Menilik Kontroversi Drama Korea Racket Boys di Indonesia Halaman all - Kompas.
5 min read
Menilik Kontroversi Drama Korea Racket Boys di Indonesia Halaman all - Kompas.com
Mydramalist
Poster serial drakor terbaru, Racket Boys.
KOMPAS.com - Cabang olahraga bulu tangkis menjadi latar belakang kisah dalam drama televisi Korea Selatan, Racket Boys, yang ditayangkan oleh stasiun televisi SBS.
Inti alur cerita drama televisi tersebut, berpusat pada perjalanan klub bulu tangkis sebuah sekolah menengah di Haenam, Korea Selatan.
Sayangnya, memasuki penayangan episode kelima dari drama tersebut muncul kontroversi yang memicu kritik dari penonton, terutama asal Indonesia.
Dalam episode tersebut, dikisahkan tim pebulu tangkis junior mengalami perlakuan tidak menyenangkan ketika mengikuti sebuah kompetisi di Indonesia.
Kondisi yang kurang menguntungkan seperti akomodasi yang tidak nyaman serta sarana latihan yang layak digambarkan membuat berang karakter pelatih dalam drama televisi tersebut.
Permasalahan muncul akibat dialog yang disampaikan karakter pelatih tim bulu tangkis Korea Selatan, yang menuding panitia turnamen atau tuan rumah berupaya menjegal prestasi atlet asuhannya.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Beberapa adegan serta dialog yang disampaikan ada episode 5 drakor tersebut memunculkan kesan diskriminatif sehingga berujung adanya kritik serta serbuan komentar dari netizen asal Indonesia.
Dilansir dari laman Korea Times, sikap serta ucapan karakter pelatih dalam drama tersebut dianggap merendahkan bangsa Indonesia.
Saluran televisi SBS, disebut telah menyampaikan permintaan maaf terkait adanya penggambaran negatif dari Indonesia yang diceritakan menjadi negara tuan rumah kompetisi dalam drama produksinya.
Serangan netizen terhadap kontroversi Racket Boys kembali meletup setelah akun Instagram resmi BWF mengunggah potongan video drama Korea Selatan tersebut.
Terlepas dari penggambaran negatif dalam drama Racket Boys produksi saluran televisi SBS asal Korea Selatan, Indonesia memiliki sejarah panjang menggelar kejuaraan tangkis di berbagai tingkat.
Bahkan ajang Indonesia Open menjadi salah satu dari hanya tiga turnamen dunia yang mendapat predikat Super 1000 dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
Lihat Foto
GARRY ANDREW LOTULUNG/KOMPAS.COM
Pasangan ganda putara Korea Selatan, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong, mengembalikan kok dari pasangan Indonesia, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, pada babak pertama BCA Indonesia Open Superseries Premier 2016 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Pebulu tangkis asal Korea Selatan pun, tercatat mampu meraih gelar juara dalam gelaran tersebut dalam 10 edisi penyelenggaraan terakhir sejak 2011.
Catatan prestasi tersebut bahkan membuat sejumlah pebulu tangkis asal Korea Selatan, mempunyai penggemar di Tanah Air.
Salah satunya adalah Lee Yong-dae, peraih empat gelar juara Indonesia Open di nomor ganda putra sepanjang kariernya.
Dalam sebuah wawancara pada 2019 dengan Youtuber Jang Hansol, Yong-dae menyebut Indonesia merupakan negara yang ramah ketika menjadi tuan rumah kompetisi bulu tangkis dunia.
Pernyataan peraih medali emas Olimpiade 2008 di nomor ganda campuran bersama Lee Hyo-jung itu, kemudian menjadi salah satu pembanding bagi netizen asal Indonesia terkait kontroversi drama Racket Boys.
Belum ada keterangan lebih lanjut apakah Indonesia akan kembali dimunculkan dalam drama Racket Boys dalam episode mendatang.
Namun, netizen asal Indonesia masih terlihat menyampaikan kekecewaan mereka melalui berbagai platform media sosial maupun laman terkait drama tersebut.
Baca berikutnya
MydramalistPoster serial drakor terbaru, Racket Boys.
KOMPAS.com - Cabang olahraga bulu tangkis menjadi latar belakang kisah dalam drama televisi Korea Selatan, Racket Boys, yang ditayangkan oleh stasiun televisi SBS.
Inti alur cerita drama televisi tersebut, berpusat pada perjalanan klub bulu tangkis sebuah sekolah menengah di Haenam, Korea Selatan.
Sayangnya, memasuki penayangan episode kelima dari drama tersebut muncul kontroversi yang memicu kritik dari penonton, terutama asal Indonesia.
Dalam episode tersebut, dikisahkan tim pebulu tangkis junior mengalami perlakuan tidak menyenangkan ketika mengikuti sebuah kompetisi di Indonesia.
Kondisi yang kurang menguntungkan seperti akomodasi yang tidak nyaman serta sarana latihan yang layak digambarkan membuat berang karakter pelatih dalam drama televisi tersebut.
Permasalahan muncul akibat dialog yang disampaikan karakter pelatih tim bulu tangkis Korea Selatan, yang menuding panitia turnamen atau tuan rumah berupaya menjegal prestasi atlet asuhannya.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Beberapa adegan serta dialog yang disampaikan ada episode 5 drakor tersebut memunculkan kesan diskriminatif sehingga berujung adanya kritik serta serbuan komentar dari netizen asal Indonesia.
Dilansir dari laman Korea Times, sikap serta ucapan karakter pelatih dalam drama tersebut dianggap merendahkan bangsa Indonesia.
Saluran televisi SBS, disebut telah menyampaikan permintaan maaf terkait adanya penggambaran negatif dari Indonesia yang diceritakan menjadi negara tuan rumah kompetisi dalam drama produksinya.
Serangan netizen terhadap kontroversi Racket Boys kembali meletup setelah akun Instagram resmi BWF mengunggah potongan video drama Korea Selatan tersebut.
Terlepas dari penggambaran negatif dalam drama Racket Boys produksi saluran televisi SBS asal Korea Selatan, Indonesia memiliki sejarah panjang menggelar kejuaraan tangkis di berbagai tingkat.
Bahkan ajang Indonesia Open menjadi salah satu dari hanya tiga turnamen dunia yang mendapat predikat Super 1000 dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
Lihat FotoGARRY ANDREW LOTULUNG/KOMPAS.COM
Pasangan ganda putara Korea Selatan, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong, mengembalikan kok dari pasangan Indonesia, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, pada babak pertama BCA Indonesia Open Superseries Premier 2016 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Pebulu tangkis asal Korea Selatan pun, tercatat mampu meraih gelar juara dalam gelaran tersebut dalam 10 edisi penyelenggaraan terakhir sejak 2011.
Catatan prestasi tersebut bahkan membuat sejumlah pebulu tangkis asal Korea Selatan, mempunyai penggemar di Tanah Air.
Salah satunya adalah Lee Yong-dae, peraih empat gelar juara Indonesia Open di nomor ganda putra sepanjang kariernya.
Dalam sebuah wawancara pada 2019 dengan Youtuber Jang Hansol, Yong-dae menyebut Indonesia merupakan negara yang ramah ketika menjadi tuan rumah kompetisi bulu tangkis dunia.
Pernyataan peraih medali emas Olimpiade 2008 di nomor ganda campuran bersama Lee Hyo-jung itu, kemudian menjadi salah satu pembanding bagi netizen asal Indonesia terkait kontroversi drama Racket Boys.
Belum ada keterangan lebih lanjut apakah Indonesia akan kembali dimunculkan dalam drama Racket Boys dalam episode mendatang.
Namun, netizen asal Indonesia masih terlihat menyampaikan kekecewaan mereka melalui berbagai platform media sosial maupun laman terkait drama tersebut.
Baca berikutnya