Kenapa Sawit Bukan Tanaman Hutan? Ini Penjelasannya - IDN Times
Kenapa Sawit Bukan Tanaman Hutan? Ini Penjelasannya
- Sawit bukan tanaman hutan, tapi bagian dari sistem pertanian.
- Sawit tidak mendukung keanekaragaman hayati dan merusak ekosistem hutan.
- Pembukaan lahan hutan untuk perkebunan sawit mengancam satwa liar, masyarakat adat, hingga memicu perubahan iklim.
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Pembukaan hutan yang dialihfungsikan sebagai kebun sawit selalu menuai kontroversi. Tak mengherankan, mengingat peran hutan sangat penting bagi keberlangsungan hidup. Meski demikian, pendapat kontra menyatakan bahwa langkah tersebut bukan masalah. Menurutnya, toh sawit juga pohon, jadi apa salahnya jika menamani hutan dengan kelapa sawit.
Faktanya, sawit bukan tanaman hutan, lho. Kalau kamu bertanya kenapa sawit bukan tanaman hutan, jawabannya bisa sangat panjang, tetapi secara sederhana hal itu berkaitan dengan komposisi dan fungsinya.
Kenapa sawit bukan tanaman hutan?
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menegaskan bahwa sawit bukanlah tanaman hutan. Tak hanya itu, sawit juga tidak termasuk sebagai tanaman rehabilitasi hutan dan lahan sebagaimana tertuang dalam Permen LHK P.23/2021. Mengapa demikian?
Food and Agriculture Organization mendefinisikan hutan sebagai lahan yang memiliki luas minimal 0,5 hektare dengan tutupan tajuk pohon lebih dari 10 persen. Ketika dewasa, kategori pohon hutan ini harus mencapai tinggi minimal 5 meter.
Dari uraian tersebut, secara definisi perkebunan sawit memang masuk kategori hutan. Akan tetapi, ada alasan lain yang mendasarinya, tepatnya karena tanaman ini memiliki ruang tumbuhnya sendiri. FAO sendiri mengklasifikasikan kelapa sawit sebagai bagian dari sistem tanaman pertanian.
Hutan memiliki fungsi ekologis yang tidak dapat digantikan oleh perkebunan sawit, sekalipun luasnya sama. Apalagi dalam hutan juga terdapat keanekaragaman hayati dan dukungan kehidupan bagi makhluk hidup liar yang berada di sana.
Sebuah studi dalam Esa Journals menyebutkan bahwa perkebunan, termasuk sawit, mendukung keanekaragaman hayati lebih rendah daripada hutan asli. Lebih lanjut, strategi pelestarian lahan bukan upaya untuk membuat perkebunan lebih ramah terhadap satwa liar.
Kenapa kebun sawit dianggap perusak hutan?

Kelapa sawit memang bukan termasuk golongan hutan. Banyak ahli bahkan menyebutnya sebagai perusak hutan. Well, kelapa sawit ditanam di daerah tropis. Untuk membuat lahan perkebunan sawit, seringkali dilakukan dengan pembukaan lahan hutan. Langkah ini menghancurkan hamparan hutan hujan yang hijau dan subur.
Dampaknya tentu saja serius. Pembukaan lahan hutan dapat membuat hilangnya rumah bagi berbagai spesies, seperti gajah, orang utan, badak, sampai harimau. Ketika terus dilakukan, hewan liar tersebut akan terdesak. Akibatnya ada dua, hewan liarmemasuki kawasan tinggal manusia dan terus punah.
Tak hanya itu, pembukaan lahan otomatis juga menurunkan keanekaragaman hayati. Pasalnya, hutan yang sebelumnya berisi berbagai jenis pohon dan tumbuhan alami berganti menjadi sawit saja. Di luar itu, masyarakat adat pun mendapatkan dampak negatifnya. Tidak sedikit pembukaan lahan hutan untuk perkebunan memaksa masyarakat setempat meninggalkan tanah dan kehilangan mata pencahariannya.
Alasan kenapa sawit bukan tanaman hutan berkaitan erat dengan kelanjutan ekosistem. Ketika hutan hujan diganti dengan sawit, dampaknya bisa pada lingkungan akan terus meningkat sehingga memperburuk perubahan iklim.
FAQ seputar kenapa sawit bukan tanaman hutan
Apakah kelapa sawit termasuk tanaman hutan?
Sawit tidak dianggap sebagai tanaman hutan karena secara ekologis dan administratif masuk kategori tanaman perkebunan yang dibudidayakan untuk produksi, bukan sebagai ekosistem hutan alami.
Apakah sawit bisa berfungsi seperti pohon hutan?
Sawit tidak dapat berfungsi seperti pohon hutan karena struktur tajuknya sederhana, keanekaragaman hayati di bawahnya rendah, dan kemampuannya menyerap karbon jauh lebih kecil.
Apakah kebun sawit dapat disebut hutan?
Kebun sawit tidak dapat disebut hutan karena secara ekologi tidak memiliki keanekaragaman flora dan fauna seperti hutan.
Referensi:
"Palm Oil". WWF Australia. Diakses Maret 2025.
"Forests vs Palm Oil". Heinrich Böll Stiftung. Diakses Maret 2025.
"KLHK: Palm Oil is Not a Forest Plant". Forest Digest. Diakses Maret 2025.
Yue, Sam, dkk, “Oil Palm Plantations Fail to Support Mammal Diversity.” Ecological Applications 25, no. 8 (April 20, 2015): 2285–92.
"KLHK Tegaskan Sawit Bukan Tanaman Hutan". Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Diakses Maret 2025.
"Oil Palm has Closest Resemblance to Forest than Other Major Oil Crops". MPOC. Diakses Maret 2025.
Sponsored

Mau Tau Rahasia Investasi di 2025? Cek Disini
Investasi bukan hanya jual beli di saat tepat. Ada tips yang perlu diketahui.
- Perkebunan sawit tidak memiliki serasah daun seperti hutan alami sehingga air hujan tidak tertahan dan langsung membanjiri tanah saat curah hujan tinggi.
- Akar kelapa sawit bersifat serabut dan dangkal. Ia hanya berfungsi menambatkan pohon sehingga tidak efektif menyerap dan menahan aliran air seperti akar pohon hutan.
- Alih fungsi hutan menjadi perkebunan sawit merusak ekosistem dan keanekaragaman hayati yang berperan penting untuk menjaga keseimbangan lingkungan.
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Banjir bandang yang menghantam sejumlah provinsi seperti Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh pada 25 November 2025 lalu meninggalkan duka yang luar biasa dalam. Gak hanya merendam ratusan desa dan merusak infrastruktur, banjir bandang yang terjadi juga menyebabkan lebih dari 600 nyawa melayang. Jumlah ini kemungkinan besar akan semakin bertambah mengingat banyaknya wilayah bencana yang masih terisolasi dan belum mendapatkan pertolongan. P