Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home DPR Featured Istimewa Lintas Peristiwa Spesial

    Indonesia Dikepung Bencana, DPR Desak Deteksi Dini Diperkuat - SinPo

    4 min read

     

    Indonesia Dikepung Bencana, DPR Desak Deteksi Dini Diperkuat

    Laporan: Tim Redaksi
    Selasa, 02 Desember 2025 | 04:56 WIB
    Share


    Presiden Prabowo Subianto mengunjungi para korban bencana banjir yang terjadi di Aceh dan Sumatera (Ashar/Foto: BiroSetpres/SinPo.id)

    SinPo.id -  Ancaman bencana yang terus menghantui Indonesia sepanjang tahun dinilai membutuhkan kesiapan jauh lebih kuat, baik dari sisi teknologi penyelamatan maupun kapasitas personel. Situasi kebencanaan yang kian berulang menuntut pemerintah meningkatkan kemampuan deteksi dini serta respons cepat di lapangan.

    Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, menegaskan Indonesia tidak boleh lengah karena berada di wilayah rawan gempa, tsunami, tanah longsor, hingga banjir bandang.

    “Indonesia ini dikepung bencana. Ini memerlukan kesiapan kita dengan sarana-prasarana yang memadai,” ujar Lasarus dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 1 Desember 2025

    Ia menyoroti pentingnya kesiapan sumber daya manusia Basarnas dalam menjalankan tugas penyelamatan, khususnya di masa golden time yang menjadi fase penentu keselamatan jiwa.

    “Golden time hanya bisa ditangani orang terlatih. Salah dalam penyelamatan bisa berakibat fatal. Pelatihan SAR harus menjadi perhatian,” tegasnya.

    Siklon Tropis Picu Hujan Ekstrem, Teknologi Peringatan Dini Dipertanyakan

    Lasarus juga menyinggung informasi terkait siklon tropis di atas Sumatra yang mengakibatkan hujan ekstrem dengan curah hujan setara satu bulan dalam waktu singkat.

    Ia mempertanyakan kesiapan alat pendeteksi cuaca berbahaya milik pemerintah agar masyarakat dapat menerima peringatan lebih cepat dan tepat.

    Mitigasi Wajib Diperkuat: Penanganan Harus Dimulai Sebelum Bencana

    Menurutnya, mitigasi merupakan kunci untuk menyelamatkan nyawa dan meminimalkan kerugian.

    “Penanggulangan bukan hanya setelah bencana terjadi. Antisipasi sebelum bencana juga bagian dari penanggulangan,” ujarnya mengingatkan.

    Politisi PDI Perjuangan itu juga mendesak pemetaan kawasan rawan bencana secara menyeluruh agar masyarakat tidak tinggal di zona berisiko tinggi.

    Data Korban: 533 Meninggal, 500 Lebih Hilang

    Dashboard Penanganan Darurat Banjir dan Longsor Sumatera Tahun 2025 mencatat data memilukan:

    533 orang meninggal dunia

    Lebih dari 500 orang masih hilang

    2.500 orang luka-luka

    553.000 lebih warga mengungsi

    1,4 juta penduduk terdampak

    48 kabupaten/kota di Aceh, Sumut, dan Sumbar terjangkit bencana

    Angka tersebut menggambarkan tingkat keparahan bencana hidrometeorologi yang terjadi sejak 25 November 2025.

    6.000 Personel SAR Dikerahkan: Operasi Terbesar 2024–2025

    Kepala BNPP/Basarnas melaporkan bahwa pengerahan kekuatan SAR di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat merupakan yang terbesar dalam dua tahun terakhir.

    Peralatan penyelamatan yang digunakan:

    Helikopter

    Drone thermal

    Kapal laut dan perahu karet

    Truk taktis dan kendaraan lapangan

    Untuk menjangkau daerah terisolasi, Basarnas juga menyiapkan opsi penambahan helikopter dan kapal sesuai kebutuhan lapangan.

    Dengan meningkatnya intensitas dan dampak bencana di Indonesia, Komisi V DPR RI menilai penanggulangan harus dilakukan lebih komprehensif — tidak hanya reaktif, tetapi preventif dan berbasis mitigasi yang kuat — agar korban jiwa tidak terus berulang dari tahun ke tahun.

    TAG:
    Komentar
    Additional JS