Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Banjir Bencana Featured Istimewa Lintas Peristiwa Spesial Sumatera

    Kisah Para Korban Banjir Sumatera: Punguti Beras Bantuan, Terisolasi & Kehilangan 5 Anggota Keluarga - Tribunnews

    13 min read

     

    Kisah Para Korban Banjir Sumatera: Punguti Beras Bantuan, Terisolasi & Kehilangan 5 Anggota Keluarga - Tribunnews.com

    Penulis: Dewi Agustina.

    Tribun Medan
    KISAH KORBAN BANJIR - (kiri dan kanan) Beredar video viral yang memperlihatkan sejumlah warga memunguti butiran beras yang tercampur tanah di Tapanuli Utara, Sumatera Utara. (tengah) Armawati menggunakan jilbab biru duduk bersama warga lainnya di posko bencana, Nagari Salareh Aia Timur, Kecamatan Palembayan, Agam, Selasa (2/12/2025). Dia kehilangan 5 anggota keluarganya. (TribunPadang.com/Arif Ramanda Kurnia) (Tribun-Medan.com/Cr5) 
    Ringkasan Berita:


    TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kisah sedih dan haru dialami para korban bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di Provinsi AcehSumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumbar).

    Hingga Selasa (2/12/2025), tercatat total 708 korban meninggal di tiga wilayah provinsi terdampak banjir.

    Sementara korban yang masih dinyatakan hilang berjumlah 499 orang.

    Para korban yang selamat juga harus merasakan kesedihan mendalam lantaran kehilangan anggota keluarganya.

    Belum lagi mereka harus bersusah payah hanya untuk mendapatkan makanan lantaran bantuan belum diterima secara merata.

    Apalagi wilayah mereka yang terdampak cukup parah, akses jalur darat terputus hingga bantuan sulit untuk didistribusikan.

    PUNGUTU BERAS - Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah warga memunguti butiran beras yang tercampur tanah menjadi viral di media sosial. Video tersebut menunjukkan kondisi bantuan logistik berupa beras yang dilempar dari helikopter kepada masyarakat yang terdampak bencana banjir dan longsor di Tapanuli Utara, Sumatera Utara. (Fb Sumatera_talk)
    PUNGUTU BERAS - Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah warga memunguti butiran beras yang tercampur tanah menjadi viral di media sosial. Video tersebut menunjukkan kondisi bantuan logistik berupa beras yang dilempar dari helikopter kepada masyarakat yang terdampak bencana banjir dan longsor di Tapanuli Utara, Sumatera Utara. (Fb Sumatera_talk) (Tribun Medan/Fb Sumatera_talk)

    Berikut kisah para korban banjir di sejumlah wilayah dihimpun Tribunnews.com:

    Warga Pungut Beras Bantuan 

    Beredar video viral yang memperlihatkan sejumlah warga memunguti butiran beras yang tercampur tanah di Tapanuli Utara, Sumatera Utara.

    Dalam video itu tampak bantuan logistik berupa beras yang dijatuhkan  dari helikopter kepada masyarakat yang terdampak bencana banjir dan longsor di Tapanuli Utara.

    Selain beras, juga mie instan yang didistribusikan kepada warga terdampak banjir dengan cara dijatuhkan dari helikopter.

    Saat bantuan-bantuan tersebut dijatuhkan dari helikopter, banyak kemasan beras yang rusak sehingga beras-beras tersebut berceceran di tanah.

    Warga beramai-ramai memungut beras yang bercampur tanah dengan menggunakan bajunya sebagai wadah.

    Bantuan yang disalurkan melalui helikopter ini dilakukan karena akses ke wilayah terdampak tertutup akibat longsor.

    Namu, metode penyaluran ini menimbulkan kekecewaan di kalangan warga karena bantuan yang diterima tidak merata dan banyak yang rusak.

    Ketua Harian Posko Darurat Bencana Provinsi Sumatera Utara, Basarin Yunus, memberikan penjelasan terkait peristiwa ini.

    Ia menyatakan pengiriman bantuan melalui helikopter merupakan langkah darurat karena akses darat tidak dapat dilalui.

    Namun tidak semua lokasi memiliki helipad yang memadai, sehingga bantuan terpaksa dijatuhkan dari udara.

    "Tidak semua daerah atau desa memiliki helipad (tempat landasan helikopter), sehingga salah satu cara untuk mendistribusikan bahan pangan adalah dengan menjatuhkannya dari helikopter dengan harapan masyarakat dapat mengaksesnya setelah sampai di permukaan tanah," jelas Basarin.

    Basarin berjanji akan melakukan perbaikan dalam proses pengiriman bantuan dari udara agar bantuan yang diterima tidak rusak di masa mendatang.

    Ia juga meminta masyarakat untuk memahami kondisi darurat yang sedang dihadapi.

    "Meskipun ada beberapa bantuan yang rusak, kami akan memperbaikinya ke depan agar bisa digunakan," ujarnya.

    "Kami berharap masyarakat memahami situasi darurat ini. Yang terpenting adalah bagaimana masyarakat dapat mengakses bantuan tersebut sehingga kekhawatiran dapat diminimalisir," tambahnya.

    Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi pemerintah dan pihak terkait dalam mengelola distribusi bantuan bencana, terutama di daerah-daerah dengan akses sulit.

    Perbaikan prosedur dan sarana pendukung seperti helipad sangat diperlukan agar bantuan dapat disalurkan dengan lebih efektif dan tepat sasaran.

    Dengan adanya evaluasi dan perbaikan, diharapkan penyaluran bantuan bencana ke depan dapat berjalan lebih tertib dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat terdampak.

    Armawati Kehilangan 5 Anggota Keluarga

    Sementara itu Armawati (64) warga Nagari Salareh Aia Timur, Kecamatan Palambayan, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat sedih lantaran kehilangan 5 anggota keluarganya.

    10 orang keluarga Armawati terdiri dari anak, cucu terdampak.

    Masih ada 5 anggota keluarganya belum ditemukan.

    Dua orang berhasil selamat.

    "Saat kejadian saya tidak di rumah tapi pergi mendoa ke tempat adik dan sekejap itu bencana datang," kata Armawati berlinang air mata, Selasa (2/12/2025).

    Armawati mengatakan dua orang yang selamat adalah cucunya berusia empat tahun dan ayah dari cucu itu.

    "Sekarang mereka sedang di rumah sakit Lubuk Basung, cucu saya kakinya patah dan ayahnya juga luka-luka," kata dia ditemani warga lain di posko bencana.

    Ia menyebut sekitar empat unit rumah yang ditempati keluarganya dengan jarak berdekatan semua tak bersisa diterjang banjir.

    Salah satu dari rumah itu baru didirikan tapi kini hanya tinggal puing saja.

    Armawati saat ini mengungsi di rumah warga yang tak terdampak yang juga dijadikan posko bencana untuk Subarang Aia.

    "Saya berharap semuanya cepat ditemukan dengan kondisi selamat serta bisa berkumpul lagi seperti dulu," ujarnya.

    4 Kabupaten di Aceh Masih Sulit Dijangkau

    Sementara itu empat kabupaten di Provinsi Aceh masih sulit dijangkau untuk pendistribusian bantuan logistik melalui jalur darat pada Selasa (2/12/2025).

    "Bahwa masih ada 4 kabupaten, Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Tamiang yang masih sangat sulit untuk ditempuh dari jalur darat," kata Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari, dalam jumpa pers, Selasa.

    BNPB mengupayakan distribusi bantuan logistik untuk Provinsi Aceh terus diintensifkan melalui jalur udara, darat, dan laut.

    BNPB melaporkan, empat helikopter dikerahkan untuk pengiriman bantuan harian, dengan sasaran Aceh Tamiang, Aceh Tengah, Lhokseumawe, dan Aceh Tengah.

    "Jadi, ada dua heli yang hari ini melakukan distribusi logistik ke Aceh Tengah. Kalau sebelumnya kita mendengar informasi Aceh Tengah belum tersentuh dengan bantuan logistik pemerintah, per hari ini tadi ada Heli Caracal pukul 06.00 WIB membawa 1,5 ton ke Aceh Tengah," kata dia.

    Kemudian pada pukul 13.30 WIB, helikopter milik BNPB mengirim bantuan makanan siap saji.

    Meski demikian, BNPB mengakui bahwa dua pengiriman bantuan pada hari ini belum mencukupi kebutuhan warga terdampak, sehingga jumlah penerbangan akan ditingkatkan hingga akses darat kembali normal.

    Selain bantuan udara, distribusi logistik juga dilakukan melalui jalur darat menggunakan dua truk TNI dengan total muatan sekitar 12 ton menuju Kabupaten Nagan Raya.

    Pengiriman bantuan Presiden Prabowo Subianto turut disalurkanmelalui dua sorti helikopter dan satu sorti darat.

    Heli Mi-17 mengirim obat-obatan dan vitamin ke Aceh Tamiang, sementara sorti kedua Heli Caracal membawa bantuan serupa ke Aceh Tengah.

    "Selain sorti udara, juga dilakukan pengiriman via darat ke Meulaboh. Ini juga bantuan Presiden terkait dengan vitamin dan obat-obatan," jelas dia.

    Saat ini, operasi udara di Aceh didukung empat pesawat Cessna Caravan, dua sudah beroperasi dan dua dalam tahap persiapan, serta enam helikopter, dengan total 13 unit alutsista udara.

    Selain itu, satu pesawat disiagakan di Bandara Kualanamu untuk pengiriman logistik tambahan.

    Posko Pengendalian Tanggap Darurat Aceh mengoperasikan satu Kapal Ekspres Bahari untuk mengangkut logistik dari Banda Aceh ke sejumlah daerah pesisir timur, seperti Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Timur, Kota Langsa, dan Aceh Tamiang.

    Kapal ini mampu membawa 25–30 ton logistik dalam sekali pelayaran.

    Opsi penambahan armada kapal ekspres kini tengah dipertimbangkan untuk mempercepat pendistribusian bantuan ke wilayah terdampak parah di pesisir timur.

    708 Korban Meninggal

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan tanah longsor di Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Utara, dan Sumatera Barat hingga Selasa (2/12/2025) sore mencapai 708 jiwa.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan selain korban meninggal dunia, tercatat 499 orang masih hilang.

    "Sore ini untuk hasil pencarian dan pertolongan secara umum, meninggal dunia 708 jiwa. Hilang masih dilaporkan 499 jiwa," kata pria yang akrab disapa Aam itu di Posko Terpadu Penanganan Bencana Alam Aceh yang disiarkan langsung di kanal Youtube BNPB Indonesia, Selasa (2/12/2025) sore.

    Ia merinci, di Sumatera Utara korban meninggal dunia mencapai 294 jiwa dan 155 jiwa lainnya dilaporkan masih hilang.

    "Ini untuk wilayah paling terdampak ada Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Sibolga, dan Tapanuli Utara," kata Aam.

    Sementara itu, di Provinsi Aceh, hingga hari ini tercatat sebanyak 218 jiwa meninggal dunia dan 227 orang lainnya masih dilaporkan hilang.

    "Tentu saja upaya pencarian dan pertolongan masih terus dilakukan dan menjadi prioritas oleh tim gabungan meski sudah hampir satu pekan bekerja tetapi ini tetap semangat," ucapnya.

    Selanjutnya di Sumatera Barat, dilaporkan 196 jiwa meninggal dunia dan 117 jiwa lainnya hilang.

    "Total korban jiwa per hari ini pukul 16.00 WIB, 196 jiwa meninggal dunia, kemudian 117 jiwa hilang," ucapnya.

    "BNPB bersama pemerintah daerah, kementerian, dan lembaga terkait bersatu padu untuk bisa melakukan akselerasi dari tanggap darurat dan pemulihan di tiga provinsi terdampak banjir dan longsor ini," pungkasnya.

    Penulis: (Serambinews.com/Agus Ramadan) (TribunPadang/Arif Ramanda Kurnia) (Tribun-Medan.com/Cr5) (Tribunnews.com)

    Komentar
    Additional JS