Banjir Bandang Probolinggo Rusak Jembatan, 30 KK Masih Terisolasi - Jawa Pos
Banjir Bandang Probolinggo Rusak Jembatan, 30 KK Masih Terisolasi
Bupati Probolinggo Mohammad Haris meninjau salah satu jembatan yang rusak di Desa Andungbiru yang diterjang banjir bandang, Jumat (12/12/2025). ANTARA/HO-Diskominfo Kabupaten Probolinggo
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo mencatat masih ada 30 kepala keluarga (KK) yang terisolasi akibat banjir bandang yang merusak jembatan penghubung antardesa di wilayah Kecamatan Tiris.
Kepala Pelaksana BPBD Probolinggo Oemar Sjarif mengatakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang berlangsung cukup lama menyebabkan debit sungai meluap dan masuk ke permukiman warga disertai material lumpur.
Banjir bandang tersebut juga merusak sejumlah jembatan yang menjadi akses utama warga.
"Hari ini kami sudah membuat jembatan darurat untuk warga yang sempat terisolasi di beberapa lokasi akibat jembatannya rusak diterjang banjir. Namun, masih ada sekitar 30 KK yang masih terisolasi,” kata Oemar saat dihubungi, Jumat (12/12).
Dia menjelaskan sebelumnya terdapat sekitar 500 KK yang terisolasi akibat enam jembatan rusak diterjang banjir bandang. Namun, berkat pembangunan jembatan darurat sejak Jumat pagi, akses di beberapa titik sudah kembali terbuka.
Tiga desa yang terdampak cukup parah yakni Desa Andungbiru, Desa Tlogoargo, dan Desa Tiris di Kecamatan Tiris. Wilayah tersebut berada di lereng Pegunungan Argopuro yang diguyur hujan deras pada Kamis (11/12) malam.
“Alhamdulillah cuaca hari ini cerah sehingga proses pembangunan jembatan darurat bisa dilakukan dengan gotong royong melibatkan banyak pihak,” ujarnya.
Oemar menyebutkan pembangunan jembatan darurat yang menghubungkan Desa Andungbiru dan Desa Tiris masih akan dilanjutkan pada Sabtu (13/12). Dengan demikian, diharapkan seluruh akses warga yang sempat terputus dapat kembali normal.

Selain merusak jembatan, BPBD juga mencatat belasan rumah warga terdampak banjir bandang. Rinciannya, empat rumah di Desa Andungbiru dan 13 rumah di Desa Tiris mengalami kerusakan akibat terjangan air dan lumpur.
“Banjir sudah mulai surut, tetapi masih ada sisa material lumpur di sejumlah rumah warga. Tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir tersebut,” katanya.
Tak hanya banjir bandang, hujan deras di kawasan Pegunungan Argopuro juga memicu tanah longsor yang berdampak pada dua rumah warga di Desa Andungbiru.
BPBD Probolinggo mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, mengingat cuaca ekstrem masih berpeluang terjadi sesuai peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).