Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Berita Featured Gempa Gunung Tangkuban Parahu Lintas Peristiwa Spesial

    Lonjakan Gempa di Gunung Tangkuban Parahu, Badan Geologi Ingatkan Potensi Bahaya Tersembunyi - Viva

    3 min read

     

    Lonjakan Gempa di Gunung Tangkuban Parahu, Badan Geologi Ingatkan Potensi Bahaya Tersembunyi

    Sabtu, 27 Desember 2025 - 21:35 WIB
    Oleh :
    Sumber :
    • Dok. Badan Geologi Kementerian ESDM
    Photo Mini 1
    Share :

    Bandung, VIVA – Aktivitas kegempaan di Gunung Tangkuban Parahu mengalami peningkatan signifikan menjelang puncak libur akhir tahun. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat lonjakan gempa Low Frequency LF hingga tiga kali lipat hanya dalam waktu 24 jam pada periode pengamatan 26 Desember 2025.

    Baca Juga :

    Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi, Lana Saria, mengungkapkan bahwa rekaman seismik pada 26 Desember 2025 mendeteksi sebanyak 38 kejadian gempa LF. Jumlah tersebut meningkat tajam dibandingkan dua hari sebelumnya, yakni pada 24 dan 25 Desember 2025, yang masing-masing hanya tercatat sekitar 10 kejadian per hari.

    Peningkatan aktivitas kegempaan ini menjadi perhatian serius mengingat Gunung Tangkuban Parahu merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Barat yang ramai dikunjungi wisatawan, terutama pada masa libur Natal dan Tahun Baru.

    Baca Juga :

    Meski demikian, Badan Geologi menegaskan bahwa status aktivitas gunung api masih berada pada Level I atau Normal. Namun, hasil pemantauan deformasi tubuh gunung menunjukkan adanya dinamika tekanan di bawah permukaan yang perlu diwaspadai.

    “Data pemantauan EDM menunjukkan kecenderungan pola deflasi pada segmen Pilar UPAS namun terjadi inflasi pada segmen Pilar LERENG. Ini mengindikasikan adanya fluktuasi tekanan pada kedalaman dangkal di bawah tubuh gunungapi,” ujar Lana dalam keterangannya di Bandung, Sabtu 27 Desember 2025 dikutip Antara.

    Baca Juga :

    Menurut Badan Geologi, fluktuasi tekanan dangkal tersebut berpotensi menimbulkan bahaya, meskipun hingga saat ini parameter dV per V belum memperlihatkan penurunan signifikan. Artinya, belum terdeteksi adanya tekanan besar akibat kenaikan fluida dalam jumlah masif menuju permukaan.

    Namun demikian, Lana mengingatkan bahwa karakter erupsi Gunung Tangkuban Parahu kerap bersifat freatik. Jenis erupsi ini dikenal dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa didahului tanda-tanda vulkanik yang jelas, sehingga berisiko tinggi bagi wisatawan yang berada terlalu dekat dengan kawah.

    Secara visual, hingga 27 Desember 2025, aktivitas hembusan asap dari Kawah Ratu terpantau berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang, dengan ketinggian sekitar 5 hingga 80 meter dari dasar kawah. Sementara itu, Kawah Ecoma teramati menghembuskan asap setinggi 5 hingga 40 meter.

    Badan Geologi juga mengingatkan kembali riwayat aktivitas pada pertengahan tahun ini. Pada periode Juni hingga Juli 2025, peningkatan gempa LF sempat mencapai puncaknya hingga 270 kejadian dalam sehari pada 3 Juni, yang kemudian diikuti oleh kemunculan bualan lumpur di Kawah Ratu.

    Berdasarkan perkembangan terkini tersebut, Badan Geologi mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tidak mendekati area dasar kawah serta menghindari aktivitas terlalu lama di sekitar bibir kawah aktif.

    “Jika teramati peningkatan intensitas hembusan asap atau tercium bau gas yang menyengat, masyarakat diminta segera menjauh demi keselamatan,” kata Lana.

    Selain itu, Pemerintah Daerah serta BPBD Kabupaten Bandung Barat dan Subang diminta terus menjalin koordinasi intensif dengan Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu yang berada di Desa Cikole, guna memastikan pemantauan berjalan optimal dan respons cepat dapat dilakukan apabila terjadi perubahan aktivitas gunung api. (Ant)

    Komentar
    Additional JS