Eropa Selidiki Radang Ginjal Efek Samping Vaksin Pfizer dan Moderna - Tempo

 

Eropa Selidiki Radang Ginjal Efek Samping Vaksin Pfizer dan Moderna

Reporter:

Tempo.co

Editor:

Dewi Rina Cahyani

Jumat, 13 Agustus 2021 07:57 WIB
Eropa Selidiki Radang Ginjal Efek Samping Vaksin Pfizer dan Moderna
Sebuah botol berlabel vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech pada 19 Maret 2021. Perkiraan laba bersih yang diraup oleh BioNTech pada Q2 naik menjadi 2,8 miliar euro berkat penjualan vaksin COVID-19 buatannya. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration//File Photo

TEMPO.COJakarta - Komite Keamanan Badan Obat Eropa atau EMA berencana menyelidiki dampak yang ditimbulkan oleh vaksin Pfizer dan Moderna. Sejumlah kecil orang yang telah mendapat vaksin Covid-19 berbasis mRNA mengeluhkan tiga kondisi.

Dampak yang dirasakan setelah mendapat suntikan adalah eritema multiforme, suatu bentuk reaksi alergi pada kulit. Selain itu glomerulonefritis atau radang ginjal dan sindrom nefrotik, gangguan ginjal yang ditandai dengan kehilangan protein urin berat.

Pfizer dan Moderna yang merupakan pemasok terbesar vaksin Covid-19 ke Uni Eropa tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters.

Advertising
Advertising

Lebih dari 43,5 juta dosis vaksin Moderna, Spikevax, telah diberikan di Wilayah Eropa pada 29 Juli. Sedangkan vaksin Pfizer telah diberikan sekitar 330 juta dosis.

Bulan lalu, EMA menemukan kemungkinan hubungan antara peradangan jantung yang sangat langka dari vaksin mRNA. Namun regulator Eropa dan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menekankan bahwa manfaat dari vaksin ini lebih besar daripada risiko apa pun.

Belum jelas benar berapa banyak kasus yang terjadi akibat pemberian vaksin Pfizer dan Moderna ini. Meski demikian EMA tidak merekomendasikan perubahan pada pelabelan vaksin.

Pada Juli lalu, EMA juga menemukan kemungkinan hubungan antara peradangan jantung yang sangat langka dan vaksin Pfizer - BioNTech dan Moderna untuk Covid-19. Kondisi miokarditis dan perikarditis, harus terdaftar sebagai efek samping dari dua vaksin mRNA, menurut EMA. Badan itu menambahkan bahwa kasus seperti itu terutama terjadi dalam 14 hari setelah inokulasi.

Menurut EMA, kasus terjadi lebih sering setelah dosis kedua dan pada pria dewasa yang lebih muda. Ini sejalan dengan temuan AS bulan lalu. Gejala dari kondisi tersebut termasuk sesak napas, jantung berdebar dan nyeri dada.

REUTERS

Baca Juga

Komentar