Disebut Lebih Buruk dari Google, AS juga Bakal Gugat Apple?
Jakarta, CNBC Indonesia - Apple diperkirakan akan jadi target berikutnya pemerintah Amerika Serikat dalam tindakan keras pada para perusahaan teknologi. Salah satunya terjadi dengan Google yang dituntut sekelompok jaksa agung di negara bagian AS.
Perkiraan itu diungkapkan oleh CEO IAC, Joey Levin. Dia percaya "Apple jadi yang berikutnya, dan saya pikir Apple dalam banyak hal lebih buruk dari Google".
Levin mengatakan Apple memaksakan perusahaan masuk dalam sistem. Produsen iPhone dikatakan melakukan monopoli, ungkap Levin yang perusahaannya mengoperasikan properti internet seperti Angi yang terdapat di App Store.
"Mereka memonopoli, tidak ada jalan lain, biayanya selangit dan mengalir ke semua orang," kata dia, dikutip CNBC Internasional, Senin (12/7/2021).
Soal biaya ini, Apple tetap bersikukuh mempertahankan kebijakan. Perusahaan mengatakan uang yang didapat dari biaya komisi digunakan untuk melakukan pemeliharaan dan mengamankan App Store, yang artinya menguntungkan pembuat aplikasi juga.
Levin juga mendukung para jaksa agung yang menggugat Google. Sementara itu Apple dan Google tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Apple telah diajukan tuntutan hukum karena antimonopoli dan mengambil potongan besar dari pengembang aplikasi. Ini berasal dari pembayaran dalam aplikasi oleh konsumen.
Selain itu perusahaan juga dituding pilih kasih pada aplikasi buatan sendiri daripada pesaing.
Pada bulan Mei, Ketua IAC dan Expedia, Barry Diller mengungkapkan Apple membebani perusahaan yang aplikasinya ada di App Store. Dia menyebut cara Apple menjijikkan.
Apple sendiri mengambil komisi mencapai 30% jika ada transaksi dalam aplikasi pada perusahaan besar. Sementara pengembang kecil ditentukan komisi pada Apple sebesar 15%.
Sebagai informasi Jaksa Agung dari 36 negara bagian dan District of Columbia menuntut Google dalam gugatan antimonopoli. Gugatan terakhir jadi keempat kalinya yang diterima Google dari pejabat pemerintah hanya dalam waktu satu tahun terakhir.
Menurut Google, dalam unggahan di blog resminya, tindakan tersebut mengabaikan pilihan Android Google dan Play Store.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar