Dokumentasi Ridwan Kamil mengikuti rakor Penanganan COVID-19 di Pesantren bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia melalui telekonferensi dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu 30 September 2020. /DOK. HUMAS PEMPROV JABAR
Dokumentasi Ridwan Kamil mengikuti rakor Penanganan COVID-19 di Pesantren bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia melalui telekonferensi dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu 30 September 2020. /DOK. HUMAS PEMPROV JABAR

Akun tersebut diunggah oleh @teluuur dengan cukup banyak komentar yang mendukung tudingan tersebut.

Ia menyebut bahwa tutup jarum suntik untuk melakukan tes vaksin Covid-19 kepada Ridwan Kamil tak dibuka.

Baca Juga: 5 Manfaat Berjemur dan Tips-tips untuk Tingkatkan Imunitas Tubuh dengan Sinar Matahari

"Padahal tutup jarum suntiknya belum dibuka, sebagai perbandingan cek story," tulisnya.


Menanggapi unggahan itu, delapan jam kemudian Ridwan Kamil melakukan klarifikasi bahwa ia tengah menggunakan jarum suntik modern bernama vacutainer.

"Alat ini namanya VACUTAINER mas @teluuur. Ada dua jarum: satu ke vena satu ke tabungnya. Yang terlihat seperti tutup itu, ya itulah tabung vacumnya. Teknologi baru dalam pengambilan darah. Beda dengan jarum suntik jadul yang biasa dipake," tulis Ridwan Kamil.

Baca Juga: Kebiasaan Menyirih Erat Kaitannya dengan Kanker Mulut? Simak Penjelasan Dosen FKG Unpad Ini

Ia menambahkan, bahwa unggahan milik @teluuur yang umumnya menyebarkan teori konspirasi terkait Covid-19 berasal dari orang tak berilmu.

"Posting dari yang tidak berilmu dikeproki oleh followernya yang sama-sama tidak pake ilmu. Kasian. Pikarunyaeun. Dimaafkan," pungkasnya.

Selain melakukan klarifikasi via akun Instagram miliknya, Ridwan Kamil pun sempat menyinggung hal serupa dalam akun Youtube Sekretariat Presiden yang diunggah pada Jumat 9 Oktober 2020.

Baca Juga: Bioskop Bakal Dibuka Walau Zona Merah, Ridwan Kamil: Gak Aman, Pemkot Bandung yang Bertanggung Jawab

Menurutnya, kini masyarakat Indonesia terbagi menjadi tiga kelompok.

"Kelompok satu masih denial gitu, masih enggak mau percaya. Percaya teori konspirasi, ini kelompok pertama jumlahnya masih ada. Kelompok dua udah nerima, kelompok dua sudah adaptasi," ujarnya.

Ia pun mendoakan agar setiap orang saat ini berada dalam kelompok ketiga yakni telah beradaptasi selama pandemi Covid-19 berlangsung.


Baca Juga: Lowongan Kerja Oktober 2020 : LPP RRI Seleksi Calon Anggota Dewan Pengawas, Simak Persyaratannya

"Nah kelompok yang kemarin mempertanyakan saya datang dari kelompok yang selalu tiap ada berita baik, berita harapan, oh ini mah konspirasi," ujarnya.

Ridwan Kamil memang menjadi salah satu relawan uji vaksin Covid-19 yang kini masih dilakukan kepada sejumlah orang.

Terkait tuduhan pengujian palsu yang dilontarkan kepadanya, Ridwan Kamil menegaskan bahwa ia disuntik memakai alat modern.

Baca Juga: Hakim Larang Aplikasi TikTok di Blokir di AS, Pemerintahan Donald Trump Ngotot Banding ke Pengadilan

"Intinya kan saya disuntik ambil darah kan setelah vaksinnya beres dua kali, saya juga tipe yang jadul kirain ambil darah itu pakai jarum suntik yang lama," ujarnya.

Namun persepsi para 'kaum konspirasi' tersebut, lanjutnya, menganggap bahwa pengujian masih dilakukan memakai jarum suntik tipe lama.

"Jarumnya satu panjang terus langsung ditarik disedot gitu kan, jadi kelihatan. Nah persepsi publik termasuk si geng yang mempertanyakan itu. Ternyata sekarang ada cara baru namanya Vacutainer ya," tambahnya.

Baca Juga: DLHK Kota Bandung: Volume Sampah Meningkat 3 Kali Lipat saat Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja

Berdasarkan penjelasannya, Vacutainer memiliki dua jarum yakni satu menusuk urat nadi vena sementara lainnya masuk ke tabung yang menempel.


"Terus kelihatan kayak ada tutupnya, tutup itulah yang membuat istilahnya vacum, supaya bebas dari infeksi. Nah, orang-orag tidak paham disangkanya saya bohong. Katanya itu darahnya kok tutupnya belum dibuka. Jadi memori dia pakai jarum suntik jadul dipakai mengomentari jarum suntik versi modern yang baru," jelasnya.

Ridwan Kamil menyatakan bahwa ada dua kacamata melihat Covid-19 saat ini.

Baca Juga: Geger! Bom Ranjau Darat Aktif Ditemukan Warga Sukapada Tasikmalaya, Diduga Peninggalan Zaman Perang

"Diposting (tuduhannya, red), melihat COVID kan dua kacamata. Pakai kacamata ilmiah orang belajar cari solusi. Pakai kacamata politik orang menunggu-nunggu kesalahan kan gitu," ujarnya.

Saat tuduhan diunggah oleh akun @teluuur, berkumpullah para haters yang dinilai sama-sama mempercayai teori konspirasi.

Ia kemudian segera mengklarifikasi tuduhan itu dengan menyebut @teluuur dalam unggahannya.

Baca Juga: Tak Perlu Repot Copy Paste, Ini Cara Membuat Stiker Nomor Rekening di WhatsApp

"Kan saya orang medsos tahu kalau ada posting, delapan jam harus klarifikasi. Tapi saya tag akunnya, dianya enggak gentle. Setelah ditag gak boleh mengomentari di akunnya dia. Saya bilang kalau enggak netral, tanya. Orang hari ini tuh kalau enggak ngerti, komen," tuturnya.

Gubernur Jawa Barat tersebut mengingatkan pentingnya nilai spiritualitas di tengah pandemi Covid-19. Dalam kesempatannya ia sempat menambahkan bahwa terdapat empat kelompok manusia dalam sisi agama.

"Ada empat kelompok manusia. Satu orang paham yang jadi referensi bu dokter lah ya. Dua ada orang paham tapi suka provokasi, ada kan orang-orang pinter tapi mengambil sisi buruk, yang ketiga ada orang awam mau belajar. Nah yang keempat ada orang awam yang merasa paham," tambahnya.


Baca Juga: Cerita Ridwan Kamil Ditelepon Jokowi Malam-malam karena Istilah Adaptasi Kebiasaan Baru

Ia pun menyinggung para musisi yang sebelumnya turut bersuara soal permasalahan Covid-19 di Indonesia.

"Jadi hari ini, maaf ya, musisi merasa lebih mengerti dari dokter, kan gitu. Saya bilang kalau sakit mah tanyanya ke dokter, kalau musik nanyanya ke musisi. Di situasi ini kelompok keempat ini banyak," ujarnya.