JAKARTA - Singapura secara resmi dinobatkan sebagai negara terkaya di dunia pada tahun 2025, mengukuhkan dominasi ekonominya di panggung global.

Berdasarkan metrik Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita, negara kota ini berhasil mencatatkan angka fantastis sebesar US$156.760, sebuah pencapaian yang memungkinkan menggeser pemegang takhta sebelumnya, Luksemburg, ke posisi kedua.

Seperti dilansir dari theindependent.sg (9/12) yang mengutip data dari Aviation A2Z, Singapura memimpin daftar elit tersebut dengan keunggulan tipis namun signifikan atas Luksemburg yang mencatatkan PDB per kapita sebesar US$152.920.

Sementara itu, wilayah administrasi khusus Macau menempati peringkat ketiga dengan angka US$134.040. Perhitungan ini didasarkan pada total output ekonomi negara dibagi dengan jumlah populasi, memberikan gambaran standar hidup dan produktivitas ekonomi makro yang tinggi.

Laporan tersebut menyoroti bahwa kekayaan Singapura tidak bergantung pada sumber daya alam, melainkan pada posisi strategisnya di jalur pelayaran utama dunia yang menjadikannya hub perdagangan internasional yang vital.

Faktor fundamental lain yang mendorong akumulasi kekayaan ini meliputi kebijakan pemerintah yang sangat pro-bisnis, stabilitas politik yang terjaga, sektor jasa keuangan yang tangguh, serta infrastruktur modern. Kombinasi faktor-faktor ini terus menjadi magnet kuat bagi perusahaan multinasional dan individu berkekayaan bersih tinggi (High Net Worth Individuals) untuk menanamkan modalnya di sana.

Di kawasan Asia Tenggara, hanya satu negara lain yang berhasil menembus daftar 10 besar dunia, yakni Brunei Darussalam. Kesultanan yang kaya minyak ini bertengger di peringkat kedelapan dengan PDB per kapita sebesar US$ 95.760.

Berbeda dengan Singapura, kekayaan Brunei masih didominasi oleh ekspor minyak dan gas alam, meskipun pemerintahnya kini tengah gencar melakukan diversifikasi ekonomi ke sektor produksi makanan halal, keuangan syariah, dan ekowisata. (SF)