Guru di Blitar Raup Cuan Jutaan Rupiah dari Bisnis Barang Antik - Beritasatu
Guru di Blitar Raup Cuan Jutaan Rupiah dari Bisnis Barang Antik
Nanda Dwi Asmoro, seorang guru asal Desa Papungan, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang mengeluti bisnis barang antik. (Beritasatu.com/Dwi Haryadi)
Blitar, Beritasatu.com - Di sela aktivitasnya sebagai seorang pendidik, seorang guru olahraga di Blitar tetap menyalurkan kecintaannya pada barang-barang lawas. Di ruang samping rumahnya, ratusan barang antik dan retro berjajar rapi, mulai dari dekorasi hingga perlengkapan yang masih berfungsi dengan baik. Inilah kisah Nanda Dwi Asmoro, guru yang menyeimbangkan kecintaan, pekerjaan, dan pemasukan melalui bisnis jual beli barang antik.
Di Desa Papungan, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Nanda menjalankan usahanya yang diberi nama Mahija Vintage. Beragam barang lama terpajang di tempat tersebut mulai dari peralatan rumah tangga, elektronik, sepeda jadul, hingga perlengkapan berkendara. Semuanya hasil kurasi dari hobinya berburu barang retro sejak bertahun-tahun lalu.
Sebelum mendalami bisnis barang lawas, Nanda sempat menekuni usaha jual beli sparepart sepeda motor bekas. Namun pada 2015, ketika masih berstatus guru honorer, ia mulai serius mengumpulkan dan menjual barang retro sebagai upaya menambah penghasilan.
Gelar Teras Main Indonesia, KPOTI Hidupkan Lagi Permainan Tradisional
“Awalnya hanya iseng cari tambahan, karena dahulu masih honorer. Namun, lama-lama saya suka prosesnya mencari barang, merawat, sampai akhirnya bisa bertemu pembeli yang cocok,” ungkap Nanda.
Setiap hari sepulang mengajar, Nanda menyempatkan waktu untuk mencari barang di pengepul rongsok. Barang yang ia temukan dibersihkan, dirawat, lalu dipasarkan melalui media sosial dan komunitas pecinta barang lawas. Perlahan, Mahija Vintage dikenal sebagai salah satu tempat berburu barang retro di wilayah Blitar.
Nanda berpikir dengan bisnis sampingan jual beli barang antik dapat untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya.
Gaji menjadi guru honorer waktu itu sekitar Rp 250.000 per bulan sampai Rp 300.000 per bulan. Apalagi, ketika itu, Nanda sudah menikah.
Sarapan Bubur Tradisional Sambil Bernostalgia di Kediri
Kini, setelah berstatus PNS sejak 2021 dan mengajar di SDN Tlogo 2, Nanda tetap menjalankan bisnisnya sebagai pekerjaan sampingan. Baginya, dunia pendidikan tetap menjadi prioritas utama, sementara bisnis vintage menjadi ruang ekspresi sekaligus tambahan pemasukan.
“Saya tetap guru. Itu passion saya. Bisnis ini cuma sampingan, tetapi saya jalani dengan senang hati,” kata Nanda.
Tak hanya barang pajangan, berbagai perangkat elektronik seperti radio, mesin ketik, hingga kamera yang masih berfungsi juga tersedia di tokonya. Sejumlah pelaku usaha, terutama pemilik kafe bernuansa retro, kerap membeli koleksi Nanda sebagai dekorasi usaha mereka.
Dengan kombinasi ketekunan dan kecintaan terhadap dunia barang lawas, Nanda membuktikan bahwa hobi bisa menjadi sumber pemasukan yang cukup lumayan tanpa meninggalkan profesi utama.
Bukan Gim Online, Kediri Gelar Olahraga Tradisional
"Untuk penjualannya cukup banyak yang mencari. Bahkan, dalam sebulan bisa jual hingga Rp 5 juta hingga Rp 10 juta, tergantung barang antik yang mewah atau sedang," ujarnya.
Baginya, mengajar dan mengoleksi barang vintage bukan sesuatu yang harus dipilih. Ia menjalani dengan penuh semangat.