Barang relawan Posko Malang Bersatu diduga ditahan PT Pelni dan BPBD Sumut - Strategi News
Barang relawan Posko Malang Bersatu diduga ditahan PT Pelni dan BPBD Sumut - Strategi News
STRATEGINEWS.id, Medan — Komunitas Relawan Posko Malang Bersatu-Gimbal Alas Indonesia mengaku kecewa dengan manajemen PT Pelni Cabang Medan. Pasalnya, 2 kontainer bantuan yang dikirim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur untuk korban bencana Sumatra khususnya Aceh Tamiang, harus tertahan di BPBD Sumut, setelah pihak Pelni Cabang Medan diduga dengan sengaja mengantarkan barang bantuan tersebut ke gudang penyimpanan BPBD Sumut di Gedung Serbaguna Jalan Williem Iskandar.
Perwakilan Posko Malang Bersatu, Dika, menyebutkan, berdasarkan informasi yang diterima, bantuan masyarakat Jawa Timur diangkut menggunakan KM Nggapulu dari Surabaya ke Jakarta, dan KM Kelud dari Jakarta ke Belawan (Medan) dengan estimasi tiba pada 22 Desember 2025. Namun faktanya tidak terjadi perubahan pengangkutan, barang dikirim langsung menuju Belawan dan tiba pada 16 Desember 2025.
“Ketika tanggal 21 Desember 2025 saya cek ke sini (Depo PT Prima Indonesia Logistik) dua kontainer itu tidak ada, dan ternyata sudah tiba pada 16 Desember 2025 dan dibawa ke Gedung Serbaguna milik BPBD Sumut,” ungkapnya kepada pers, Sabtu (27/12/2025).
Dika menambahkan, pihaknya sangat keberatan jika harus dibebankan biaya pengangkutan (dari gudang Pelni Cabang Medan ke Gedung Serbaguna Pemprovsu, red) sebesar Rp 2,4 juta untuk 2 kontainer yang di mana kesalahan tersebut bukan pada mereka.
“Kami ini sukarelawan. Semua dilakukan secara gotong royong, termasuk biaya operasional, dan akadnya sebelumnya diambil di Pelabuhan Belawan. Barang di kontainer yang tertahan itu belum bisa diambil karena kami tidak bisa tunjukkan bukti pembayaran,” ujarnya.
Dika menjelaskan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPBD Sumut dan sudah menjelaskan duduk perkaranya seperti apa. Namun anehnya, BPBD Sumut tetap melimpahkan beban biaya pengangkutan yang unprocedural itu kepada Relawan Posko Malang Bersatu-Gimbal Alas Indonesia. Begitu juga dari pihak Pelni Cabang Medan, tetap bersikukuh bahwa beban biaya pengangkutan harus ditanggung relawan.
“Kesalahan teknis ini bukan dari sisi relawan. Seharusnya pemerintah bisa membantu dan mendukung bantuan ini supaya lancar, cepat dikirimkan ke Aceh Tamiang,” tukasnya.
Terpisah, Kepala Operasional PT Pelni Cabang Medan, Suharto, yang dikonfirmasi sejumlah awak media mengaku terkait dengan bantuan yang diterima via KM Nggapulu sesuai nota dinas yang mereka terima adalah ada 11 teus dari BPBD Jatim, kemudian yang akan diserahkan ke BPBD Sumut.
“Semua kontainer yang berisi bantuan bencana sudah kami serahkan ke pihak BPBD Sumut, ternyata ada 2 teus Yg,” jawabnya melalui pesan singkat WhatsApp yang terputus, seperti dikutip dari waspada.co.id, Senin (29/12/2025) sore.
(KTS/rel)