Ada Warning WHO Soal Campur-campur Vaksin Corona - CNBC Indonesia
2 min read
Ada Warning WHO Soal Campur-campur Vaksin Corona
Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
News
13 July 2021 07:50
Foto: Logo World Health Organization (WHO) (AP Photo/Anja Niedringhaus)
Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan kekhawatirannya mengenai tren mencampurkan vaksin Covid-19 yang berbeda di beberapa negara. Organisasi PBB itu mengingatkan bahwa metode tersebut seharusnya membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Dalam sebuah konferensi pers, kepala peneliti WHO Soumaya Swaminathan bahkan menyebut bahwa mencampur-campurkan vaksin yang berbeda ini merupakan tren yang berbahaya.
Pilihan Redaksi
Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
News
13 July 2021 07:50
Foto: Logo World Health Organization (WHO) (AP Photo/Anja Niedringhaus)Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan kekhawatirannya mengenai tren mencampurkan vaksin Covid-19 yang berbeda di beberapa negara. Organisasi PBB itu mengingatkan bahwa metode tersebut seharusnya membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Dalam sebuah konferensi pers, kepala peneliti WHO Soumaya Swaminathan bahkan menyebut bahwa mencampur-campurkan vaksin yang berbeda ini merupakan tren yang berbahaya.
Pilihan Redaksi
"Jadi itu adalah tren yang berbahaya ketika masyarakat mulai mencampurkan vaksin yang berbeda dimana hal itu masih memiliki bukti dan data yang terbatas," ujarnya dalam konferensi pers WHO, Senin (13/7/2021).
Lebih lanjut, ia juga mengingatkan bahwa metode itu berpotensi menimbulkan sesuatu yang sangat parah ketika masyarakat mulai berpikir sendiri mengenai vaksin apa yang akan mereka ambil dalam dosis berikutnya.
"Itu akan menjadi situasi yang chaos ketika masyarakat mulai berpikir mengenai vaksin mana yang akan mereka ambil dalam dosis kedua, ketiga, atau bahkan keempat."
Sebelumnya metode mencampurkan vaksin telah memenuhi uji klinis di beberapa negara. Thailand misalnya,menggunakan Vaksin AstraZeneca untuk dosis kedua bagi mereka yang menerima vaksin Sinovac sebagai dosis pertama.
RI sendiri juga akan memberikan booster vaksin kepada para nakes yang sebelumnya sudah diberikan vaksin Sinovac. Mereka akan diberikan vaksin Moderna dari AS.
[Category Opsi Informasi, Kesehatan]
[Tags Featured, WHO, Coronavirus, Covid-19, Vaksin Covid-19]
Lebih lanjut, ia juga mengingatkan bahwa metode itu berpotensi menimbulkan sesuatu yang sangat parah ketika masyarakat mulai berpikir sendiri mengenai vaksin apa yang akan mereka ambil dalam dosis berikutnya.
"Itu akan menjadi situasi yang chaos ketika masyarakat mulai berpikir mengenai vaksin mana yang akan mereka ambil dalam dosis kedua, ketiga, atau bahkan keempat."
Sebelumnya metode mencampurkan vaksin telah memenuhi uji klinis di beberapa negara. Thailand misalnya,menggunakan Vaksin AstraZeneca untuk dosis kedua bagi mereka yang menerima vaksin Sinovac sebagai dosis pertama.
RI sendiri juga akan memberikan booster vaksin kepada para nakes yang sebelumnya sudah diberikan vaksin Sinovac. Mereka akan diberikan vaksin Moderna dari AS.
[Category Opsi Informasi, Kesehatan]
[Tags Featured, WHO, Coronavirus, Covid-19, Vaksin Covid-19]