Pengamat Ekonomi Pertanyakan Skema Bantuan bagi Orang Kehilangan Pekerjaan Akibat Bencana Sumatera - SindoNews
2 min read
Pengamat Ekonomi Pertanyakan Skema Bantuan bagi Orang Kehilangan Pekerjaan Akibat Bencana Sumatera
Rabu, 17 Desember 2025 - 12:09 WIB
Pengamat ekonomi Muhammad Syarkawi Rauf. Foto/Dok SindoNews
A
A
A
JAKARTA - Bencana yang terjadi di wilayah Sumatera membuat banyak orang kehilangan pekerjaan . Pengamat ekonomi Muhammad Syarkawi Rauf menyoroti apa skema bantuan bagi mereka yang kehilangan pekerjaan tersebut.
"Ini kan banyak orang kehilangan pekerjaan, ya. Mau ke sawah nggak bisa karena sawahnya udah dipenuhi lumpur. Peternaknya juga seperti itu. Saya nggak tahu skema bantuan apa yang dipersiapkan oleh pemerintah sekarang untuk membantu masyarakat yang kehilangan pekerjaan ini," ujar Syarkawi dalam siniar atau podcast To The Point Aja yang tayang di YouTube SindoNews, dikutip Rabu (17/12/2025).
Syarkawi mengatakan, saat ini akan ada proyek pemerintah senilai Rp51,8 triliun untuk membangun jalan, jembatan, dan infrastruktur lainnya. "Tapi kan tidak serta-merta teman-teman kita yang selama ini bekerja sebagai peternak, petani, tiba-tiba dikonversi menjadi pekerja buruh bangunan atau buruh di pekerjaan jalan dan jembatan itu, karena skill-nya berbeda. Ini yang harus dipikirkan," katanya.
Baca Juga: Soal Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Sumbar-Sumut, Pengamat Sarankan Tiru BRR Era SBY
Karena itu, Syarkawi menekankan perlunya kelembagaan untuk mengurus bencana ini. Menurutnya, kelembagaan itu juga harus benar. "Sehingga penggunaan anggaran yang 51,8 triliun itu benar-benar maksimal dan yang paling penting nggak ada kebocoran," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyampaikan perkiraan biaya untuk pemulihan pascabencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mencapai Rp 51,82 triliun. Hal itu ia sampaikan saat mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Posko Terpadu Penanganan Bencana Alam Aceh di Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Minggu (7/12/2025) malam.
"Kemudian kami laporkan ini secara nasional Bapak Presiden, dari Kementerian PU dengan penjumlahan dari 3 provinsi, estimasi yang diperlukan dana adalah sekian Bapak Presiden, Rp51,82 triliun," kata Suharyanto, dikutip Senin (8/12/2025).
"Ini kan banyak orang kehilangan pekerjaan, ya. Mau ke sawah nggak bisa karena sawahnya udah dipenuhi lumpur. Peternaknya juga seperti itu. Saya nggak tahu skema bantuan apa yang dipersiapkan oleh pemerintah sekarang untuk membantu masyarakat yang kehilangan pekerjaan ini," ujar Syarkawi dalam siniar atau podcast To The Point Aja yang tayang di YouTube SindoNews, dikutip Rabu (17/12/2025).
Syarkawi mengatakan, saat ini akan ada proyek pemerintah senilai Rp51,8 triliun untuk membangun jalan, jembatan, dan infrastruktur lainnya. "Tapi kan tidak serta-merta teman-teman kita yang selama ini bekerja sebagai peternak, petani, tiba-tiba dikonversi menjadi pekerja buruh bangunan atau buruh di pekerjaan jalan dan jembatan itu, karena skill-nya berbeda. Ini yang harus dipikirkan," katanya.
Baca Juga: Soal Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Sumbar-Sumut, Pengamat Sarankan Tiru BRR Era SBY
Karena itu, Syarkawi menekankan perlunya kelembagaan untuk mengurus bencana ini. Menurutnya, kelembagaan itu juga harus benar. "Sehingga penggunaan anggaran yang 51,8 triliun itu benar-benar maksimal dan yang paling penting nggak ada kebocoran," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyampaikan perkiraan biaya untuk pemulihan pascabencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mencapai Rp 51,82 triliun. Hal itu ia sampaikan saat mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Posko Terpadu Penanganan Bencana Alam Aceh di Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Minggu (7/12/2025) malam.
"Kemudian kami laporkan ini secara nasional Bapak Presiden, dari Kementerian PU dengan penjumlahan dari 3 provinsi, estimasi yang diperlukan dana adalah sekian Bapak Presiden, Rp51,82 triliun," kata Suharyanto, dikutip Senin (8/12/2025).
Dia mengatakan, angka estimasi itu masih dapat bertambah mengingat jumlah korban masih belum mencapai data final dan terus diperbarui. Dia menyebut untuk biaya pemulihan di wilayah Aceh mencapai Rp25,41 triliun. "Tentu saja, data ini belum akurat, Bapak Presiden, masih terus kami lengkapi. Kami berkoordinasi dengan Kementerian PU. Tadi dari Bapak Menteri PU khusus untuk Aceh saja, pemulihan sampai dengan saat ini (hingga) kondisi seperti semula membutuhkan anggaran Rp25,41 triliun," ujarnya.
(zik)