Kontroversi Senam Olimpiade 2020: Atlet Israel 'Dikasih' Emas Agar Rusia Kalah - Kumparan
3 min read
Kontroversi Senam Olimpiade 2020: Atlet Israel 'Dikasih' Emas Agar Rusia Kalah
Peraih medali emas Linoy Ashram dari Israel di Olimpiade Tokyo 2020. Foto: Lisi Niesner/REUTERS
Kontroversi terjadi di cabang olahraga senam Olimpiade 2020. Ini terkait atlet Israel, Linoy Ashram, yang berhasil menyabet medali emas nomor Women's rhythmic individual all-around.
ADVERTISEMENT
Protes datang dari pihak Rusia (ROC). Kepala pelatih tim senam Rusia, Irina Viner-Usmanova, menuding bahwa para juri sengaja memenangkan Ashram agar Rusia tidak menang.
Situasinya, Dina Averina yang mewakili ROC mendominasi pada babak kualifikasi. Kemudian, Ashram-lah yang dinyatakan sebagai pesenam terbaik di babak final dan berhak menggondol emas.
Padahal, menurut Viner-Usmanova, Ashram melakukan kesalahan fatal yang mestinya itu membuatnya tak layak mendapat emas. Jadi, dia berpikir bahwa para juri hanya mencoba untuk membuat ROC tak mendapat emas.
Peraih medali emas Linoy Ashram dari Israel di Olimpiade Tokyo 2020. Foto: Lisi Niesner/REUTERS
"Ini adalah kesalahan [penilaian] yang terang-terangan dan ketidakadilan yang mencolok yang telah direncanakan sebelumnya. Sebuah kesalahan yang tidak ada hubungannya dengan olahraga bersih. Itu sama saja dengan doping atau suap kepada juri," Viner-Usmanova kepada RT.
ADVERTISEMENT
"Jenis kesalahan yang dilakukan gadis Israel di akhir aksinya dalam keadaan apa pun tidak meninggalkan peluang untuk mengambil emas. Kesalahan itu mencolok dan itu tidak diabaikan begitu saja," tambahnya.
Kesalahan yang dimaksud adalah Ashram menjatuhkan pita dalam aksinya. Di sisi lain, Viner-Usmanova menilai aksi Averina lebih sempurna.
Namun akhirnya, juri memberi poin 107.800 untuk atlet Israel itu. Di sisi lain, Averina hanya merengkuh 107.650 dan berhak atas perak. Viner-Usmanova menyebut hasil tersebut sebagai aib penilaian yang jelas dan cara yang tidak adil dan paling menjijikkan.
"Saya pikir kami harus mengajukan banding ke Thomas Bach (Presiden Komite Olimpiade Internasional). Namun mengingat penilaian seperti itu, saya pribadi berpikir bahwa olahraga seperti senam ritmik tidak akan menjadi bagian dari keluarga Olimpiade di masa depan," katanya.
ADVERTISEMENT
"Dina Averina bisa saja mengukir sejarah sebagai juara Olimpiade yang sesungguhnya, yang tampil jujur, tetapi dijatuhkan oleh juri," pungkas Viner-Usmanova.
***
[Category Opsi Informasi, Olahraga]
[Tags Featured, Olimpiade Tokyo, Olimpiade 2020]
Peraih medali emas Linoy Ashram dari Israel di Olimpiade Tokyo 2020. Foto: Lisi Niesner/REUTERSKontroversi terjadi di cabang olahraga senam Olimpiade 2020. Ini terkait atlet Israel, Linoy Ashram, yang berhasil menyabet medali emas nomor Women's rhythmic individual all-around.
ADVERTISEMENT
Protes datang dari pihak Rusia (ROC). Kepala pelatih tim senam Rusia, Irina Viner-Usmanova, menuding bahwa para juri sengaja memenangkan Ashram agar Rusia tidak menang.
Situasinya, Dina Averina yang mewakili ROC mendominasi pada babak kualifikasi. Kemudian, Ashram-lah yang dinyatakan sebagai pesenam terbaik di babak final dan berhak menggondol emas.
Padahal, menurut Viner-Usmanova, Ashram melakukan kesalahan fatal yang mestinya itu membuatnya tak layak mendapat emas. Jadi, dia berpikir bahwa para juri hanya mencoba untuk membuat ROC tak mendapat emas.
Peraih medali emas Linoy Ashram dari Israel di Olimpiade Tokyo 2020. Foto: Lisi Niesner/REUTERS"Ini adalah kesalahan [penilaian] yang terang-terangan dan ketidakadilan yang mencolok yang telah direncanakan sebelumnya. Sebuah kesalahan yang tidak ada hubungannya dengan olahraga bersih. Itu sama saja dengan doping atau suap kepada juri," Viner-Usmanova kepada RT.
ADVERTISEMENT
"Jenis kesalahan yang dilakukan gadis Israel di akhir aksinya dalam keadaan apa pun tidak meninggalkan peluang untuk mengambil emas. Kesalahan itu mencolok dan itu tidak diabaikan begitu saja," tambahnya.
Kesalahan yang dimaksud adalah Ashram menjatuhkan pita dalam aksinya. Di sisi lain, Viner-Usmanova menilai aksi Averina lebih sempurna.
Namun akhirnya, juri memberi poin 107.800 untuk atlet Israel itu. Di sisi lain, Averina hanya merengkuh 107.650 dan berhak atas perak. Viner-Usmanova menyebut hasil tersebut sebagai aib penilaian yang jelas dan cara yang tidak adil dan paling menjijikkan.
"Saya pikir kami harus mengajukan banding ke Thomas Bach (Presiden Komite Olimpiade Internasional). Namun mengingat penilaian seperti itu, saya pribadi berpikir bahwa olahraga seperti senam ritmik tidak akan menjadi bagian dari keluarga Olimpiade di masa depan," katanya.
ADVERTISEMENT
"Dina Averina bisa saja mengukir sejarah sebagai juara Olimpiade yang sesungguhnya, yang tampil jujur, tetapi dijatuhkan oleh juri," pungkas Viner-Usmanova.
***
[Category Opsi Informasi, Olahraga]
[Tags Featured, Olimpiade Tokyo, Olimpiade 2020]