Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Bogor Cilamaya Featured Semarang

    Gerakan Penanaman Massal: Ribuan Pohon Ditanam di Bogor, Semarang, Cilamaya untuk Memulihkan Alam - Tribunnews

    4 min read

     

    Gerakan Penanaman Massal: Ribuan Pohon Ditanam di Bogor, Semarang, Cilamaya untuk Memulihkan Alam - Tribunnews.com

    Editor: Glery Lazuardi. 

    (Ho/Campus League)
    PENANAMAN POHON - Ribuan pohon ditanam serentak di Bogor, Semarang, dan Cilamaya, memperkuat DAS, cegah banjir, pulihkan ekosistem, tumbuhkan harapan. 
    Ringkasan Berita:
    • Aksi penghijauan serentak ini bukan sekadar simbol, melainkan komitmen nyata lintas pihak untuk memperkuat DAS, mencegah bencana hidrometeorologi, memulihkan ekosistem, serta membuka peluang ekonomi berkelanjutan. 
    • Dengan prinsip the right tree, right place, and the right purpose, gerakan ini menegaskan bahwa rehabilitasi lingkungan harus berbasis kebutuhan lokal, demi keselamatan dan masa depan generasi mendatang.

    TRIBUNNEWS.COM - Ribuan pohon endemik, produktif, dan mangrove ditanam serentak di BogorSemarang, dan Cilamaya sebagai bagian dari gerakan nasional penghijauan. 

    Aksi ini bertujuan memperkuat daerah aliran sungai (DAS), menekan risiko banjir dan longsor, sekaligus memulihkan ekosistem serta membuka peluang ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat.

    Pada Minggu (7/12/2025) kemarin, dilakukan penanaman sekitar 350 pohon endemik lokal seperti Rasamala, Saninten, dan Puspa di kawasan Eiger Adventure Land, Jalan Lembah Nendeut, Desa Sukagalih, Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Hal ini sebagai upaya bersama sebagai bentuk langkah nyata menjaga keselamatan lingkungan memulihkan bersama, menumbuhkan harapan.

    Program ini menjadi bagian dari upaya memperkuat ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) dan mengurangi risiko bencana banjir dan longsor (hidrometeorologi) dalam jangka menengah dan panjang.

    “Kami sadar masih ada kekurangan, tapi kami berupaya menjaga kelestarian alam dengan maksimal,” ujar CEO Eiger, Ronny Lukito kepada wartawan pada Minggu (7/12/2025).

    Pihaknya sejauh ini telah menanam 118 ribu pohon tegakan dan hampir 8 juta pohon perdu. 

    “Langkah tersebut dilakukan sebagai respons terhadap perhatian Menteri Lingkungan Hidup mengenai pentingnya pengendalian runoff air,” tambahnya.

    Selain itu, di tempat berbeda dilakukan penanaman 600 bibit pohon alpukat di Dusun Talun, Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang yang merupakan kawasan hulu DAS Tuntang bertujuan meningkatkan tutupan vegetasi, memperkuat area resapan air, serta mendukung konservasi daerah tangkapan air

    Upaya penghijauan juga dilaksanakan di wilayah DAS Cilamaya, tepatnya di Desa Muarabaru, Kecamatan Cilamaya Wetan, melalui penanaman 15.000 bibit mangrove untuk membangun benteng alami terhadap abrasi pantai, meningkatkan keanekaragaman hayati, sekaligus menambah kapasitas penyerapan emisi karbon.

    Selain itu, sebanyak 5.000 bibit pohon produktif seperti kelapa dan mangga turut ditanam untuk memulihkan kawasan sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar melalui hasil panen yang berkelanjutan.

    “Aksi penghijauan ini bukan sekadar simbol, tetapi bagian dari komitmen jangka panjang PLN untuk memperbaiki kualitas lingkungan,” kata General Manager PLN UIP JBT, Widya Anggoro Putro

    Sementara itu, Pakar dari Forum Pohon Langka Indonesia (FPLI), Prof. Tukirin Partomihardjo mengajak semua pihak berkontribusi pada pelestarian keanekaragaman hayati melalui pembangunan arboretum.

    “Arboretum ini nantinya akan menampung pohon-pohon langka asli Indonesia. Ekowisata bukan hanya soal berwisata, tapi juga meningkatkan pengetahuan generasi muda tentang kekayaan hayati,” jelasnya.

    Pakar lingkungan Yuli Suhartono mengapresiasi perencanaan penanaman yang merujuk pada prinsip the right tree, right place, and the right purpose. 

    Menurutnya, perlu dilakukan kajian komprehensif mulai dari geologi, stabilitas lereng, hingga curah hujan.

    “Saya berdiskusi dengan Prof. Tukirin untuk vegetasinya dan dengan Pak Lubis dari BRIN untuk aspek geologinya. Dari situ kami membuat zonasi untuk menentukan pohon apa dan untuk tujuan apa,” ujar Yuli.

    Ia menegaskan bahwa rehabilitasi lingkungan harus melihat kebutuhan lokal secara detail.

    “Kita tidak hanya bicara menahan air, tapi juga mencegah longsor. Dan apakah itu bisa dipenuhi atau tidak, bergantung pada situasi lokal yang sudah dipetakan,” ucapnya.

    BERITA TERKAIT

    Komentar
    Additional JS