Turki Buka Koridor Perdagangan Darat Bersejarah ke Yordania dan Suriah, Integrasi Timur Tengah Menguat? - SindoNews
5 min read
Turki Buka Koridor Perdagangan Darat Bersejarah ke Yordania dan Suriah, Integrasi Timur Tengah Menguat?
Senin, 10 November 2025 - 14:29 WIB
A
A
A
ISTANBUL - Turki mengumumkan akan membuka kembali rute perdagangan darat bersejarah yang menghubungkan wilayahnya dengan Yordania dan negara-negara Teluk melalui Suriah. Pembukaan kembali rute ini menandai langkah besar menuju pemulihan transportasi regional dan integrasi ekonomi di Timur Tengah, sekaligus memposisikan Turki sebagai pusat transportasi regional.
"Koridor tersebut, yang ditutup selama lebih dari satu dekade akibat konflik Suriah dan kerusakan infrastruktur, diperkirakan akan beroperasi penuh pada tahun 2026," kata Ömer Bolat, Menteri Perdagangan Turki, dilansir Gulf News.
Bolat mengumumkan detailnya setelah sesi pertama pertemuan Komite Ekonomi Gabungan Yordania-Turki di Amman. Menteri tersebut menekankan bahwa rute yang dipulihkan tidak hanya akan menghubungkan kembali Turki dengan Yordania dan negara-negara Teluk, tetapi juga membangun kembali koridor logistik Eurasia yang vital, membentang dari Eropa hingga Jazirah Arab.
“Koridor ini akan memungkinkan truk-truk Turki untuk menyeberang ke Yordania dan Teluk setelah mengatasi kekurangan terkait visa dan merehabilitasi jalan darat di dalam wilayah Suriah,” jelas Bolat. Ia mengonfirmasi bahwa Turki dan Suriah menandatangani perjanjian transportasi jalan di Istanbul pada 28 Juni, setelah berdiskusi dengan kementerian transportasi kedua negara.
Langkah ini menyusul kemajuan yang dicapai antara Yordania dan Suriah, yang Komite Teknis Gabungan untuk Transportasi Daratnya sepakat pada bulan Juni untuk menyelaraskan prosedur transit dan memudahkan pergerakan penumpang, barang, dan kendaraan. Kesepakatan tersebut menetapkan prinsip resiprositas untuk bea cukai dan logistik, yang membuka jalan bagi integrasi regional.
Bolat mencatat bahwa truk-truk Turki telah mulai melintasi Suriah menuju Yordania dan Teluk, meskipun beberapa tantangan administratif dan infrastruktur masih ada. "Saat ini kami sedang mengatasi pembatasan yang tersisa seperti prosedur bea cukai Suriah, perbaikan jalan, dan peraturan visa," ujarnya, seraya menambahkan bahwa ia berharap "koridor tersebut akan beroperasi penuh pada tahun 2026."
Ia juga menyoroti antusiasme yang ditimbulkan oleh proyek ini di Yordania. "Rute ini membentang dari Yordania dan Suriah ke Turki dan dari sana ke Eropa, menjadikannya koridor dua arah yang vital untuk transportasi dan perdagangan," jelasnya,dilansir Gulf News. "Kebangkitannya kembali akan berdampak positif bagi masyarakat di kawasan ini dalam waktu dekat."
"Koridor tersebut, yang ditutup selama lebih dari satu dekade akibat konflik Suriah dan kerusakan infrastruktur, diperkirakan akan beroperasi penuh pada tahun 2026," kata Ömer Bolat, Menteri Perdagangan Turki, dilansir Gulf News.
Bolat mengumumkan detailnya setelah sesi pertama pertemuan Komite Ekonomi Gabungan Yordania-Turki di Amman. Menteri tersebut menekankan bahwa rute yang dipulihkan tidak hanya akan menghubungkan kembali Turki dengan Yordania dan negara-negara Teluk, tetapi juga membangun kembali koridor logistik Eurasia yang vital, membentang dari Eropa hingga Jazirah Arab.
“Koridor ini akan memungkinkan truk-truk Turki untuk menyeberang ke Yordania dan Teluk setelah mengatasi kekurangan terkait visa dan merehabilitasi jalan darat di dalam wilayah Suriah,” jelas Bolat. Ia mengonfirmasi bahwa Turki dan Suriah menandatangani perjanjian transportasi jalan di Istanbul pada 28 Juni, setelah berdiskusi dengan kementerian transportasi kedua negara.
Langkah ini menyusul kemajuan yang dicapai antara Yordania dan Suriah, yang Komite Teknis Gabungan untuk Transportasi Daratnya sepakat pada bulan Juni untuk menyelaraskan prosedur transit dan memudahkan pergerakan penumpang, barang, dan kendaraan. Kesepakatan tersebut menetapkan prinsip resiprositas untuk bea cukai dan logistik, yang membuka jalan bagi integrasi regional.
Bolat mencatat bahwa truk-truk Turki telah mulai melintasi Suriah menuju Yordania dan Teluk, meskipun beberapa tantangan administratif dan infrastruktur masih ada. "Saat ini kami sedang mengatasi pembatasan yang tersisa seperti prosedur bea cukai Suriah, perbaikan jalan, dan peraturan visa," ujarnya, seraya menambahkan bahwa ia berharap "koridor tersebut akan beroperasi penuh pada tahun 2026."
Ia juga menyoroti antusiasme yang ditimbulkan oleh proyek ini di Yordania. "Rute ini membentang dari Yordania dan Suriah ke Turki dan dari sana ke Eropa, menjadikannya koridor dua arah yang vital untuk transportasi dan perdagangan," jelasnya,dilansir Gulf News. "Kebangkitannya kembali akan berdampak positif bagi masyarakat di kawasan ini dalam waktu dekat."
1. Menghubungkan Eropa, Levant, Teluk
Koridor darat yang dibuka kembali diharapkan dapat memulihkan aktivitas komersial ke tingkat yang terlihat sebelum tahun 2011, ketika konflik Suriah memaksa penutupan dan pengalihan jalur laut yang mahal. Pada tahun 2010, puluhan ribu truk mengangkut barang setiap tahun antara Turki, Yordania, Arab Saudi, dan UEA melalui Suriah.
Para pejabat memandang inisiatif ini sebagai katalis bagi pemulihan ekonomi di wilayah-wilayah yang terdampak perang, merangsang pusat logistik dan komunitas di sepanjang rute. Pembukaan kembali koridor ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk membangun kembali konektivitas regional dan memperkuat rantai pasokan yang menghubungkan Eropa dengan Timur Tengah.
Baca Juga: Buru Kapal Selam Rusia, Jerman Siagakan Pesawat Penjaga Poseidon Baru
Para pejabat memandang inisiatif ini sebagai katalis bagi pemulihan ekonomi di wilayah-wilayah yang terdampak perang, merangsang pusat logistik dan komunitas di sepanjang rute. Pembukaan kembali koridor ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk membangun kembali konektivitas regional dan memperkuat rantai pasokan yang menghubungkan Eropa dengan Timur Tengah.
Baca Juga: Buru Kapal Selam Rusia, Jerman Siagakan Pesawat Penjaga Poseidon Baru
2. Rencana untuk Menghidupkan Kembali Jalur Kereta Api Hejaz
Selain koridor jalan raya, Turki dan Yordania juga berupaya memulihkan Jalur Kereta Api Hejaz yang bersejarah, rute utama era Ottoman yang awalnya menghubungkan Damaskus ke Madinah. Bolat mengungkapkan bahwa Ankara dan Amman memiliki "keinginan yang kuat" untuk meningkatkan dan memodernisasi jalur tersebut.
“Proyek-proyek semacam itu tidak dapat dilaksanakan secara sepihak; semua negara terkait harus diyakinkan dan dilibatkan,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa pengaktifan kembali jalur kereta api ini akan mencakup layanan penumpang dan barang.
Ia mengonfirmasi bahwa nota kesepahaman telah ditandatangani antara kedua negara yang mencakup kerja sama di bidang perdagangan, industri, pertanian, jasa, pariwisata, dan budaya. Tahap selanjutnya akan mencakup kesepakatan-kesepakatan terperinci dan kemungkinan pertemuan puncak antara Presiden Recep Tayyip ErdoÄŸan dan Raja Abdullah II untuk memajukan kerja sama bilateral.
Awalnya diresmikan oleh Sultan Ottoman Abdulhamid II pada tahun 1908, Jalur Kereta Api Hejaz dibangun untuk mengangkut para peziarah ke kota-kota suci. Sebagian jalur tersebut masih beroperasi di Yordania, sementara beberapa segmen di Suriah telah tidak aktif sejak tahun konflik 2011. Proyek revitalisasi ini bertujuan untuk menghubungkan kembali rute tersebut dan memperluas peluang perdagangan melalui kemitraan logistik dan investasi baru.
“Proyek-proyek semacam itu tidak dapat dilaksanakan secara sepihak; semua negara terkait harus diyakinkan dan dilibatkan,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa pengaktifan kembali jalur kereta api ini akan mencakup layanan penumpang dan barang.
Ia mengonfirmasi bahwa nota kesepahaman telah ditandatangani antara kedua negara yang mencakup kerja sama di bidang perdagangan, industri, pertanian, jasa, pariwisata, dan budaya. Tahap selanjutnya akan mencakup kesepakatan-kesepakatan terperinci dan kemungkinan pertemuan puncak antara Presiden Recep Tayyip ErdoÄŸan dan Raja Abdullah II untuk memajukan kerja sama bilateral.
Awalnya diresmikan oleh Sultan Ottoman Abdulhamid II pada tahun 1908, Jalur Kereta Api Hejaz dibangun untuk mengangkut para peziarah ke kota-kota suci. Sebagian jalur tersebut masih beroperasi di Yordania, sementara beberapa segmen di Suriah telah tidak aktif sejak tahun konflik 2011. Proyek revitalisasi ini bertujuan untuk menghubungkan kembali rute tersebut dan memperluas peluang perdagangan melalui kemitraan logistik dan investasi baru.
3. Kerja Sama Transportasi Trilateral
Koordinasi regional juga dipercepat melalui kerangka kerja trilateral yang melibatkan Turki, Suriah, dan Yordania. Pertemuan teknis yang diadakan di Amman pada 11 September mempertemukan perwakilan Kementerian Perhubungan dari ketiga negara untuk meningkatkan kerja sama konektivitas jalan raya dan kereta api.
Diskusi difokuskan pada penyederhanaan prosedur perbatasan untuk truk, penyatuan biaya bea cukai, dan identifikasi area untuk rehabilitasi infrastruktur. Turki telah berjanji untuk membiayai pemeliharaan segmen Jalur Kereta Api Hejaz dari Damaskus hingga perbatasan Yordania, sementara Yordania akan mengawasi restorasi lokomotif.
Baik Yordania maupun Suriah juga telah sepakat untuk melakukan studi kelayakan untuk perluasan jalur kereta api baru yang menghubungkan ibu kota mereka dengan Ankara. Para pejabat menggambarkan pertemuan tersebut sebagai persiapan untuk pertemuan tingkat menteri mendatang yang akan menyelesaikan rencana proyek transportasi lintas batas, termasuk peningkatan jalur penyeberangan utama seperti Nasib–Jaber (di perbatasan Yordania–Suriah), Bab Al Hawa (Idlib, Suriah barat laut), dan jalur Gaziantep–Aleppo.
Diskusi difokuskan pada penyederhanaan prosedur perbatasan untuk truk, penyatuan biaya bea cukai, dan identifikasi area untuk rehabilitasi infrastruktur. Turki telah berjanji untuk membiayai pemeliharaan segmen Jalur Kereta Api Hejaz dari Damaskus hingga perbatasan Yordania, sementara Yordania akan mengawasi restorasi lokomotif.
Baik Yordania maupun Suriah juga telah sepakat untuk melakukan studi kelayakan untuk perluasan jalur kereta api baru yang menghubungkan ibu kota mereka dengan Ankara. Para pejabat menggambarkan pertemuan tersebut sebagai persiapan untuk pertemuan tingkat menteri mendatang yang akan menyelesaikan rencana proyek transportasi lintas batas, termasuk peningkatan jalur penyeberangan utama seperti Nasib–Jaber (di perbatasan Yordania–Suriah), Bab Al Hawa (Idlib, Suriah barat laut), dan jalur Gaziantep–Aleppo.
4. Gerbang Menuju Kebangkitan Ekonomi
Mohammed Omar Rahal, Wakil Menteri Transportasi Suriah untuk Transportasi Jalan, mengatakan bahwa kerja sama yang diperbarui ini merupakan investasi strategis dalam stabilitas regional. "Konektivitas jalan raya dan kereta api antara Suriah, Yordania, dan Turki merupakan pintu gerbang menuju peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi yang mengurangi biaya transportasi dan mempersingkat waktu pengiriman ke pasar," ujarnya.
Rahal menekankan bahwa inisiatif semacam itu akan merevitalisasi upaya perdagangan, investasi, dan rekonstruksi sekaligus mendorong saling ketergantungan antarnegara tetangga. Bagi Turki, proyek ini menandai tonggak sejarah lain dalam visinya untuk menjadi pusat transportasi yang menghubungkan Asia, Timur Tengah, dan Eropa melalui jaringan darat yang terintegrasi.
Rahal menekankan bahwa inisiatif semacam itu akan merevitalisasi upaya perdagangan, investasi, dan rekonstruksi sekaligus mendorong saling ketergantungan antarnegara tetangga. Bagi Turki, proyek ini menandai tonggak sejarah lain dalam visinya untuk menjadi pusat transportasi yang menghubungkan Asia, Timur Tengah, dan Eropa melalui jaringan darat yang terintegrasi.
(ahm)