Bupati Tapteng Bicara Nasib Kayu Gelondongan Pascabanjir Bandang: Kita Kelola Untuk Masyarakat - Tribun-medan
Bupati Tapteng Bicara Nasib Kayu Gelondongan Pascabanjir Bandang: Kita Kelola Untuk Masyarakat - Tribun-medan.com

Penulis: Azis Husein Hasibuan | Editor: Azis Husein Hasibuan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/mp-kayu-banjir-tribunmedan.jpg)
TRIBUN-MEDAN.com - Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu mengeluarkan imbauan tegas kepada masyarakat agar tidak mengolah secara pribadi kayu-kayu yang terbawa banjir bandang dan longsor di berbagai wilayah.
Hal itu disampaikan Bupati Tapteng Masinton Pasaribu, Minggu (7/12/2025).
Lebih lanjut Bupati Tapteng mengungkapkan, kayu-kayu tersebut, yang kini menumpuk di sejumlah titik seperti Badiri dan Tukka.
Menurut Bupati, merupakan aset bersama yang harus dikelola untuk membantu warga terdampak bencana.
Bupati Tapteng menegaskan, bahwa seluruh material kayu yang terbawa arus banjir akan diolah oleh pemerintah daerah untuk kemudian dibagikan kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
“Kayu yang ada di Badiri nanti kita olah untuk dibagikan kepada masyarakat. Begitu juga yang ada di Tukka. Pokoknya semua kayu yang ada saat ini yang dibawa banjir itu akan kita kelola,” ujarnya.
Ia meminta warga menghentikan praktik pengambilan atau pengolahan secara perorangan, apalagi jika dilakukan untuk dijual kembali.
Menurutnya, hal tersebut tidak hanya merugikan warga lain, tetapi juga dapat memicu ketidakadilan di tengah situasi darurat.
“Jangan lagi ada yang mengolah secara perorangan, apalagi diolah untuk dijual. Banyak masyarakat kita yang butuh. Jangan hanya untuk kepentingan dan keuntungan pribadi,” tegas Bupati.
Bupati Masinton juga menjelaskan bahwa pengolahan kayu secara terpusat akan memastikan distribusi yang lebih adil dan tepat sasaran.
Pemerintah daerah berkomitmen mengolah setiap kayu yang tersedia agar dapat menjadi bahan bangunan atau kebutuhan lain bagi warga yang kehilangan rumah dan harta benda.
Imbauan ini sekaligus menjadi edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya solidaritas, kebersamaan, dan transparansi dalam penanganan pascabencana.
Di tengah duka dan kerusakan yang masih luas, Bupati mengajak warga untuk mengutamakan nilai gotong royong.
“Setiap kayu yang ada akan diolah dan dibagikan kepada masyarakat setempat yang terdampak."
Dengan pengelolaan terpadu, pemerintah berharap bantuan material dapat tersalurkan secara merata dan mempercepat pemulihan warga yang kini masih berjuang memulai kembali kehidupan pasca bencana.
Imbau Warga Barus Mengungsi
Sungai Aek Sirahar mengalami kenaikan setinggi dua meter, Sabtu (6/12/2025) sekira pukul 23.00 WIB.
Tingginya intensitas hujan mengguyur Tapanuli Tengah sejak sore, mengakibatkan air naik menggenangi hingga permukiman warga Barus.
Puluhan warga Desa Pasar Tarandam harus memboyong keluarganya untuk mengungsi, mewanti-wanti banjir besar kembali melanda.
Bupati Tapteng, Masinton Pasaribu, Minggu (7/12/2025), mengonfirmasi terkait potensi banjir dari aliran Sungai Aek Sirahar, mengingat hulu sungai ada di atas turbin PLTA Energi Sakti Sentosa, Sipulak, Humbang Hasundutan.
"Itu bukan hoaks. Bendungannya juga debit airnya sudah sangat besar jadi peringatan dini selalu kita sampaikan."
Bupati Tapteng juga mengimbau masyarakat yang tinggal di lokasi bantaran sungai agar melakukan evakuasi mandiri.
"Kalaupun masih bertahan, harus terus memantau pergerakan arus Aek Sirahar," pungkasnya.
(ase/ Tribun-medan)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan