0
News
    Home Balongjeruk Featured Kediri Macan Putih Media Sosial Spesial

    Patung Macan Putih Mirip Kapibara Viral di Medsos, Kades Balongjeruk Ungkap Sejarahnya - inilah

    4 min read

     

    Patung Macan Putih Mirip Kapibara Viral di Medsos, Kades Balongjeruk Ungkap Sejarahnya

    Oleh
    Share

    Patung Macan Putih di Desa Balongjeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri yang viral usai bentuknya mirip binatang Kapibara.(Foto: beritajatim)

    Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

    Kecil
    Besar

    Patung Macan Putih di Desa Balongjeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri menjadi sorotan warganet beberapa waktu belakangan ini. Patung macan tersebut menjadi viral karena bentuknya malah mirip seperti binatang kapibara.

    Keberadaan patung macan ini sangat mencolok karena berada di perbatasan  di perbatasan Kediri-Jombang.

    Usai viral, Kepala Desa Balongjeruk Safii’i akhirnya angkat bicara terkait patung macan putih tersebut. Menurutnya, pembuatan patung tersebut adalah inisiatif warga setempat untuk membuat sebuah ikon di wilayah itu.

    Selain itu, Safii'i mengatakan, anggaran pembuatan patung macan putih itu tidak menggunakan dana desa alias bersumber dari swadaya masyarakat.

    "Ya, tapi dengan semuanya itu tidak ada keterkaitannya dengan dana desa. Murni hak itu pribadi saya dengan nominal dana Rp3,5 juta yang Rp2 juta itu untuk pemborong pembuat patung dan telapaknya, yang Rp1,5 juta untuk material bahannya,” katanya seperti dikutip, Sabtu (27/12/2025).

    Lebih lanjut, dia menjelaskan, ide pembuatan patung itu didasari saran dari para tokoh masyarakat. Sebab di wilayah tersebut dahulu sering ditemui macan putih yang berkeliaran, sehingga patung Macan Putih ini akan dijadikan ikon desa tersebut.

    “Desa Balongjeruk itu ada seorang tokoh agama, juga tokoh masyarakat, juga perangkat desa yang namanya Mbah Maskam itu sering cerita bahwasanya di Desa Balongjeruk itu yang momong atau mungkin kalau zaman dulu itu bisa dikatakan itu adalah pawang atau danyang. Itu katanya macan putih, gitu. Juga beberapa tokoh masyarakat juga mengatakan orang-orang yang dulu itu juga mengatakan seperti itu, bahwa bahkan, kepala desa yang kurang lebih periode tahun ’98-an, itu juga bercerita bahkan sering ketemu macan putih,” jelasnya.

    Safii’i mengakui, hasil patung macan putih di wilayahnya tidak sesuai dengan ekspektasi sehingga banyak menuai reaksi dan kritikan khususnya di media social (medsos).

    “Itu yang bisa saya sampaikan dan saya mohon maaf seandainya pembuatan patung ini juga membuat gaduh atau di dunia maya saling apa ya? Eh, memberikan komentar, tapi saya selaku kepala desa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua atensi, atas komentar, atas pendapat dan saya tetap mengharapkan sangat,” tuturnya.

    Menindaklanjuti viralnya patung tersebut, Safii’i menegaskan akan mengganti patung Macan Putih dengan desain yang lebih estetik dan menyerupai karakter macan sesungguhnya.

    Ia menyebutkan pemesanan patung pengganti telah dilakukan kepada perajin di wilayah Ngadiluwih dengan ukuran yang sama, yakni panjang 1,5 meter dan tinggi 1 meter, dengan target tingkat kemiripan minimal 90 persen dari desain yang disepakati.

    “Intinya kemarin sudah kesepakatan dengan harga Rp2,5 juta ini ambil sendiri di Ngadiluwih. Soalnya saya DP Rp500 ribu dengan perjanjian apabila tidak sesuai dengan ekspektasi 90 persen, itu tidak jadi,” terangnya.

    Keunikan patung Macan Putih Balongjeruk juga menarik perhatian pemerhati masyarakat sekaligus pimpinan LSM di Kediri, Khairul Anam. Ia menilai ide pembuatan patung tersebut positif karena menggali sejarah dan mitos desa, namun mengkritisi aspek eksekusi.

    “Sudah saya sampaikan ke Pak Kades, itu agar macannya itu diganti yang estetik sesuai dengan karakternya. Jadi, karakter macan itu bagaimana? Itu kan ada bentuk-bentuknya, ada ekspresinya macan itu. Kalau seperti itu kan jadi guyonan, begitu. Jadi, idenya saya setuju, bahkan sangat setuju karena menggali sejarah dan mitos desa sini,” ujarnya.

    Khairul Anam berharap, ke depan, patung Macan Putih tidak hanya menjadi simbol legenda Desa Balongjeruk, tetapi juga mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.

    “Harapannya begini, karena ini kadung viral dan memang kalau tidak kontroversi seperti ini enggak terkenal. Harapan saya dari yang menertawakan berubah menjadi yang menggembirakan,” tandasnya. 

    0 suka
    0 bookmark
    Komentar
    Additional JS