Pilihan

Banyuasin Didorong jadi Sentra Tanaman Porang di Indonesia - tempo

 

Banyuasin Didorong jadi Sentra Tanaman Porang di Indonesia

Reporter:
Editor:

Rr. Ariyani Yakti Widyastuti

Petani porang (Amorphophallus oncophyllus) Fachril Murad menunjukkan tanaman budidayanya dalam polybag di Padang, Sumatera Barat, Selasa, 20 April 2021. ANTARA
Petani porang (Amorphophallus oncophyllus) Fachril Murad menunjukkan tanaman budidayanya dalam polybag di Padang, Sumatera Barat, Selasa, 20 April 2021. ANTARA

TEMPO.COPalembang - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menargetkan Kabupaten Banyuasin bisa menjadi sentra tanaman porang di Indonesia. "Apalagi jika dilihat, sejauh ini budidaya porang sangat menjanjikan,” tuturnya, Sabtu, 11 September 2021. Banyuasin sebelumnya sudah dikenal sebagai sentra padi.

Herman menjelaskan, Banyuasin adalah satu dari tiga wilayah kabupaten atau kota yang didorong pemerintah daerah untuk membudidayakan tanaman porang yang kini sangat diminati pasar global. Adapun tiga wilayah lainnya adalah Ogan Ilir, Muara Enim, dan Prabumulih.

Saat ini, kata Herman, sudah banyak petani yang mau menanam porang karena memang prospeknya sangat baik ke depan. Minat besar dari petani untuk membudidayakan porang salah satunya karena potensi keuntungan besar yang didapat.

Ketua Asosiasi Petani Porang Sumatera Selatan, Rabik, menyebutkan, dengan nilai penjualan bisa tiga kali lipat dari modal, tak sedikit yang akhirnya berminat terjun menangani tanaman porang.

“Harga jual porang Rp 6.000 per kilogram, sementara modal diperkirakan hanya Rp 2.000 per kilogram. Dengan selisih harga ini maka berpotensi menambah pendapatan petani,” kata dia.

Apalagi Sumatera Selatan masih punya peluang yang besar untuk pertanian porang. Sebab, baru 100 hektare luas wilayah yang digunakan untuk budi daya porang dengan jumlah petani sekitar 35 orang.


Petani porang (Amorphophallus oncophyllus) Fachril Murad menunjukkan tanaman budidayanya dalam polybag di Padang, Sumatera Barat, Selasa, 20 April 2021. ANTARA
Petani porang (Amorphophallus oncophyllus) Fachril Murad menunjukkan tanaman budidayanya dalam polybag di Padang, Sumatera Barat, Selasa, 20 April 2021. ANTARA

Porang dapat diolah menjadi panganan pengganti beras, yakni bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, dan bahan untuk pembuatan lem atau jelly karena umbi porang banyak mengandung glucomannan berbentuk tepung.

Glucomannan merupakan serat alami yang larut dalam air biasa digunakan sebagai bahan tambahan pangan, dan sebagai emulsifier atau pengental, bahkan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lem ramah lingkungan dan pembuatan komponen pesawat terbang.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Sumatera Selatan, Rudi Arpian, mengatakan, petani karet dapat memanfaatkan tanaman ini disela-sela tanamannya karena harga umbi porang terbilang mahal meski dapat dipanen setelah dua tahun.

Ia menambahkan, proses penanaman porang ini pun tidak sulit. "Tidak membutuhkan biaya yang tinggi dan lahan yang luas, berbeda dengan sawit, karet dan buah kelapa,” kata dia.

Selama ini Sumatera Selatan baru mengirimkan porang ke dalam negeri, khususnya ke Pulau Jawa, padahal Indonesia sudah mengekspor komoditas tersebut ke 22 negara. Tanaman porang tengah digandrungi masyarakat global khususnya Asia Pasifik dan Eropa dan bernilai ekonomi tinggi.

ANTARA

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek