hartantyo mengungkapkan, besaran bunga utang Kereta Cepat Jakarta Bandung dari CBD itu terbagi menjadi dua tergantung pada denominasi utang.

    Total utang 542,7 juta dollar AS diberikan dalam denominasi dollar AS sebesar 325,6 juta dollar AS (Rp 5,04 triliun) bunganya 3,2 persen dan sisanya sebesar 217 juta dollar AS (Rp 3,36 triliun) diberikan dalam denominasi renminbi alias yuan (RMB) dengan bunga 3,1 persen.

    "Tingkat suku bunga flat selama tenor 45 tahun. Untuk loan (denominasi) dollar AS 3,2 persen, untuk loan dalam RMB 3,1 persen," ujarnya kepada Kompas.com.

    Didiek mengatakan, utang dari CBD ini digunakan untuk menutupi porsi cost overrun KCJB yang ditanggung oleh konsorsium Indonesia sebesar 75 persen dan 25 persen sisanya akan dipenuhi dari PMN yang bersumber dari APBN Indonesia.

    "Pinjaman dari CDB merupakan pendanaan cost overrun dari pinjaman porsi konsorsium Indonesia 542,7 juta dollar AS. Untuk porsi equity porsi konsorsium Indoensia telah dipenuhi dari PMN," tuturnya.

    Komentar
    Additional JS