Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Tidak Ada Kategori

    India Berharap Dapat Porsi Terbesar Surplus Vaksin COVID-19 Amerika - tempo

    4 min read

    India Berharap Dapat Porsi Terbesar Surplus Vaksin COVID-19 Amerika
    Reporter:
    Non Koresponden
    Editor:
    Istman Musaharun Pramadiba
    Rabu, 28 April 2021 12:30 WIB
    Seorang pria membawa kayu melintas dekat jenazah korban Covid-19 yang akan di kremasi di New Delhi, India, 26 April 2021. Rumah sakit India kini penuh sesak kehabisan pasokan oksigen dan tempat tidur.. REUTERS/Adnan Abidi
    TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah India bergantung pada bantuan negara-negara tetangga untuk bisa bertahan dari pandemi COVID-19 yang memburuk di sana. Salah satunya adalah surplus vaksin COVID-19 yang dimiliki Amerika. Dikutip dari Channel News Asia, India berharap mendapat porsi terbesar dari 60 juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca milik Amerika yang akan didonasikan secara global.
    "Roda diplomasi, pendekatan WHO, serta pejabat tinggi kesehatan telah mengubah pemikiran mereka dan sekarang Amerika bersiap untuk memberikan vaksinya," ujar salah satu pejabat PM India Narendra Modi, Rabu, 28 April 2021.
    Pada Senin kemarin, Gedung Putih menyatakan bahwa 10 juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca sudah bisa didonasikan ke berbagai negara dalam beberapa pekan depan. Sisanya, akan didonasikan pada bulan Juni. India merupakan salah satu calon penerimanya.
    Seperti diketahui, India dalam situasi buruk saat ini. Gelombang kedua pandemi COVID-19 menimbulkan banyak kasus dan kematian dalam beberapa pekan terakhir. Per berita ini ditulis, India mencatatkan 17,9 juta kasus dan 201 ribu kematian akibat COVID-19. Per harinya, pertambahan kasus bisa mencapai 300 ribu lebih.
    ADVERTISEMENT
    Akibat gelombang kedua pandemi, sistem kesehatan India nyaris kolaps. Rumah sakit, misalnya, kewalahan menangani penambahan pasien karena jumlah mereka yang timpang dengan ketersediaan tempat tidur, ventilator, hingga tabung oksigen bantuan. Sementara itu, di krematorium, angka jenazah terus bertambah.
    Perdana Menteri India Narendra Modi menerima dosis COVAXIN, vaksin Covid-19 yang dikembangkan dalam negeri oleh Bharat Biotech India dan Dewan Riset Medis India, di rumah sakit All India Institute of Medical Sciences (AIIMS) di New Delhi , India, 1 Maret 2021.[Biro Informasi Pers India melalui REUTERS]
    Vaksinasi menjadi strategi PM India Narendra Modiuntuk mengendalikan situasi yang buruk itu. Namun, di saat bersamaan, produsen-produsen vaksin di India kekurangan bahan baku untuk menggenjot produksi vaksin. Alhasil, bantuan dari luar negeri, baik vaksin maupun peralatan medis, jadi andalan administrasi PM Modi.
    Sumber lain di pemerintahan India mengatakan bahwa PM Modi sudah berbicara dengan Joe Biden soal situasi di negaranya dan bantuan apa yang mereka harapkan dari Amerika. PM Modi, kata sumber itu, meminta bantuan bahan baku vaksin dan 35 persen jumlah vaksin AstraZeneca yang didonasikan.
    "Perdana Menteri kami telah diyakinkan bahwa India akan menjadi prioritas Amerika, namun rasio jumlah vaksin yang diterima masih diperbincangkan."
    "Kami juga menyakinkan Amerika bahwa begitu situasi pandemi COVID-19 menurun, kami akan menggenjot produksi dan distribusi vaksin ke negara lain," ujar sumber tersebut, menyinggug kesepakatan kerjasama the Quad (Amerika, India, Jepang, Australia) soal penanganan pandemi.
    Pemerintah India maupun Amerika belum mau menanggapi kabar dari kedua sumber.
    Sebelum pandemi di India meledak akibat gelombang kedua, India telah mengekspor dan mendonasikan lebih dari 66 juta dosis vaksin COVID-19. Hal itu terbantu kapasitas produksi mereka yang besar. Namun, situasi terbaru tidak memberikan mereka kemewahan serupa, terpaksa menghentikan ekspor untuk mendukung penanganan lokal.
    Komentar
    Additional JS