6 Kecamatan di Aceh Tengah Masih Gelap Pasca Banjir, Satu Kecamatan Masih Terisolasi - Theacehpost
| Banda Aceh - Wakil Bupati Aceh Tengah, Muchsin Hasan, memaparkan kondisi terkini wilayahnya pasca bencana banjir yang melanda kawasan tengah Provinsi Aceh.
Ia menyebut Aceh Tengah sempat terisolasi hampir dua minggu akibat rusaknya infrastruktur jalan dan jembatan di berbagai penjuru.
“Alhamdulillah, saat ini akses mulai berangsur terbuka, terutama di ruas jalan nasional. Namun masih ada wilayah yang belum sepenuhnya bisa dijangkau,” kata Muchsin dalam rapat koordinasi bersama pimpinan DPR RI, menteri, utusan khusus presiden dan kepala daerah se-Aceh di Banda Aceh, Selasa (30/12/2025).
Muchsin menjelaskan, satu kecamatan yakni Rusip Antara hingga kini masih terisolasi karena dua jembatan utama berstatus jalan nasional masih dalam proses perbaikan.
Ia juga menekankan pentingnya peningkatan jalur Bireuen-Takengon yang menjadi satu-satunya akses distribusi BBM dan kebutuhan pokok ke Aceh Tengah dan Bener Meriah.
“Jalur Bireuen-Takengon ini sangat vital karena menjadi akses utama distribusi BBM, sembako, dan kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Selain persoalan akses jalan, Muchsin mengungkapkan bahwa hingga saat ini terdapat enam kecamatan dan sekitar 70 desa di Aceh Tengah yang belum dialiri listrik dan tidak memiliki jaringan telekomunikasi.
“Ada enam kecamatan yang sampai sekarang masih gelap dan tanpa sinyal. Komunikasi hanya bisa dilakukan dengan bantuan jaringan satelit Starlink,” katanya.
Ia menambahkan, jumlah pengungsi di Aceh Tengah mencapai 18.769 jiwa. Kerusakan permukiman cukup parah, dengan 4.426 rumah rusak dan 2.379 rumah hilang total.
Sebagian warga terpaksa direlokasi karena permukiman berada di bantaran sungai dan kawasan rawan longsor.
“Sebagian rumah memang harus direlokasi karena tanahnya sudah tidak ada lagi atau berisiko longsor,” jelasnya.
Muchsin juga melaporkan kerusakan infrastruktur lainnya, yakni 179 titik jembatan dan 130 jaringan irigasi yang rusak atau hilang. Meski sebagian jembatan nasional telah ditangani, beberapa jembatan non-nasional masih membutuhkan penanganan segera.
“Kami masih sangat membutuhkan tambahan alat berat untuk membuka akses di wilayah-wilayah yang terdampak parah,” ujarnya.
Selain infrastruktur, sektor pertanian juga terdampak signifikan. Kebun kopi seluas 12.638 hektar, sawah 2.787 hektar, dan lahan cabai 4.100 hektar mengalami kerusakan.
“Ini tentu berdampak pada perekonomian daerah dan juga inflasi,” kata Muchsin.
Terkait pasokan energi, Muchsin menyebut ketersediaan BBM masih sangat terbatas sehingga menghambat operasional alat berat. Ia berharap ada kebijakan khusus dari Pertamina bagi daerah terdampak bencana.
“Kendala utama kami di lapangan saat ini adalah ketersediaan BBM untuk operasional alat berat,” ujarnya.
Menutup keterangannya, Muchsin berharap dukungan penuh dari pemerintah pusat untuk membantu tujuh kabupaten terdampak agar dapat bangkit kembali.
“Kami berharap pemerintah pusat dapat membantu kami untuk bangkit dan membangun Aceh yang lebih baik ke depan,” pungkasnya. (Akhyar)
Baca berita lainnya di Google News dan saluran WhatsApp.