Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Banjir Featured FKUI Istimewa Lintas Peristiwa Spesial

    Guru Besar FKUI Ingatkan Ada Ancaman Penyakit Pasca Banjir Besar Sumatera - Liputan6

    5 min read

     

    Guru Besar FKUI Ingatkan Ada Ancaman Penyakit Pasca Banjir Besar Sumatera

    Setelah bencana banjir akan diikuti dengan berbagai penyakit, Guru Besar FKUI antisipasi jadi hal amat penting.

    Share

    Tim penyelamat memegang tali dalam upaya mengevakuasi kendaraan dan warga yang terjebak banjir di Padang, Provinsi Sumatera Barat pada Kamis 27 November 2025. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Sumatra Barat melaporkan, total 27.433 warga terdampak banjir akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak awal pekan lalu. (REZAN SOLEH/AFP)
    ... Selengkapnya

    Liputan6.com, Jakarta Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Ari Fahrial Syam menyerukan pentingnya antisipasi penyakit pasca banjir dan tanah longsor Sumatera.

    Seperti diketahui, musibah banjir besar melanda Sumatera di akhir November 2025 dan menyebabkan lebih dari 100 korban meninggal. Sementara, puluhan ribu warga mengungsi dan terjadi kerusakan infrastruktur yang luas di Provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

    BACA JUGA:

    “Kita ketahui bahwa pada umumnya setelah bencana banjir akan diikuti dengan berbagai penyakit. Banjir besar ini menyebabkan kehilangan dan kerusakan harta benda dan juga menyebabkan masyarakat tinggal di pengungsian. Banjir besar yang terjadi menyebabkan kerusakan rumah, rusak berat,” kata Ari dalam keterangan pers, Minggu (30/11/2025).

    Banjir yang terjadi juga disertai tanah longsor di beberapa wilayah. Akibatnya, masyarakat yang selamat sebagian besar  tinggal di pengungsian dan mereka berisiko mengalami penurunan daya tahan tubuh.

    “Kenapa hal ini terjadi? Mereka dalam kondisi stres akibat kehilangan harta benda, istirahat yang kurang dan makan minum ala kadarnya. Kondisi ini tentu akan menyebabkan daya tahan tubuh masyarakat menurun,” kata Ari. 

    “Dan di satu sisi, mereka akan  terpapar dengan berbagai penyakit infeksi termasuk infeksi saluran pernapasan atas bahkan sampai terjadi infeksi paru hingga pneumonia,” jelas Ari.

    Selain itu, masyarakat terdampak banjir umumnya tinggal dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat sehingga berisiko mengalami infeksi saluran pencernaan antara lain diare atau demam tifoid.

    Ancaman Tetanus

    Tak henti di situ, kondisi lingkungan usai banjir juga bisa menimbulkan berbagai infeksi lain termasuk tetanus.

    “Infeksi tetanus terjadi jika masyarakat yang kebetulan sedang membersihkan lokasi pasca banjir dan tertusuk paku yang berpotensi masuknya bakteri Clostridium tetani yang banyak dijumpai pada debu dan kotoran hewan.”

    Bakteri lebih mudah masuk ke tubuh melalui luka akibat benda tajam. Hal ini juga terjadi usai bencana Tsunami di Aceh di mana banyak masyarakat yang terinfeksi tetanus. Tetanus biasanya terjadi 4 hingga 21 hari setelah masuknya kuman ke dalam tubuh. Pasien akan mengalami kekakuan tangan, badan dan tengkuk terasa sakit.

    BACA JUGA:

    Waspada Leptospirosis

    Selain penyakit tetanus penyakit yang perlu diantisipasi jika berhubungan dengan pembersihan lokasi banjir adalah penyakit leptospirosis. Penyakit ini acap kali muncul setelah banjir.

    Leptospirosis terjadi karena pasien tertular melalui paparan dengan kotoran tikus. Penyakit leptospirosis juga dikenal dengan penyakit demam kuning. Pasalnya, pasien dengan leptospirosis bisa mengalami  demam tinggi, menggigil, mual, muntah dan mata, kulit serta urine berwarna kuning.

    “Karena memang infeksi ini menyerang liver maka sering disebut hepatitis non virus. Yang menjadi masalah lain adalah komplikasi leptospirosis dapat menyebabkan terjadi gagal ginjal akut, pankreatitis, meningitis dan perdarahan jika infeksi setelah berlangsung sistemis,” kata Ari.

    BACA JUGA:

    Masyarakat Harus Dibantu

    Mengingat dampak yang memang tidak kecil, sambung Ari, masyarakat yang sedang mengalami musibah banjir ini harus dibantu.

    “Mereka harus dilengkapi dengan alat pelindung diri saat membersihkan bekas banjir, misal dengan sepatu but, masker, sarung tangan, pelindung kepala, dan pelindung mata. Mengingat bakteri ini bisa masuk dari luka pada kaki dan tangan atau tertelan.”

    Disinfektan juga harus didistribusikan kepada masyarakat yang akan membersihkan lokasi pasca banjir. Untuk para pengungsi, harus dijaga makan dan minumnya. Termasuk selimut dan alas tidur yang memadai dan berbagai fasilitas protokol kesehatan seperti masker dan sabun atau hand sanitizer untuk menekan penularan infeksi.

    “Kita semua berharap musibah ini cepat berlalu dan kondisi kerusakan bisa segera teratasi, agar masyarakat dapat kembali beraktivitas seperti biasa,” harap Ari.

    Share
    Komentar
    Additional JS