Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Pandawara Group Purbaya Yudhi Sadewa Spesial

    Ide Tak Wajar Pandawara Group Ditanggapi Cerdas Anak Purbaya, Hal Buruk Ditakutkan Bisa Terjadi - Tribunjakarta

    8 min read

     

    Ide Tak Wajar Pandawara Group Ditanggapi Cerdas Anak Purbaya, Hal Buruk Ditakutkan Bisa Terjadi - Tribunjakarta.com



    IG Pandawara Group
    DONASI BELI HUTAN - Kelompok pemuda Pandawara Group menyita perhatian publik setelah mengajak masyarakat Indonesia patungan membeli hutan. Unggahan tersebut direspons influencer serta para artis. Anak Menkeu Purbaya, Yudo Sadewa memberi peringatan bernada logis bahwa dampak buruk bisa saja terjadi bila tidak dipikirkan secara matang. 

    TRIBUNJAKARTA.COM - Gagasan tak lazim yang dilontarkan kelompok pecinta lingkungan Pandawara Group memicu perdebatan, kini anak Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, Yudo Sadewa ikut memberikan pandangan.

    Sosok muda yang dikenal cerdas dan kritis dalam menanggapi isu-isu publik itu menyikapi ide Pandawara yang dinilai terlalu berani dan berpotensi menimbulkan risiko.

    Yudo memberi peringatan bernada logis bahwa dampak buruk bisa saja terjadi bila tidak dipikirkan secara matang.

    Penjelasan Yudo yang runtut dan menohok membuat publik tersadar bahwa semangat aksi sosial tetap membutuhkan perhitungan keamanan dan dampak jangka panjang.

    Gagasan Pandawara Group

    Melalui unggahan di akun resmi Instagramnya, @pandawaragroup pada Senin (8/12/2025), salah satu member Pandawara, Gilang Rahma, menyampaikan pengumuman.

    Gilang mengatakan, Pandawara akan mempersiapkan dengan sangat matang rencana patungan beli hutan Indonesia.

    "Bersatu berdonasi untuk membeli hutan agar tidak dialih fungsikan."

    PANDAWARA PATUNGAN BELI HUTAN - Kelompok pecinta lingkungan Pandawara Group saat diwawancarai wartawan di Pantai Sukaraja, Bandar Lampung, Senin (10/7/2023). Kini, Pandawara menginisiasi patungan beli hutan Indonesia agar tidak dialihfungsikan. Inisiasi itu mendapat sambutan masyaralat luas. (KOMPAS.COM/Tri Purna Jaya)
    PANDAWARA PATUNGAN BELI HUTAN - Kelompok pecinta lingkungan Pandawara Group saat diwawancarai wartawan di Pantai Sukaraja, Bandar Lampung, Senin (10/7/2023). Kini, Pandawara menginisiasi patungan beli hutan Indonesia agar tidak dialihfungsikan. Inisiasi itu mendapat sambutan masyaralat luas. (KOMPAS.COM/Tri Purna Jaya) (KOMPAS.COM/Tri Purna Jay)

    "Sampai ketemu di 2026, semoga rencana ini bisa terrealisasikan."

    "Proses wakaf hutan bisa kita lakukan bersama untuk mencegah deforestasi berlebih, agar keseimbangan ekosistem hutan tetap terjaga," kata Gilang.

    Gilang juga memastikan akan melibatkan masyarakat luas yang begitu antusias menyambut ide patungan beli hutan Indonesia agar tak terjadi deforestasi yang destruktif itu.

    "Namun, kami sangat menyadari bahwa ini adalah langkah besar yang akan melibatkan banyak masyarakat Indonesia di dalam."

    "Maka dari itu, kami akan mempersiapkan rencana ini dengan sangat matang."

    "Kami pun akan melibatkan dan mengajak banyak pihak untuk bisa merealisasikan rencana ini. Seperti para senior kami di dunia aktivis lingkungan, ataupun para toko-toko yang mengerti tentang pengeliharaan dan kelestarian hutan," jelasnya.

    Pandawara memahami ide membeli hutan dipenuhi akan bayangan proses yang sulit, maka Gilang meminta masyarakat tersu mendukung dan mendokan yang terbaik.

    "Maka dari itu, kami mohon doanya agar apa yang kita impikan untuk kebaikan dan kesejahteraan bangsa bisa terwujud dengan proses yang baik dan benar."

    "Dan juga, kami ingin ucapkan terima kasih untuk semua teman-teman yang telah merespon dan menunjukkan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan yang ada di Indonesia."

    "And last but not least, sejatinya kedaulatan rakyat adalah hal yang paling utama. Terima kasih," tutupnya.

    Disanggah Anak Purbaya

    Sementara itu, Yudo Sadewa menanggapi inisiasi patungan untuk membeli hutan Indonesia dari kelompok pecinta lingkungan Pandawara Group.

    Berbeda dari influencer lain yang mendukung ide Pandawara Group, Yudo mengatkan membeli hutan secara patungan justru akan menambah kekacauan.

    "Kalau begini akan jauh lebih chaos lagi. Dikelola  pemerintah aja parah.

    Apalagi dikelola masyarakat?" tulis Yudo, dikutip TribunJakarta.com dari Instagramnya, pada Senin (8/12/2025).

    Anak kedua Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, Yudo Achilles Sadewa menanggapi inisiasi patungan untuk membeli hutan Indonesia dari kelompok pecinta lingkungan Pandawara Group.
    Anak kedua Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, Yudo Achilles Sadewa menanggapi inisiasi patungan untuk membeli hutan Indonesia dari kelompok pecinta lingkungan Pandawara Group. (Istimewa)

    Yudo lalu menilai pengelolaan hutan oleh masyarakat, dapat melahirkan pungutin liar (pungli) hingga suap.

    "Pungli, suap, pemburuan, satwa pasti terjadi. Tau sendiri SDM kita?" tulis Yudo.

    Sebelumnya usulan membeli hutan di Indonesia, diunggah melalui akun Pandawara Group di tengah bencana banjir bandang dan longsor di Pulau Sumatra.

    Unggahan tersebut direspons influencer serta para artis.

    Mereka ikut memberikan komentar bahkan berniat ikut berdonasi untuk membeli hutan agar tidak dialihfungsikan.

    Dikutip TribunJakarta.com, Pandawara Group mengunggah tulisan "Lagi Ngelamun, tiba-tiba aja kepikiran gimana kalo masyarakat Indonesia bersatu berdonasi beli hutan-hutan agar tidak dialihfungsikan."

    Alasan Pandawara Group karena alih fungsi dan deforestasi sudah sanga berlebihan.

    "Menurut informasi sih kayak gini aturannya. Aturan skala menanam sawit di Indonesia meliputi batas luas maksimum lahan (100.000 hektar per perusahaan di seluruh Indonesia dan 20.000 hektar per provinsi) dan luas minimum lahan (minimal 6.000 hektar per perusahaan untuk komoditas sawit). Selain itu, untuk usaha perkebunan dengan luas minimal 25 hektar diwajibkan memiliki izin."

    "Gimana guys?apakah alihfungsi yang saat ini ada sudah sesuai dengan aturan yang diatas?" tulis Pandawara Froup dikutip Minggu (7/12/2025).

    Komentar
    Additional JS