13 Hal yang Bisa Dilakukan Saat Lebih Pintar dari Atasan, Masalah Klasik di Lingkungan Kerja - Pikiran-Rakyat.com
PIKIRAN RAKYAT – Subordinasi maksimum dari atasan di lingkungan kerja bisa membuat seseorang tenggelam dalam kebimbangan, keterkekangan pikiran, dan kehilangan jati diri.
Tanpa berpanjang-panjang dengan paragraf penuh basa-basi, berikut ini sejumlah hal yang bisa dilakukan jika Anda situasi menunjukkan bahwa lebih cerdas dari atasan.
1. Jangan terlihat lebih pintar
Prinsip utamanya adalah jangan pernah memperlihatkan diri bahwa Anda lebih pintar dari atasan di hadapannya. Apalagi dilakukan di hadapan orang lain saat atasan juga berada di ruang yang sama.
Tidak semua atasan senang punya bawahan dengan kemampuan menyelesaikan malasah atau segunung gagasan yang lebih baik darinya.
Menahan godaan untuk mengutarakan solusi dan terlihat lebih pintar dari atasan memang teramat berat. Namun, sebaiknya simpan semua untuk diri sendiri dan cukup ceritakan segala ide itu dengan rekan sebaya atau pegawai junior.
2. Hindari kepemimpinan korup
Lord Acton, guru besar sejarah modern di Uneversitas Cambridge yang hidup pada abad ke-19 pernah berkata, “Power tends to corrupt. Absolute power corrupt absolutely (kekuasaan cenderung korup. Kekuasaan yang absolut cenderung korup secara absolut pula)."
Kepemimpinan yang bertindak tanpa kontrol dan menutup segala ruang berpendapat dari subordinasinya adalah bentuk embrio dari korupnya lingkungan kerja.
Jika berada terlalu lama dalam lingkungan seperti itu, pertimbangkan pilihan untuk hengkang.
3. Bekerja dalam senyap
“The loudest one in the room is the weakest one in the room.” Demikianlah salah satu kalimat penuh makna yang Frank Lucas (Denzel Washington) katakan dalam film American Gangster.
Tetapah bekerja dan diam sediam-diamnya saat berada di lingkungan kerja. Tak perlu selalu mengumumkan apa yang sedang dilakukan, apa yang sudah dicapai, atau apa yang harus dilakukan. Apalagi dilakukan dengan tujuan menjilat.
Seringnya, pendapat seseorang yang berada di luar lingkungan kekuasaan tidak didengar dan menguap sia-sia. Bekerja sebaik mungkin dan biarkan prestasi yang berbicara.
4. Belajar dari pengalaman

Seringnya, sejarah adalah tempat terakhir bagi manusia dalam mencari pelajaran. Ambil hikmah dari pengalaman selama masa bekerja. Jadikan pekerja senior sebagai cerminan seperti apa perkembangan karier Anda selama tahun-tahun mendatang.
5. Jangan dilawan
Bekerjalah dengan para atasan inkompeten yang mendapatkan posisinya hanya karena privilege. Jangan musuhi mereka, musuhi sistemnya. Kemampuan Anda berstrategi akan banyak menentukan seperti apa keseharian di tempat kerja.
Ambilah tindakan seperti layaknya seorang pemimpin saat ada peluang tetapi harus tetap dilakukan dalam senyap.
6. Jangan umumkan ketidaksetujuan
Menyatakan dengan lantang di hadapan umum bahwa Anda tidak sepaham dengan atasan terhadap suatu hal adalah tindakan keliru.
Akan tetapi, bukan berarti Anda harus selalu menyuarakan persetujuan. Sikap demikian adalah benih-benih lahirnya mental penjilat.
Jika memang ada hal yang bertentangan dengan atasan, sampaikan secara empat mata dan tetap santun.
7. It’s just business, nothing personal

Tempatkan diri dengan bijak, kapan harus bersikap profesional dan kapan harus bertindak dalam koridor personal.
Pikiran yang kerap muncul di kepala banyak karyawan soal atasan yang inkompeten adalah, “Bagaimana caranya dia bisa sampai di posisi tersebut?”
Pilihannya, apakah Anda mau menghabiskan energi hanya untuk memikirkan hal itu atau memakainya untuk hal lain yang lebih produktif.
8. Tetap jadi sosok berguna
Tetaplah memberi manfaat sebanyak mungkin bagi siapa saja di lingkungan kerja, baik untuk atasan atau pekerja junior. Temukan kelemahan dalam sistem kerja dan gunakan kelebihan Anda untuk mengatasinya.
9. Berbicara tenang
Saat berkomunikasi dengan siapa pun, baik lisan atau tulisan, hindari diksi negatif dan intonasi tinggi. Tetaplah netral sehingga orang lain yang jadi komunikan tidak bisa menebak jalan pikiran Anda.
10. Jangan bergosip tentang bos
Hindari obrolan yang mengarah pada mengjunjingkan atasan. Cukuplah jadi pendengar. Tak peduli seberapa inkompetennya atasan, membicarakan kekurangan orang lain akan menjadi bumerang bagi diri sendiri.

Bergosip juga bisa membuat pekerja lain menilai buruk perilaku Anda. Ujungnya, karier jadi tersendat atau dimutasi ke tempat lain.
11. Kembangankan diri di tempat lain
Terus asah kemampuan dan kecakapan dengan mengikuti banyak pelatihan di tempat lain atau membaca banyak referensi.
Berfokuslah pada kepastian karier dan masa depan sendiri. Memikirkan segala tindakan atasan hanya akan membuat Anda kelelahan seara mental.
12. Gunakan langkah legal
Jika tak terhindarkan lagi untuk melaporkan perilaku atasan yang menyimpang, gunakan jalur legal. Hal-hal yang bisa dipakai misalnya peraturan ketenagakerjaan, kontrak kerja, atau aturan hubungan industri internal perusahaan.
Jangan menyerang atasan dengan tuduhan tanpa bukti. Karena dengan posisinya, mereka bisa dengan mudah menyanggah.
13. Keluar
Saat kemampuan Anda tidak dihargai dengan selayaknya, keluar.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar