Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Gus Yahya PBNU

    Gus Yahya Tegaskan Terbuka untuk Islah dan Kritisi Keputusan Harian Syuriyah PBNU - Pantau

    4 min read

     

    Gus Yahya Tegaskan Terbuka untuk Islah dan Kritisi Keputusan Harian Syuriyah PBNU

    Oleh Gerry Eka
    SHARE   :

    Foto: (Sumber:Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf saat silaturahim PBNU sesi kedua di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (6/12/2025). ANTARA/ HO-PBNU )

    Pantau - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), K.H. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, menyatakan dirinya terbuka untuk proses islah demi menjaga masa depan organisasi Nahdlatul Ulama.

    Pernyataan itu disampaikan usai menghadiri silaturahim sesi kedua PBNU yang digelar di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, pada Sabtu, 6 Desember 2025.

    "Saya sangat berterima kasih bahwa beliau-beliau berkenan untuk memanggil saya. Saya sangat terharu bahwa para sesepuh kita masih begitu peduli kepada jam’iyah Nahdlatul Ulama ini", ungkap Gus Yahya.

    Klarifikasi Lengkap dan Komitmen Jaga Tatanan NU

    Dalam forum tersebut, Gus Yahya mendapat kesempatan menjelaskan secara tuntas berbagai persoalan organisasi yang ditujukan kepadanya.

    Menurutnya, seluruh kebutuhan klarifikasi yang sebelumnya disampaikan melalui utusan Rais Aam telah dijawab lengkap, termasuk dengan dokumen dan keterangan resmi.

    Penjelasan itu juga diperkuat oleh Bendahara Umum PBNU, Sumantri Suwarno, dan Sekretaris Jenderal PBNU, Amin Said Husni.

    "Semuanya telah saya jawab dengan tuntas, dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan dari saudara Sumantri sebagai pemegang buku keuangan BPNU... serta penjelasan-penjelasan dari Pak Amin Said Husni", katanya.

    Gus Yahya menitipkan pesan penting kepada para kiai agar memikirkan masa depan tatanan organisasi NU secara serius.

    "Mohon dipertimbangkan tentang masa depan tatanan organisasi Nahdlatul Ulama ini upaya tatanan ini tidak runtuh di tengah jalan", ucapnya.

    Ia menegaskan bahwa NU dibangun di atas aturan organisasi yang ketat sejak awal berdiri.

    Bahkan Rais Akbar Hadratussyekh K.H. Hasyim Asy’ari pun dibatasi oleh anggaran dasar organisasi.

    "Maka mari kita berpikir tetap dengan betul agar tatanan ini tidak diruntuhkan dan membawa jam’iyah ini mundur 100 tahun", tegasnya.

    Kritik Terhadap Keputusan Harian Syuriyah dan Rapat Pleno

    Menanggapi anggapan bahwa pertemuan di Tebuireng tidak akan memengaruhi risalah rapat syuriyah, Gus Yahya menilai bahwa rapat harian syuriyah PBNU itu sendiri bermasalah sejak awal.

    "Mau pengaruh atau tidak pengaruh, monggo. Tapi sudah menjadi persepsi bahwa apa yang terjadi dengan harian syuriyah itu sangat bermasalah, membuat keputusan di luar wewenangnya. Jadi ini bermasalah. Semua ikutannya dari keputusan ini bermasalah semua", ujarnya.

    Gus Yahya juga mengkritik rencana Rapat Pleno PBNU yang akan digelar pada 9 Desember 2025 karena dinilai tidak sah secara struktural.

    Ia menyatakan bahwa rapat tersebut didasarkan pada keputusan rapat harian syuriyah tanggal 20 November 2025 yang dianggap tidak sah.

    "Kalau itu didasarkan pada rapat harian syuriyah tanggal 20 November 2025, itu berarti mendasarkan diri pada keputusan yang bermasalah. Pengambilalihan jabatan ketua umum untuk dirangkap oleh Rais Aam sangat-sangat bermasalah", tegasnya.

    Gus Yahya menegaskan bahwa ia akan terus berkomunikasi dengan para kiai sepuh serta PWNU dan PCNU se-Indonesia guna mencari penyelesaian terbaik atas dinamika internal organisasi.

    • Mail:

      info@pantau.com
    Komentar
    Additional JS